Meski Dilarang, 1,2 Juta Pemudik Telah Meninggalkan Jabodetabek
Polri dan TNI berkoordinasi untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di daerah tujuan mudik dan mempersiapkan arus balik Lebaran dengan pendekatan berbasis komunitas.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Daerah Metro Jaya memperkirakan 1,2 juta pemudik telah meninggalkan wilayah Jakarta dan sekitarnya pada 1-10 Mei 2021. Kepolisian dan TNI pun berkoordinasi mengantisipasi penyebaran Covid-19 di daerah tujuan mudik dan mempersiapkan arus balik Lebaran.
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran menyebut, 1,2 juta hingga sekitar 1,5 juta warga pergi mudik sejak sebelum larangan mudik pada 6-10 Mei 2021. Hal ini disampaikan di Balai Pertemuan Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/5/2021), seusai melangsungkan rapat koordinasi bersama TNI dari Komando Daerah Militer Jaya.
”Ini berdasarkan hasil evaluasi kami terhadap jumlah pemudik yang melalui jalur darat, seperti kereta dan jalur udara, sebelum larangan mudik berlaku hingga saat ini ketika masyarakat ada yang tetap nekat mudik, seperti yang kita temukan di Kedungwaringin dan tol,” kata Fadil.
Lolosnya para pemudik ke daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, diakui tetap terjadi kendati pos Operasi Ketupat telah menambah jumlah personel pengamanan di 42 pos pemeriksaan dan penyekatan yang tersebar di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Selama lima hari masa pelarangan mudik, personel gabungan memutarbalikkan 24.477 kendaraan dari total 57.089 kendaraan yang diperiksa karena melanggar aturan.
Pembinaan komunitas
Situasi itu akan diantisipasi dengan mengoptimalkan pembinaan berbasis komunitas untuk mengontrol penularan Covid-19. Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Keamanan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), dan sumber daya lainnya akan dikerahkan untuk meningkatkan 3 T (tracing, testing, treatment) di Kampung Tangguh dan daerah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro.
”Akan ada tes usap antigen di basis komunitas. Mulai sekarang semua Babinsa dan Bhabinkamtibnas akan mendata masyarakat yang mudik. Tes antigen akan disiapkan polda dan kodam untuk didistribusikan ke seluruh polsek, polres, begitu juga kepada seluruh kodim dan koramil,” tutur Fadil.
Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman pada kesempatan yang sama melanjutkan, mereka juga akan mengantisipasi arus balik mudik ke Jakarta dan sekitarnya. Sekitar 8.000 personel akan diterjunkan di Pulau Jawa untuk pengamanan arus balik pemudik. Kewaspadaan akan dilakukan untuk menjaga kenaikan kasus Covid-19 lebih rendah daripada saat periode Lebaran tahun lalu.
”Kami akan ikut mengawasi protokol kesehatan, termasuk membantu pemudik untuk dites antigen dengan memberdayakan satuan tugas Covid-19 di masing-masing wilayah yang menerapkan Kampung Tangguh dan PPKM mikro,” katanya.
Antisipasi adanya kluster pemudik juga akan dilakukan di Rumah Sakit Darurat Covid di Jakarta, yaitu di Wisma Atlet Kemayoran dan Pademangan. Saat ini, tingkat keterisian kamar rawat untuk pasien positif masih sekitar 20 persen.
”Kegiatan represif akan kita lakukan kepada pendatang dengan melakukan tracing (pelacakan kontak) agar jangan sampai ada yang positif Covid-19 dan tetap melakukan kegiatan sehingga membuat kluster baru. Kami minta dukungan sarana prasarana dari pemerintah setempat karena kita juga punya keterbatasan,” ucapnya.
Lalu lintas
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yoga Polda Metro Jaya melaporkan, jumlah kendaraan yang telah keluar Jakarta dan sekitarnya melalui tol pada 1-10 Mei lebih dari 360.000 kendaraan.
Data ini diperkuat laporan PT Jasa Marga Persero Tbk yang mencatat sebanyak 381.851 kendaraan telah meninggalkan wilayah Jabodetabek menuju arah timur, barat, dan selatan. Jumlah ini akumulasi arus lalu lintas di lima hari masa larangan mudik pada 6-10 Mei 2021.
”Ini belum ditambah kendaraan pemudik sepeda motor yang masih mencoba menembus pos penyekatan, penumpang pesawat, dan kapal laut yang diperkirakan mencapai 1,2-1,5 juta orang. Untuk mengantisipasi arus balik ini, kami menyiapkan skenario baik yang sifatnya contra flow maupun one way,” kata Sambodo.
Rekayasa lalu lintas contra flow atau lawan arah akan dilakukan dengan membuka tol sepanjang 60 kilometer. Jika tidak membantu, akan dilakukan rekayasa one way atau satu arah, mulai dari Tol Cikampek-Jakarta atau bahkan sampai Tol Kalikangkung di Semarang, Jawa Tengah.
Selama libur Idul Fitri, 13 Mei dan 14 Mei, Ditlantas Polda Metro Jaya juga akan menyiapkan pengamanan di tempat wisata yang dibatasi kapasitas kunjungannnya sampai maksimal 30 persen.
”Oleh sebab itu, kami akan menjaga di titik-titik akses masuk tempat wisata. Kalau pos pengamanan sudah penuh, kami akan tutup akses menuju tempat wisata agar menghindari kerumunan,” ujarnya.