Jika masyarakat lengah, pemerintah daerah lengah, kerumunan dibiarkan, mudik tidak diantisipasi, tempat ibadah tidak ketat protokol kesehatan, indikasi lonjakan kedua akan terjadi di Indonesia.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Satuan Tugas Covid-19 Kota Bogor, Jawa Barat, berencana mengombinasikan sistem ganjil genap mikro dengan enam titik penyekatan terkait dengan larangan mudik pada 6-17 Mei 2021. Itu bertujuan menekan mobilitas kendaraan dan pengawasan ekstra bagi pemudik yang keluar-masuk Kota Bogor.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro, Senin (3/5/2021), mengatakan, pihaknya menyiapkan enam titik sekat di Pintu Tol Baranangsiang, simpang Bogor Outer Ring Road (BORR), Jalan Wangun simpang Ciawi, simpang Gunung Batu, simpang Yasmin, dan simpang Cifor.
”Enam pos titik peyekatan itu di batas kota. Ada juga lokasi check point di Stasiun Bogor dan Terminal Baranangsiang. Di pos titik penyekatan dan check point itu untuk mencegah pemudik yang keluar dan masuk Kota Bogor. Bus AKAP tidak beroperasi mengangkut penumpang keluar Kota Bogor, kecuali bus jurusan Terminal Kampung Rambutan dan Terminal Kalideres di Jakarta,” kata Susatyo.
Satgas Covid-19 Kota Bogor juga membentuk Satgas Kewaspadaan Pemudik dan Pendatang (Satgas KPP) dengan menerjunkan total 15.000 petugas gabungan di enam titik peyekatan dan pos check point. Petugas akan mengawasi, menjaring, dan memonitor pergerakan mobilitas warga atau kendaraan keluar dan masuk Kota Bogor. Aparatur tingkat RT, RW, kelurahan, dan kecamatan juga akan terlibat aktif dalam pengawasan di wilayahnya.
”Pengawasan 24 jam. Ada 15.000 petugas gabungan yang secara bergantian bertugas dengan pembagian tiga sif. Petugas akan memeriksa kartu identitas, surat jalan (perjalanan darurat), tes antigen, dan pelat kendaraan. Jika tak memenuhi persayaratan kendaraan tidak boleh keluar masuk Kota Bogor, kami putar balikkan,” ucap Susatyo.
Selain itu, untuk menekan mobilitas kendaraan dan bagian dari upaya pengawasan dan pengetatan pemudik, Satgas Covid-19 juga tetap berencana menerapkan ganjil genap mikro (dalam kota). Penerapan ganjil genap mikro di ruas-ruas jalan yang volume atau mobilitas kendaraan berpotensi meningkat menjelang Lebaran.
Ganjil genap sudah berjalan pada akhir pekan lalu di seputar wilayah Kebun Raya Bogor. Selanjutnya pada penerapan ganjil genap pada minggu depan Satgas Covid-19 masih memetakan area yang lebih spesifik sehingga tidak terjadi penumpukan. Sejumlah ruas jalan yang rencananya akan berlaku ganjil genap berada di sekitar wilayah Pasar Anyar dan Pasar kebon Kembang.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, sesuai arahan dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, ada indikasi dan potensi lonjakan Covid-19 jika masyarakat lenggah dan tidak ketat menjalankan protokol kesehatan.
”Jika masyarakat lengah, pemerintah daerah lenggah, kerumunan dibiarkan, mudik tidak diantisipasi, tempat ibadah tidak ketat protokol kesehatan, indikasi lonjakan kedua akan terjadi. Kami terus berkoordinasi. Menjelang dan pasca-hari raya harus kita perketat semua. Pengawasan pengetatan pada 6 Mei nanti sudah mulai, PPKM mikro perketat, begitu juga pengawasan di rumah ibadah,” kata Bima.
Bima berharap, masyarakat mematuhi aturan protokol kesehatan, tidak bermobilitas jika tidak dalam keadaan yang sangat mendesak, serta tidak mudik. Aturan-aturan itu perlu dipahami karena kondisi di Indoensia belum aman dari ancaman pandemi. Kelengahan dan ketidakpedulian justru akan membuat kondisi semakin sulit. Kondisi pandemi Covid-19 yang sudah satu tahun akan semakin panjang.
”Kita tidak boleh lalai, prokes ketat, jangan berkerumun. Kita tidak mau Indonesia menjadi India kedua. Kita saling jaga keluarga dan orang di sekitar kita,” kata Bima tegas.