Naik, Rata-rata Penumpang Harian MRT Kini Tembus 23.000 Orang
Meski pandemi Covid-19 masih berlangsung, jumlah penumpang MRT Jakarta mulai naik. PT MRT Jakarta melakukan sejumlah terobosan untuk kembali meningkatkan jumlah penumpang.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki triwulan II-2021, jumlah penumpang atau ridership yang dilayani MRT Jakarta mulai meningkat dengan rata-rata harian mencapai 23.000 orang. MRT menyiapkan strategi pengelolaan penumpang manakala jumlah penumpang makin meningkat di saat pandemi Covid-19.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Muhammad Effendi, Jumat (30/4/2021), mengatakan, jumlah penumpang naik setelah sempat terpuruk pada April-Mei 2020. Jika pada Maret 2021 rata-rata harian penumpang MRT Jakarta sebanyak 21.601 orang, pada April 2021 rata-rata harian penumpang sudah 23.803 orang.
”Ini capaian tertinggi selama pandemi Covid-19,” kata Effendi.
Peningkatan penumpang berkorelasi dengan pelayanan. Pada 1-24 April 2021, MRT Jakarta mencatatkan ketepatan waktu kedatangan antarstasiun yang mencapai 100 persen, waktu berhenti di stasiun 100 persen, juga capaian ketepatan waktu tempuh kereta per lintas 100 persen.
”Selama periode 1-24 April 2021, sejumlah 5.588 perjalanan berhasil dilaksanakan tanpa adanya keterlambatan maupun pembatalan perjalanan,” kata Effendi.
Selama periode 1-24 April 2021, sejumlah 5.588 perjalanan berhasil dilaksanakan tanpa adanya keterlambatan maupun pembatalan perjalanan.
Total penumpang yang dilayani MRT Jakarta pada periode 1 Januari-25 April 2021 sebanyak 2.141.162 orang.
MRT, tambah Effendi, juga mengupayakan sejumlah langkah untuk meningkatkan ridership. Setelah membolehkan sepeda nonlipat masuk ke kereta MRT Jakarta pada 24 Maret lalu, MRT Jakarta bakal melakukan pengembangan sejumlah fasilitas sepeda nonlipat MRT fase 2, di antaranya penyiapan parkir sepeda dengan sistem penguncian, loker sepeda, dan fasilitas kamar mandi (shower).
Selain itu, MRT juga bekerja sama dengan operator moda lain, seperti Transjakarta dan Perum PPD. Dengan kedua operator moda berbasis jalan itu, ada sejumlah rute pengumpan yang terintegrasi dengan stasiun MRT yang dikembangkan.
Menurut Effendi, manakala nantinya jumlah penumpang makin naik di saat pandemi Covid-19 masih berlangsung, MRT Jakarta akan menyiapkan strategi supaya protokol kesehatan bisa diterapkan secara ketat. Apabila penumpang masih di bawah 70.000 orang di mana arus masih lancar tidak ada penumpukan, MRT Jakarta tidak perlu melakukan rekayasa, seperti pengaturan ulang headway atau jarak kedatangan antarkereta.
Namun, apabila penumpang sudah di atas 70.000 orang, ada strategi yang disiapkan, di antaranya menyiapkan titik antrean di dalam stasiun MRT berupa tanda kaki. Penumpang mesti antre di tanda kaki yang sudah dipasang sejak Juni 2020 itu.
Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta Farhat Mahfud dalam forum jurnalis MRT Jakarta, Selasa (27/4/2021), menjelaskan, selain melaksanakan tugas pokok di bidang pelayanan, MRT Jakarta juga melakukan optimalisasi untuk mendongkrak pendapatan. Upaya itu terutama dilakukan pada sektor di luar tiket atau nonfare box.
Bekerja sama dengan mitra-mitra strategis, MRT Jakarta akan mengembangkan media luar ruang untuk periklanan. Itu misalnya dengan memanfaatkan menara pendingin dan menara sirkulasi udara (cooling tower ventilation tower) juga media luar ruang lainnya di stasiun.
”Jadi, bagaimana kita bisa mengoptimalkan pendapatan sehingga MRT bisa tetap menjalankan fungsi pelayanan publik di sektor mass rapid transit ini. Ke depan, kami fokus meningkatkan pendapatan dan juga apa pun yang bisa kita lakukan untuk jadi leader cost efisiensi di kemudian hari,” katanya.
Selain periklanan, MRT Jakarta juga menyiapkan ruang kerja atau coworking space yang bisa ditawarkan.