Selama bulan puasa, operator angkutan umum memastikan layanan dan jam operasi tetap normal. Bagi penumpang yang berpuasa, bisa membatalkan puasa di angkutan dalam waktu 10 menit dengan air putih dan kudapan ringan.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
KRL berhenti di Stasiun Karet, Jakarta Pusat, Jumat (5/2/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki bulan puasa 2021, operator angkutan umum di Jabodetabek memastikan jam layanan tetap sama seperti hari-hari normal. Yang membedakan, selama puasa penumpang bisa membatalkan puasa di dalam kendaraan.
VP Corporate Communications PT Kereta Api Indonesia Commuter (PT KAI Commuter) Erni Sylvianne Purba, melalui keterangan tertulis, Selasa (13/4/2021), menjelaskan, pada bulan puasa, KRL tetap beroperasi normal. Sesuai dengan pola operasi, di bulan puasa KAI Commuter tetap mengoperasikan 983 perjalanan KRL per hari mulai pukul 04.00 hingga pukul 22.00 di wilayah Jabodetabek.
Lantaran masih dalam situasi pandemi Covid-19, jelas Purba, KAI Commuter tetap melakukan penyekatan di stasiun, mengecek suhu tubuh, memastikan penumpang menjaga jarak, dan mewajibkan penumpang menggunakan masker.
Namun, khusus bulan puasa, KAI Commuter memperbolehkan para pengguna untuk makan dan minum di dalam KRL, khususnya pada waktu berbuka puasa hingga satu jam setelahnya.
”Sebaiknya pengguna berbuka puasa dengan minuman dan makanan ringan secukupnya. Pengguna yang hendak makan dan minum untuk berbuka puasa tetap menjaga protokol kesehatan dan menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan,” kata Purba.
KOMPAS/BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Penumpang kereta berbuka puasa di dalam kereta jurusan Tanah Abang yang berangkat dari Stasiun Rawabuntu, Selasa (7/5/2019).
Untuk perjalanan selama puasa dan pandemi, menurut Purba, KAI Commuter meminta masyarakat mengatur waktu perjalanannya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, potensi kepadatan pengguna KRL berada di rentang waktu menuju waktu berbuka puasa.
Data pengguna pada bulan puasa tahun 2020 menunjukkan, puncak mobilitas pengguna KRL pada pagi hari adalah pada pukul 06.00-07.00 WIB. Kemudian pada sore hari pukul 16.00-17.00. ”Perencanaan perjalanan penting supaya pengguna KRL terhindar dari kepadatan di dalam KRL selama bulan puasa,” kata Purba.
Ahmad Pratomo, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta, secara terpisah, juga menjelaskan, MRT Jakarta juga membolehkan para penumpang untuk membatalkan puasa saat berada di dalam kereta MRT ataupun area berbayar seperti peron atau beranda peron saat waktu berbuka telah tiba, kemudian melanjutkan kegiatan membatalkan puasa di area beranda peron tidak berbayar (unpaid concourse).
Untuk waktu membatalkan puasa, penumpang hanya diperbolehkan membatalkan puasa dengan air putih dan buah kurma serta maksimum 10 menit setelah azan magrib (apabila masih di dalam kereta atau di area berbayar).
”Penumpang tidak diperbolehkan untuk membatalkan puasa dengan minuman selain air putih (teh, kopi, sirup, soda, dan lainnya) dan kudapan selain buah kurma,” kata Pratomo.
Kompas/Hendra A Setyawan
Suasana salah satu kereta MRT tujuan Bundaran HI yang tengah melintas di kawasan Blok A, Jakarta Selatan, yang sepi penumpang, Senin (11/1/2021).
Masker, kata Pratomo, dapat dibuka sementara saat berbuka dan digunakan kembali setelah membatalkan puasa selesai. Selama membuka masker, pengguna jasa tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan tidak berbicara baik satu maupun dua arah.
Pengguna jasa juga diminta untuk tetap menjaga kebersihan kereta dan area stasiun dengan membawa kembali sampahnya saat meninggalkan kereta atau peron berbayar. ”Adapun untuk waktu operasional, MRT Jakarta tetap beroperasi sesuai waktu di luar bulan puasa, yaitu pukul 05.00-22.00 pada hari kerja dan 06.00-21.00 pada akhir pekan atau hari libur,” ucap Pratomo.
Pelanggan dapat berbuka menggunakan air minum, kurma, atau makanan ringan, tidak diperkenankan mengonsumsi nasi dan lauk pauk, makanan menyengat, serta makanan siap saji lainnya. (Angelina Betris)
Kebijakan senada diterapkan PT Transportasi Jakarta. Angelina Betris, Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), melalui keterangan tertulis, menjelaskan, selama bulan puasa, layanan operasional Transjakarta tidak mengalami perubahan baik rute maupun jam operasional. Transjakarta tetap melayani pelanggan pukul 05.00-22.00 untuk penumpang umum dan pukul 22.30 untuk tenaga medis.
”Transjakarta juga memberlakukan kebijakan, bagi pelanggan Transjakarta yang menjalankan ibadah puasa tetapi masih dalam perjalanan diperbolehkan untuk berbuka puasa di area Transjakarta,” kata Angelina.
KOMPAS/I GUSTI ANGGA
Para penumpang bus Transjakarta jurusan Lebak Bulus-Kampung Rambutan, Rabu (8/5/2019), berbuka puasa di dalam bus. Kemacetan parah yang melanda Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, membuat penumpang untuk sementara berbuka puasa bersama penumpang lainnya.
Makan dan minum diperbolehkan saat membatalkan puasa dengan maksimal waktu 10 menit sejak azan Maghrib. ”Pelanggan dapat berbuka menggunakan air minum, kurma, atau makanan ringan, tidak diperkenankan mengonsumsi nasi dan lauk pauk, makanan menyengat, serta makanan siap saji lainnya,” kata Betris.
Saat berbuka, masker dapat dibuka sementara waktu dan masker wajib digunakan kembali setelah makan dan minum selesai. Pada saat melepas masker, pelanggan tidak diperkenankan untuk berbicara baik secara langsung maupun melalui telepon genggam.
Untuk para pengguna, setiap operator angkutan menegaskan mengenai pentingnya menjaga kebersihan, ketertiban, dan tetap menerapkan protokol kesehatan.