Kegentingan Kerumunan Pengunjung di Pasar Tanah Abang
Jelang lebaran, pengunjung Pasar Tanah Abang membeludak hingga 100.000-an orang. Kerumunan tak terkendali di tengah pandemi berpotensi memicu ledakan kasus Covid-19.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY/ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membatasi kunjungan di Pasar Tanah Abang mulai Senin (3/5/2021). Langkah ini diambil menyusul membeludaknya pengunjung di pasar terbesar di Asia Tenggara itu.
Ribuan pengunjung memadati Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat, Sabtu (1/5/2021) dan Minggu (2/5/2021). Kerumunan massa tak terelakkan dari pengunjung yang berbelanja barang kebutuhan jelang Lebaran. Meski mayoritas pengunjung mengenakan masker, ketentuan untuk menjaga jarak mustahil diterapkan.
Kepadatan itu terjadi mulai dari dalam Stasiun Tanah Abang, area perdagangan di jembatan penyeberangan multiguna yang terhubung dengan Pusat Grosir Tanah Abang dan Pasar Binaan Warga Jati Baru, ruas Jalan Jati Baru, hingga blok-blok pasar. Petugas Satuan Polisi Pamong Praja, TNI, Polri, dan pengelola pasar berulang kali mengimbau pengunjung dan pedagang agar mengindahkan protokol kesehatan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran, Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Dudung Abdurachman, dan Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Pasar Jaya Arief Nasrudin, kemarin, meninjau sekaligus melakukan rapat tertutup di Lantai 12 Blok A Pasar Tanah Abang.
”Terjadi lonjakan pengunjung dari 35.000 (pengunjung) menjadi 87.000 pada Sabtu. Jumlah ini naik lagi menjadi sekitar 100.000 pada Minggu sehingga kami putuskan ada mekanisme pengendalian di kawasan Pasar Tanah Abang,” ucap Anies seusai rapat.
Pembatasan meliputi waktu tutup kios yang berbeda pada pukul 16.00 dan pukul 17.00. Tujuannya supaya pengunjung tidak pulang di waktu bersamaan sehingga bisa mengurangi potensi kepadatan di transportasi umum dan jalan sekitar pasar. Aktivitas berjualan di luar blok pasar atau gedung pasar, trotoar, dan jalan dilarang.
Ada sekitar 2.500 petugas gabungan dari polisi, TNI, dan Satpol PP yang akan mengontrol pelaksanaan pembatasan itu. Mereka bertugas mengatur antrean masuk dan keluar pengunjung, memastikan protokol kesehatan berjalan, serta rekayasa lalu lintas dengan sistem buka tutup jalan menuju kawasan Pasar Tanah Abang.
Terjadi lonjakan pengunjung dari 35.000 (pengunjung) menjadi 87.000 pada Sabtu. Jumlah ini naik lagi menjadi sekitar 100.000 pada Minggu sehingga kami putuskan adanya mekanisme pengendalian di kawasan Pasar Tanah Abang.
Secara terpisah, VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menyebutkan, kepadatan di Stasiun Tanah Abang tak terelakkan karena terjadi peningkatan jumlah penumpang yang hendak ke Pasar Tanah Abang. Pada Sabtu tercatat 41.965 penumpang hingga pukul 17.00 atau meningkat 58 persen ketimbang waktu yang sama pada pekan sebelumnya.
KAI Commuter pun memberlakukan penyekatan antrean supaya jumlah penumpang dalam tiap gerbong kereta tidak melebihi ketentuan 74 pengguna per gerbong. Penyekatan berlangsung di pintu utara Stasiun Tanah Abang yang terhubung dengan area integrasi antarmoda dan pintu selatan yang terhubung dengan area perdagangan di jembatan penyeberangan multiguna (JPM).
Kepadatan berikutnya terjadi di kedua sisi JPM yang terhubung dengan Pusat Grosir Tanah Abang dan Pasar Binaan Warga Jati Baru. Petugas keamanan berulang kali mengingatkan pengunjung untuk terus berjalan, alih-alih berdiam diri supaya tak terjadi kerumunan panjang.
Mulai hari ini Stasiun Tanah Abang tidak melayani naik turun penumpang KRL pada pukul 15.00-19.00. Pada jam itu, KRL Lintas Rangkasbitung/Parung Panjang/Serpong-Tanah Abang hanya sampai di Stasiun Palmerah. Sementara KRL Lintas Bogor/Depok/Nambo-Angke/Jatinegara tidak berhenti di Stasiun Tanah Abang. Di luar waktu itu, KRL beroperasi normal.
Mal juga dipadati
Sejumlah mal atau pusat perbelanjaan di Jakarta juga dipadati pengunjung. Hal itu, antara lain, terlihat di Lippo Mal Kramat Jati dan Pusat Grosir Cililitan di Jakarta Timur.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja (APPBI) DPD DKI Jakarta Ellen Hidayat mengatakan, aktivitas perdagangan di pusat perbelanjaan memang cenderung meningkat dari biasanya pada dua akhir pekan terakhir. Tingkat kunjungan hampir 50 persen atau mencapai maksimal kapasitas yang diizinkan selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro.