Ganjil Genap di Kota Bogor, 2.361 Kendaraan Diputarbalikkan
Jika lalai, Indonesia bisa menjadi India kedua. Oleh karena itu, ganjil genap menjadi satu langkah cepat untuk mengingatkan warga bahwa kondisi belum aman.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pemerintah Kota Bogor memberlakukan ganjil genap pada Sabtu dan Minggu (1-2/5/2021). Dalam dua jam pemberlakuan ganjil genap di lima titik seputar Kebun Raya Bogor, total 2.361 kendaraan diputarbalikkan.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro mengatakan, ganjil genap pada akhir pekan bertujuan untuk memberikan efek kejut bagi masyarakat Kota Bogor yang masih bermobilitas tinggi di masa pandemi Covid-19.
”Kami imbau untuk tidak perlu ke pusat kota untuk belanja dan makan sebagainya sehingga menimbulkan kerumunan dan kepadatan lalu lintas. Kegiatan ganjil genap kali ini ingin memberikan pesan kepada warga Kota Bogor bahwa kasus positif Covid-19 meningkat,” kata Susatyo, Sabtu (1/5/2021).
Ini adalah prakondisi menyampaikan kepada warga Bogor agar ke depan tetap mengurangi mobilitas, terutama nanti libur hari raya. Ganjil genap ini peringatan kepada semuanya. (Bima Arya)
Berdasarkan data Polresta Bogor, selama dua jam pemberlakuan ganjil genap pada pukul 15.30-17.30, petugas gabungan memutarbalikkan total 2.361 kendaraan. Di titik simpang Tugu Kujang, tercatat ada 303 kendaraan roda dua dan 390 kendaraan roda empat; di simpang Empang tercatat ada 215 roda dua dan 124 roda empat; di simpang Muslihat 167 roda dua dan 172 roda empat; di simpang Denpom 225 roda dua dan 157 roda empat; dan di simpang Siloam 421 roda dua dan 187 roda empat.
Susatyo melanjutkan, ganjil genap pada akhir pekan kali ini sebagai persiapan penyekatan pada 6-17 Mei mendatang terkait larangan mudik. Pada tanggal itu, akan ada enam titik penyekatan di batas Kota Bogor selama 24 jam.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, warga perlu memahami bahwa mobilitas tinggi, tidak disiplin dan ketat protokol kesehatan menyebabkan persentase kasus Covid-19 akan terus naik.
”Ada macet di beberapa titik, artinya masih banyak warga tetap bermobilitas. Pesan kita kalau tidak mau terjebak macet besok, kurangi mobilitas. Ini adalah prakondisi menyampaikan kepada warga Bogor agar ke depan tetap mengurangi mobilitas, terutama nanti libur hari raya. Ganjil genap ini peringatan kepada semuanya,” kata Bima.
Bima melanjutkan, ganjil genap pada akhir pekan masih akan berlaku hingga dua pekan mendatang. Ganjil genap akan semakin memperkuat pengawasan penyekatan pada 6-17 Mei mendatang. Pihaknya akan terus mengevaluasi kebijakan ganjil genap.
Selain meminta warga untuk tak bermobilitas, Bima juga mengingatkan, bagi warga yang sudah menerima vaksin untuk tetap patuh protokol kesehatan karena banyak kasus orang yang sudah divaksin masih bisa terpapar.
”Efikasi vaksin tidak 100 persen. Itu harus dipahami, vaksin hanya salah satu cara untuk menghindari risiko tinggi paparan Covid-19. Semakin banyak juga kasus warga terpapar dua kali. Kita tidak boleh lengah dan protokol kesehatan tetap harus ketat. Kita tetap harus hati-hati,” tutur Bima.
Kasus peningkatan di India, kata Bima, harus menjadi kewaspadaan bersama agar Indonesia tidak terjadi lonjakan kasus karena lalai protokol kesehatan dan berkerumun. Jika lalai, Indonesia bisa menjadi India kedua. Oleh karena itu, ganjil genap menjadi satu langkah cepat untuk mengingatkan warga bahwa kondisi belum aman.
”Daripada seperti kondisi di India, lebih baik sekarang kita berusaha keras antisipasi. Walaupun bagi sebagian warga pasti tidak nyaman. Namun, saya liat, warga bukan pergi karena alasan darurat. Ini warga jalan-jalan, ngabuburit, cari takjil, yang itu tidak wajib, tidak darurat,” kata Bima.