Seusai pemerintah melarang mudik dan mengurangi masa libur cuti bersama, tidak ada pilihan bagi para karyawan di Jakarta untuk merayakan Lebaran selain di perantauan.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seusai pemerintah melarang mudik dan mengurangi masa libur cuti bersama, tidak ada pilihan bagi para karyawan di Jakarta untuk merayakan Lebaran selain di tempat perantauan. Berbagai siasat mereka rencanakan agar tidak larut dalam kesedihan.
Kesedihan pada momen Lebaran tahun lalu masih terekam jelas dalam memori Nanda (27), karyawan swasta di Jakarta Selatan. Selama lebih dari 25 tahun, itu adalah pertama kalinya dia merayakan Lebaran tanpa berada di tengah-tengah keluarga.
”Waktu itu cuma bisa video call-an sambil nangis. Cuma bisa lihat opor buatan Mama dari jauh sambil bilang enak,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Senin (19/4/2021).
Seperti diketahui, pada Lebaran 2020, pemerintah melarang aktivitas mudik seperti halnya tahun ini. Meski berat, Nanda rela menaati aturan tersebut demi melindungi diri dan keluarga dari risiko penularan Covid-19. Kondisi saat itu jauh lebih genting mengingat vaksin Covid-19 belum ditemukan.
Tahun ini, Nanda harus kembali bersiap merayakan Lebaran tanpa didampingi keluarganya yang berada di Semarang, Jawa Tengah. Namun, agar tidak terlarut dalam kesedihan seperti tahun lalu, Nanda sudah menyusun acara sederhana bersama teman-teman indekosnya.
”Tahun kemarin teman-teman kos banyak yang mudik sebelum puasa. Jadi, kos sepi pas Lebaran. Kalau tahun ini, banyak yang enggak mudik,” katanya.
Menurut rencana, mereka akan memasak bersama menjelang hari raya. Satu per satu dari mereka akan memasak makanan favorit Lebaran yang kerap disantap saat berada di rumah. Sebagai koki amatiran, Nanda akan kebagian memasak opor ayam khas buatan ibunya. Salah satu temannya, misalnya, kebagian memasak serundeng daging.
”Kemarin udah bilang ke Mama buat ngajarin masak besok lewat video call. Aku udah minta resepnya,” ungkapnya.
Makanan-makanan tersebut akan dimakan bersama seusai mereka melaksanakan shalat Id di masjid dekat indekos. Meski kesemarakan tersebut nantinya tidak dapat menggantikan suasana Lebaran di kampung halaman, setidaknya Nanda tidak lagi merasa sendirian.
Sementara Leonnie (30), karyawan swasta di Bekasi, Jawa Barat, juga hampir dipastikan tidak mudik ke Jepara, Jawa Tengah. Meski merindukan masakan Lebaran buatan ibu, dia tidak ingin repot-repot memasak karena sedang hamil enam bulan.
Dia memilih dikirimi masakan kesukaannya, yakni sayur kacang merah, ke Bekasi. Dia memastikan makanan tersebut akan tersedia satu hari sebelum Lebaran di meja makan rumahnya.
”Enggak mudik bukan berarti enggak bisa nyicipin makanan rumah, kan. Biar enggak basi, aku minta dikirim lewat bus Jepara-Jakarta,” katanya.
Keputusan Leonnie untuk tidak mudik bukan hanya karena ada larangan dari pemerintah. Leonnie sudah berencana merayakan Lebaran di Bekasi sebelum ada larangan mudik demi kesehatan bayi yang dikandungnya.
”Tadinya orangtua yang mau ke sini habis Lebaran. Tapi, karena dilarang, ya, enggak jadi,” katanya.
Harapan Roro (27), karyawan swasta di Jakarta Pusat, untuk mudik ke Ambarawa, Jawa Tengah, mau tak mau juga harus pupus. Meski memeluk agama Katolik, mudik tetap menjadi momen yang ditunggu-tunggu Roro untuk berkumpul bersama keluarga besar.
”Walaupun enggak ngerayain Lebaran, selalu ikut ngeramein momen mudiknya. Di kampung juga jadi ramai, saudara-saudara pada pulang,” ungkapnya.
Tahun lalu, Roro masih bisa mudik sebelum bulan Ramadhan karena kantornya memberlakukan aturan bekerja dari rumah (work from home/WFH). Tahun ini tidak ada lagi WFH. Bahkan, libur cuti bersama juga harus dipangkas.
Meski begitu, Roro tetap memiliki jatah waktu libur selama lima hari, yakni tanggal 12-16 Mei 2021. Tanggal 12 Mei merupakan cuti bersama, 13-14 Mei adalah hari Idul Fitri, sedangkan 15-16 Mei adalah hari Sabtu dan Minggu.
Menghadapi masa liburan tersebut, Roro mulai menyusun sejumlah rencana pribadi. Salah satu yang sedang dia pertimbangkan adalah berlibur ke Puncak, Bogor, atau staycation di hotel Jakarta untuk mengusir sepi.
”Kayaknya yang paling memungkinkan cuma staycation. Tapi, masih nyari-nyari paket staycation Ramadhan ini,” ujarnya.
Sementara Etika (27) akan memanfaatkan masa libur Lebaran untuk bersilaturahmi ke rumah teman dan kerabatnya di kawasan Jabodetabek ketimbang berlibur. Sebab, dia memperkirakan tempat-tempat wisata di Jabodetabek akan dipadati pengunjung pada periode Lebaran tahun ini.
”Kayaknya bakal macet di mana-mana karena banyak yang enggak bisa mudik dan memilih liburan,” kata karyawan swasta di Tangerang Selatan itu.
Tahun ini akan menjadi momen pertama bagi Etika merayakan Lebaran jauh dari keluarga. Tahun lalu, dia masih bisa pulang ke kampung halaman di Wonogiri, Jawa Tengah.
”Kebetulan sebelum Ramadhan kemarin memang sudah pulang kampung buat ziarah kubur,” katanya.
Selain itu, setelah pelarangan mudik sampai tanggal 17 Mei 2021 dicabut, Etika berencana akan kembali pulang ke Wonogiri. Menurut dia, mudik tahun ini terasa unik. Meski tidak dapat dilakukan saat Lebaran, mudik bisa dilakukan sebelum dan sesudah bulan Ramadhan.
”Sebetulnya sama aja, sih. Bedanya, ya, cuma enggak bisa shalat Id bareng keluarga aja. Makanya, biar enggak sedih mau ke rumah paman di Tangerang,” ujarnya.