Kementerian Kesehatan memastikan insentif relawan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, segera cair. Pemerintah berjanji memperbaiki sistem pembayaran insentif.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kesehatan memastikan insentif relawan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, segera cair. Ini termasuk insentif Desember 2020 yang tertunggak. Pemerintah berjanji akan memperbaiki sistem pembayaran untuk terus mendukung para pejuang penanganan wabah Covid-19.
Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) Kementerian Kesehatan Trisa Wahyuni Putri dalam konferensi pers virtual, Jumat (7/5/2021), menjawab penantian ribuan tenaga kesehatan di rumah sakit darurat terbesar se-Asia Tenggara tersebut.
Ia menyebut, setelah pembayaran insentif Maret hingga November 2020 disalurkan dengan besaran kurang lebih Rp 63 miliar, insentif Desember 2020 yang tertunggak sudah cair. Sebelumnya, pembayaran harus menunggu kajian Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk membuka pemblokiran anggaran oleh Kementerian Keuangan.
”Insentif Desember, insya Allah, siang atau sore sudah bisa direalisasikan, paling lambat besok pagi,” kata Trisa.
Sementara itu, pencairan insentif Januari hingga Maret 2021 juga sudah dalam proses realisasi setelah adanya penyesuaian kebijakan terkait teknis dan akuntabilitas. Totalnya mencapai sekitar Rp 57,97 miliar.
Pemerintah akan merealisasikan insentif tahun ini secara bertahap. Untuk insentif Januari, dibayarkan melalui tahap pertama sebesar Rp 13,37 miliar yang sudah direalisasikan pada 13 April 2021 kepada 2.090 tenaga kesehatan. Tahap kedua sebesar Rp 8,09 miliar kepada 1.051 tenaga kesehatan.
Insentif Februari 2021 yang akan dicairkan sebesar Rp 18,28 miliar untuk 2.499 tenaga kesehatan, yang tinggal menunggu persetujuan dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Untuk Maret 2021, akan dicairkan insentif kepada 2.457 relawan sebesar Rp 18,21 miliar.
”Setelah April, kami akan membuat aplikasi agar fasilitas kesehatan bisa mudah mengusulkan pencairan insentif. Kalau masa sulit ini sudah lewat, mudah-mudahan insentif untuk tenaga kesehatan dapat cair tiap bulan,” kata Trisa.
Letnan Kolonel Laut dokter gigi M Arifin dari Humas Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran mengapresiasi jawaban pemerintah itu. ”Jadi, kalau ke depan akan segera cair, kami sampaikan ke teman-teman relawan,” ujarnya.
Ia pun mengingat masa ketika para relawan tenaga kesehatan mampu bekerja tanpa insentif di beberapa bulan awal RSDC Wisma Atlet Kemayoran berdiri. ”Mereka tidak bekerja tanpa tekanan karena ini berdasarkan inisiatif dan kesukarelaan untuk menangani wabah pandemi. Mereka bisa memaklumi tidak adanya insentif sampai Mei 2020,” ujarnya.
Tersendatnya pembayaran insentif bagi relawan tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran membuat Jaringan Nakes Indonesia membangun posko pengaduan. Sampai dengan Rabu (5/5) malam, tercatat 500 tenaga kesehatan yang mengadukan penunggakan insentif, yang mayoritas belum didapat sejak Desember 2020. Sebagian bahkan mengeluhkan belum menerima insentif sejak November 2020.
”Di tengah tingginya risiko dan kerentanan yang dihadapi, para tenaga kesehatan harus menanggung beban penunggakan pembayaran insentif. Padahal, para tenaga kesehatan juga tetap harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mulai dari transpor, makan, tempat tinggal, kuota internet, dan lain-lain,” kata Jaringan Nakes Indonesia dalam keterangan tertulis.
Meski berstatus relawan, setiap tenaga kesehatan dibekali surat kontrak kerja, yaitu surat perintah atau nota dinas, yang dikeluarkan oleh PPSDM Kemenkes. Nota dinas ini biasanya berlaku selama satu bulan dan akan diperpanjang kembali selama nakes masih aktif.
Melalui nota dinas yang tercatat, diketahui beberapa perawat masih bertugas sejak awal pembukaan RSDC Wisma Atlet. Kondisi ini agak berbeda dengan siklus masa kerja nakes dari unsur dokter, yang bekerja selama dua kali siklus atau dua bulan, sebelum digantikan dokter lainnya.
Besaran insentif
Besaran insentif untuk perawat di RSDC Wisma Atlet sebesar Rp 7,5 juta, sedangkan insentif dokter Rp 10 juta, dokter spesialis Rp 15 juta, dan untuk bidan serta tenaga kesehatan lainnya Rp 5 juta. Tenaga kesehatan lainnya, termasuk epidemiolog, sopir ambulans, sanitarian, apoteker, ahli teknologi lab medik, elektromedik, dan fisikawan medik.
Arifin sebelumnya menyebut, relawan tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran sampai saat ini berjumlah 2.248 orang. Jumlah tersebut dinilai cukup untuk menangani lonjakan pasien yang sempat melampaui tingkat hunian kamar 80 persen pada Januari 2021.
Jumlah itu pun tidak akan dikurangi kendati tren pasien terkonfirmasi Covid-19 yang dirawat terus menurun. Berdasarkan data hari ini sampai pukul 08.00 WIB, terdapat 1.368 pasien. Dengan demikian, tingkat keterisian RS tersebut 22,82 persen dari total 5.994 tempat tidur yang tersedia.
Jumlah tersebut lebih rendah dari 1.579 pasien positif pada minggu sebelumnya, Jumat (30/4), yang mengisi 24,29 persen total tempat tidur.