Ribuan Kendaraan Arah Puncak Diminta Balik Arah, Posko Ditambah
Kendaraan pelat nomor polisi B paling banyak melintas di pos penyekatan Simpang Gadog menuju obyek wisata Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Petugas gabungan di posko penyekatan Covid-19 di Simpang Gadog memutarbalikkan ribuan kendaraan yang hendak berwisata ke kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Untuk pengawasan ketat lain, Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor menambah lima titik posko untuk mengawasi arus mobilitas kendaraan yang hendak berwisata ke sejumlah kawasan di Bogor.
Kepala Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Besar Harun mengatakan, untuk mencegah penularan luas virus korona, Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor menambah lima titik pengawasan dari sebelumnya ada sembilan titik.
”Potensi kedatangan wisata ke Bogor terutama pada momen libur Lebaran tahun ini perlu diantisipasi. Kami tambah lima titik di sejumlah kawasan menuju obyek-obyek wisata Bogor. Titik sekat baru ini untuk mengawasi arus mobilitas kendaraan. Kami tidak ingin ada lonjakan kasus,” kata Harun, Jumat (14/5/2021).
Penambahan posko penyekatan dan pengawasan ini tidak hanya untuk menekan mobilitas kendaraan saat momen liburan, tetapi juga untuk memperkuat pengawasan saat arus balik nanti. Adapun lima titik sekat dan pengawasan tambahan berada di Sukamakmur, kawasan sirkuit Sentul, kawasan Gunung Salak Endah, dan kawasan Tamarsari.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor Agus Ridho mengatakan, jika dibandingkan dua hari terakhir, pada Jumat ini kendaraan yang masuk ke kawasan wisata puncak cukup banyak, terutama di titik sekat Simpang Gadog dan di kawasan Sirkuit Sentul.
Berdasar data Satlantas Polres Bogor, hingga Jumat pukul 19.00, ada sekitar 2.000 kendaraan diminta balik arah. ”Data terakhir pada siang tadi di Simpang Gadog ada 700 kendaraan yang petugas putar balikkan. Lalu di Sirkuit Sentul ada 1.200 kendaraan diputarbalikkan. Ini data terus berjalan, bisa dua kali lipat ini kendaraan yang diputarbalikkan,” kata Agus.
Dari pantauan Kompas, kendaraan menuju kawasan Puncak didominasi pelat nomor polisi B. Jumlah kendaraan yang diputarbalikkan diperkirakan jauh lebih banyak dari data petugas lapangan. Petugas yang mengawasi mobilitas arus kendaraan tidak lagi melihat syarat surat negatif tes swab antigen atau sertifikat vaksinasi.
Kendaraan yang terdeteksi plat nopol luar Bogor langsung diputarbalikkan. Situasi itu membuat sejumlah pengendara tampak kesal dan marah kepada petugas. Hingga pukul 19.00 arus mobilitas kendaraan cukup tinggi. Petugas masih memutarbalikkan kendaraan berpelat nomor polisi luar Bogor.
”Kami petugas gabungan berupaya untuk maksimal agar di kawasan puncak tidak terjadi kerumunan atau kepadatan pengunjung. Memang penyekatan ini menyebabkan antrean panjang, tetapi ini konsekuensinya. Jika tak mau terjebak macet dan diputarbalikkan, kami imbau untuk tidak berwisata. Kami tahan dulu, kondisi belum aman,” kata Agus.
Saat ini, Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor juga berencana membuat pos mobile untuk memeriksa tes antigen acak kepada wisatawan di sejumlah titik kawasan obyek wisata pada Sabtu (15/5/2021) pagi. Tidak hanya itu, petugas satpol PP juga akan tetap patroli memantau pengunjung agar protokol kesehatan ketat dijalankan.
Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin mengimbau warga luar Bogor patuh pada aturan pembatasan berwisata ke kawasan Bogor. Aturan itu berdasarkan keputusan dan kesepakatan bersama kepala daerah Jabodetabek-Cianjur, untuk mencegah potensi tinggi penularan Covid-19.
Akibat penyekatan mobilitas kendaraan, obyek wisata seperti Taman Safari tidak seramai tahun-tahun sebelum pandemi. General Manager Taman Safari Indonesia Aldo Parengkuan mengatakan, meski ada peningkatan pengunjung, secara hitungan tidak sebanyak pada momen hari raya Lebaran tahun-tahun sebelumnya.
”Dari dua hari ini termasuk sekarang ada peningkatan sedikit 20-25 persen pengunjung. Memang paling banyak pengunjung lokal, karena di bawah ada penyekatan kendaraan plat nopol luar Bogor. Jadi, screening awalnya di sana oleh petugas. Ketika lolos kami hanya meneruskan saja protokol kesehatan. Kami di sini juga ada satgasnya agar warga tetap menerapkan protokol kesehatan ketat,” kata Aldo.