Pemprov DKI Jakarta akan mencari penyebab kenaikan kasus positif di kluster perkantoran. Seiring peningkatan kluster perkantoran, kepadatan lalu lintas juga meningkat, tetapiDKI belum akan menerapkan ganjil genap.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengakui, beberapa waktu terakhir terjadi peningkatan kasus positif di kluster perkantoran. Pemerintah Provinsi DKI tengah melakukan pengecekan penyebab meningkatnya kasus di kluster perkantoran.
”Memang kasus di kluster perkantoran terjadi peningkatan dalam beberapa minggu terakhir. Kita tahu belakangan memang terjadi beberapa pelonggaran meski pelonggarannya tidak signifikan, bahkan kantor masih dibatasi tetap dalam kapasitas yang lama, yaitu 50 persen, jam operasional tetap dibatasi, semuanya tetap dibatasi,” katanya saat di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (27/4/2021).
Untuk itu, kata Ahmad Riza, sekarang Pemprov sedang mengecek kembali penyebab meningkatnya kasus di kluster perkantoran. ”Apakah terjadinya peningkatan kasus di perkantoran itu diawali dengan kluster rumah misalnya, apakah di perjalanan pergi, di perjalanan pulang atau di kantor itu sendiri, atau di tempat-tempat lain. Ini memang sedang kita cek kembali,” tuturnya.
Saat terjadi peningkatan kasus di kluster perkantoran, situasi jalan raya di Jakarta kembali dipadati kendaraan bermotor pribadi. Meski begitu, Dinas Perhubungan DKI belum akan menerapkan kebijakan pembatasan lalu lintas melalui kebijakan ganjil genap.
Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta di Balai Kota DKI, mengakui, saat ini kepadatan lalu lintas pada April 2021 naik 1-2 persen dibandingkan dengan kepadatan lalu lintas pada Maret 2021.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Kendaraan memadati kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (26/4/2021).
Kepadatan lalu lintas di bulan Ramadhan terjadi karena saat normal, masyarakat berangkat pukul 05.00-06.00, sekarang semuanya berangkat pukul 07.00 sehingga terjadi kepadatan serentak. Itu membuat tidak terjadi distribusi lalu lintas pada pukul 05.00 ke pukul 07.00.
”Semuanya menumpuk di waktu yang hampir sama karena masuk pukul 08.00,” kata Syafrin.
Kepadatan yang sama terjadi kembali pada sore hari. Setelah kegiatan perkantoran bubar pukul 15.00, seluruhnya segera pulang.
Syafrin mengakui, waktu-waktu tersebut merupakan waktu puncak atau peak yang menimbulkan kepadatan. Namun, ia melihat peningkatan kepadatan itu tidak mencapai angka yang fantastis.
Menurut Syafrin, kebijakan ganjil genap belum akan diterapkan karena penumpang di angkutan umum juga masih dibatasi hingga 50 persen. ”Untuk itu ganjil genap belum dioperasikan, tetapi kami terus melakukan pengaturan dan pemantauan bersama kepolisian,” ujarnya.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Siswa menumpang armada bus sekolah saat pulang sekolah setelah mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka terbatas di SMK Muhammadiyah 04, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (9/4/2021).
Untuk kasus Covid-19 di sekolah, Kepala Sub Bagian Humas Dinas Pendidikan Taga Raja Gah menjelaskan, hingga masa uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di DKI Jakarta akan berakhir pada 29 April 2021, tidak ada laporan terkait kasus positif. ”Selama pelaksanaan PTM terbatas tidak ada laporan atau ditemukannya kasus terkonfirmasi positif Covid-19,” katanya.
Menurut Taga, hal itu karena seluruh guru sudah divaksin dan protokol kesehatan secara ketat diterapkan di sekolah. ”Untuk itu kami masih terus melakukan evaluasi untuk uji coba tahap pertama ini,” ujarnya.
Ahmad Riza mengimbau warga Jakarta, siapa pun, agar tetap melaksanakan protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Ia meminta seluruh satgas di setiap perkantoran yang memang sudah ada harus lebih ketat lagi, lebih berhati-hati.