Kasus Covid-19 di Perkantoran Fluktuatif, tetapi Berpotensi Naik
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan epidemiolog mengingatkan pengelola kantor agar mencermati pengaturan orang di ruangan serta tata kelola ruang sesuai dengan protokol kesehatan.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Kesehatan DKI Jakarta memastikan angka kasus positif di kluster perkantoran fluktuatif sehingga perlu diwaspadai karena berpotensi naik. Perkantoran diminta tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan menerapkan kebijakan bekerja dari rumah karena persebaran kasus dari kantor ke rumah masih terjadi.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, melalui keterangan tertulis pada Rabu (28/4/2021) menjelaskan, angka kasus positif Covid-19 pada kluster perkantoran sempat mengalami kenaikan yang signifikan pada beberapa waktu lalu. Saat ini, angka kasus positif terbilang fluktuatif, cenderung menurun, yakni dengan ditemukannya 68 kasus dari 27 kantor pada periode 19-25 April 2021.
”Namun, tetap perlu diwaspadai karena berpotensi terjadi peningkatan kembali,” kata Widyastuti.
Tercatat ada 425 kasus konfirmasi Covid-19 dari 177 perkantoran di DKI Jakarta dalam periode 12-18 April 2021. Sedangkan pada minggu sebelumnya, 5-11 April, tercatat ada 157 kasus konfirmasi Covid-19 dari 78 perkantoran di DKI Jakarta.
Dari data epidemiologi yang terlihat, beberapa kasus yang ditemukan juga berhubungan dengan kluster keluarga. (Widyastuti)
Widyastuti menjelaskan, sebagian kasus konfirmasi Covid-19 itu terjadi pada perkantoran yang para pekerja kantornya sudah menerima vaksinasi Covid-19. ”Kami perlu tegaskan, meski sudah divaksin, tidak berarti kita bebas 100 persen dari Covid-19 dan melakukan kegiatan seenaknya. Implementasi protokol kesehatan harus diperketat secara konsisten oleh perkantoran,” katanya.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio, secara terpisah, menegaskan, memang kalau dicermati akhir-akhir ini untuk kegiatan atau aktivitas bisnis kelihatannya mulai giat kembali. ”Kalau kita lihat pagi-pagi sudah macet seperti sebelum pandemi. Jadi, dari situ bisa kita asumsikan jumlah orang di kantor juga pasti cukup padat,” kata Amin.
Ada kecenderungan, kegiatan di kantor sudah aktif walau belum 100 persen. Tentu saja dari sudut pandang ekonomi, hal itu bagus. Namun, hendaknya jangan melupakan protokol kesehatan.
Untuk itu, Amin menyarankan pengelola perkantoran untuk tetap menerapkan aturan pembagian kerja, baik bekerja dari rumah (work from home) maupun bekerja di kantor. Jumlah orang dalam satu ruangan juga sebaiknya dikurangi dan itu harus dipastikan.
Selain itu, Amin menyarankan pengelola perkantoran untuk mencermati lagi tata udara di kantor. Daripada menggunakan penyejuk ruangan (air conditioner/AC), lebih baik jendela dibuka supaya aliran udara bagus dan ada pertukaran udara sehingga konsentrasi virus di ruangan tidak tinggi.
Untuk itu, menurut Amin, Pemprov DKI Jakarta melalui Satpol PP dan Dinas Tenaga Kerja DKI mesti terus-menerus mengawasi dan mengingatkan hal tersebut.
Widyastuti melanjutkan, terkait kasus yang meningkat, Dinkes DKI memang masih menyelidiki secara detail faktor pemicu meningkatnya kluster perkantoran. Namun, dari data epidemiologi yang terlihat, beberapa kasus yang ditemukan juga berhubungan dengan kluster keluarga.
Kenaikan kasus pada 12-18 April 2021 juga karena faktor akumulasi data atau rapelan kasus positif minggu sebelumnya dari salah satu RS di DKI Jakarta. Selain itu, peningkatan kasus selalu terjadi setelah adanya libur panjang.
Menurut Amin, masyarakat seharusnya memiliki kesadaran akan hal itu, yaitu bahwa apabila keluar saat libur panjang sudah pasti akan memunculkan kenaikan kasus.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, terkait kenaikan kasus di perkantoran, pemprov memonitor terus. ”Sebenarnya begini, mari konsisten jalankan prokes (protokol kesehatan). Lihat peristiwa di beberapa negara, ketika merasa aman, longgar, maka di situlah lonjakan itu terjadi. Jadi, sebenarnya kalau kita lihat selama beberapa bulan terakhir stabil, ketika stabil muncul perasaan aman tenang, padahal belum tuntas. Ini yang harus kita tingkatkan lagi,” katanya.
Amin kembali mengingatkan masyarakat, pengelola perkantoran, dan Pemprov DKI untuk terus menerapkan 3M (menjaga jarak, mencuci tangan, mengenakan masker) dan 3T (tracing, testing, treatment) secara ketat. Utamanya meski masyarakat mulai divaksin, pandemi belum selesai.