Hewan juga terimbas pandemi Covid-19 sehingga telantar atau berakhir di lepau.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hewan telantar bertambah banyak selama pandemi Covid-19. Mereka membutuhkan pertolongan supaya tak mati kelaparan atau berakhir di lapo atau lepau.
Anjing-anjing menggonggong tanpa henti ketika Kompas masuk ke tempat penampungan hewan telantar di Pejaten Shelter, Jakarta Selatan, Jumat (16/4/2021) siang. Suasana yang semula tenang pun mendadak riuh.
Para pekerja tetap larut dengan pekerjaannya. Ada yang tengah menyiapkan makanan, membersihkan kandang, dan memindahkan anjing.
Jumlah anjing di shelter terus bertambah selama pandemi Covid-19. Penyebabnya mulai dari pemilik yang meninggal, kesulitan finansial, hingga protes warga terhadap keberadaan anjing di lingkungannya.
Susana Somali, pendiri Pejaten Shelter, mengatakan, jumlah anjing di shelter terus bertambah selama pandemi Covid-19. Penyebabnya mulai dari pemilik yang meninggal, kesulitan finansial, hingga protes warga terhadap keberadaan anjing di lingkungannya.
”Otomatis anjing tak terurus. Mereka kelaparan, berisik (menggongong) minta makan. Warga protes sehingga harus relokasi. Belum lagi menebus anjing yang dijual pemiliknya ke lepau karena butuh uang,” kata Susana.
Selama pandemi ini dia dan pekerja bisa mengevakuasi 6-20 anjing dalam sebulan ke tempat penampungan sementara. Untuk anjing yang telah dijual ke lepau, mereka harus merogoh kocek untuk menebusnya supaya tak dipotong. Padahal, sebelum pandemi jumlah hewan yang dievakuasi kurang dari 10 ekor per bulan.
Saat ini setidaknya ada 1.500 hewan yang dirawat dan dipelihara di Pejaten Shelter, terdiri dari anjing, monyet, dan kambing. Sebanyak 50 pekerja mengurus hewan-hewan itu setiap hari.
Adapun masih ada 300 hewan lain yang sedang dalam proses karantina di tempat penampungan sementara di sejumlah lokasi di Jakarta. Seusai karantina, hewan-hewan ini akan dibawa ke Pejaten Shelter.
Wayan (19), pekerja di Pejaten Shelter, menambahkan, tidak ada kendala untuk pemenuhan makanan dan obat-obatan hewan karena banyak donasi dari masyarakat. Masyarakat dapat berdonasi melalui platform urun dana Bantoo di https://www.bantoo.id/campaigns/pejaten-shelter.
Selain itu, masyarakat juga bisa mengadopsi anjing yang ada di shelter. Caranya, dengan mengisi formulir yang tersedia di shelter dan melengkapi persyaratannya.
Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Jakarta Pusat juga menerima banyak permintaan evakuasi anjing dan kucing ke Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan. Salah satu alasan permintaan evakuasi itu adalah warga tidak mampu lagi mengurus hewan peliharaan.
”Selama pandemi, banyak permintaan relokasi (evakuasi) kucing atau anjing dari warga,” ujar drh Dwi Yani Herawati, petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Jakarta Pusat.
Dwi mengingatkan agar warga tidak sungkan untuk meminta bantuan evakuasi hewan peliharaannya ke dinas atau petugas terkait. Hal ini supaya hewan tidak telantar atau mati kelaparan.