Jumlah Pasien RSDC Wisma Atlet Menurun, tetapi Masih Berisiko Naik Lagi
Pengalaman tahun lalu, jumlah kasus positif Covid-19 tetap naik pascalibur Lebaran walau pemerintah sudah melarang warga mudik.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah terjadi kenaikan pada pekan lalu, jumlah pasien positif di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, berangsur menurun. Namun, pengelola Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran melihat risiko naiknya tingkat keterisian masih besar, apalagi pengiriman pasien dalam jumlah besar masih terus ada.
”Siang ini (Rabu, 28/4/2021), ternyata Puskesmas Jagakarsa (Jakarta Selatan) kirim 21 orang lagi,” ucap Koordinator Hubungan Masyarakat RSDC Wisma Atlet Letnan Kolonel (Laut) dokter gigi M Arifin saat dihubungi pada Rabu malam. Mayoritas tertular Covid-19 dalam kluster keluarga.
Dalam dokumentasi yang dibagikan, pasien-pasien tersebut tiba di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, antara lain, menggunakan dua bus sekolah berwarna kuning. Terdapat sejumlah pasien anak. Sehari sebelumnya, Puskesmas Jagakarsa sudah mengirim sedikitnya 20 pasien.
Berdasarkan data pada Rabu malam, terdapat 1.456 pasien dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Dengan demikian, tingkat keterisian RS tersebut 24,29 persen karena tersedia total 5.994 tempat tidur di sana.
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan akhir pekan lalu. Pada Sabtu (24/4/2021) pagi, RSDC Wisma Atlet menangani 1.656 pasien sehingga tingkat keterisian mencapai 27,62 persen. Padahal, beberapa hari sebelumnya tingkat keterisian landai pada angka 20-21 persen. Menurut Arifin, kenaikan itu dipengaruhi mobilitas warga selama libur panjang Jumat Agung-Paskah tanggal 2-4 April.
Meski terdapat tren penurunan setelah kenaikan itu, Arifin tidak yakin tren tersebut terus bertahan, mengingat terdapat aktivitas-aktivitas selama bulan puasa yang berisiko, misalnya kegiatan ibadah bersama dan kerumunan dalam membeli takjil. Jumlah kasus pasca-libur Idul Fitri 1442 H pun dikhawatirkan meningkat.
Apalagi, pengalaman tahun lalu, jumlah kasus positif Covid-19 tetap naik pascalibur Lebaran walau pemerintah sudah melarang warga mudik. ”Kami belum bisa memprediksi benar-benar landai atau akan naik kembali. Pokoknya kami siap saja,” ujar Arifin.
Ia mencontohkan, pihaknya tidak mengurangi jumlah tenaga kesehatan dan sukarelawan RSDC Wisma Atlet meski tingkat keterisian tergolong sangat lowong. Saat ini, 2.700-an orang mengabdi di sana.
Namun, Arifin tetap mendorong masyarakat untuk sadar mencegah penyebaran Covid-19 walau RSDC sudah mengantisipasi lonjakan kasus. ”Mudah-mudahan tahun ini lebih tertib dan lebih patuh, dengan melihat kasus India yang horor,” katanya.
India sedang didera gelombang kedua penularan Covid-19 yang lebih dahsyat dibandingkan dengan sebelumnya. Faktor pemicunya, antara lain, pengabaian protokol kesehatan dan munculnya varian virus SARS-CoV-2 yang memiliki dua mutasi yang bisa menghindari antibodi yang terbentuk dari vaksin.
Pada Rabu, jumlah kasus baru di India mencapai 361.000 kasus sehingga total terdapat 18 jutaan kasus Covid-19 di sana. Sebanyak 3.293 orang meninggal karena Covid-19 hanya dalam sehari sehingga total kematian akibat penyakit itu sudah melewati angka 200.000.
Dalam pesan singkat ke Kompas, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama membagikan sejumlah pesan dari temannya di India. Terdapat yang mengabarkan bahwa situasinya sangat menyeramkan. Ada pula yang menceritakan anggota keluarganya sedang menderita akibat terinfeksi Covid-19 di Jangpura, New Delhi.
Tjandra, yang sempat tinggal lima tahun di India, menuturkan, salah satu analisis mengapa kasus di India naik pesat yaitu karena adanya sejumlah perhelatan besar yang memicu kerumunan, seperti pemilihan kepala daerah beberapa negara bagian, perkawinan, dan acara keagamaan.
Arifin menambahkan, karena masih sangat banyak tempat kosong di Wisma Atlet, pihaknya mulai Kamis (29/4/2021) berencana menerima pasien positif Covid-19 yang baru saja melakukan perjalanan internasional, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing. Namun, pasien positif dengan riwayat perjalanan ke India tidak akan dirujuk ke RSDC Wisma Atlet. Mereka bakal dibawa ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
Itu lantaran para pendatang dari India tengah mendapat perhatian khusus pemerintah akibat lonjakan drastis kasus positif di negara tersebut dan munculnya varian baru yang lebih membahayakan.