Ubah Strategi Vaksinasi bagi Warga Lansia DKI, Petugas Siapkan Antar-Jemput
Mulai 9 April 2021, DKI Jakarta menerapkan sistem kewilayahan hingga tingkat RW untuk memvaksin warga lansia.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Melihat penurunan cakupan vaksinasi warga lanjut usia, Pemprov DKI Jakarta mengubah strategi vaksinasi. Mulai 9 April 2021, vaksinasi untuk lansia berbasis wilayah serta menambah sentra vaksinasi dan memberi fasilitas antar-jemput.
Untuk mempermudah para warga lansia, Pemprov DKI Jakarta menjemput bola dengan menyediakan fasilitas antar-jemput menggunakan bus sekolah dan bus Transjakarta di sejumlah wilayah yang membutuhkan karena lokasi yang cukup jauh. Sementara jajaran tingkat kelurahan bersama RT/RW melakukan antar-jemput menggunakan sepeda motor dan pendataan warga dari pintu ke pintu (door to door).
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pengendalian Penduduk dan Pemukiman yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Setdaprov) DKI Jakarta, Suharti, Senin (12/4/2021), menjelaskan, pemprov terus berkomitmen melangsungkan vaksinasi. Sesuai petunjuk teknis Kementerian Kesehatan, saat ini vaksinasi masih diberikan kepada kelompok prioritas, yaitu tenaga kesehatan, warga lansia, dan pelayan publik.
Meski demikian, untuk warga lansia, cakupan vaksin makin menurun. Target akhir April ini saja ada 3 juta orang warga DKI tervaksin, yang baru tercapai 1,9 juta pada awal bulan ini. Itu pun belum semua menerima dosis lengkap.
Dengan mengubah strategi itu, Suharti menambahkan, Pemprov DKI Jakarta melibatkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam pelaksanaan vaksinasi lansia. Setiap kecamatan dikoordinasi satu SKPD yang juga menetapkan koordinator untuk setiap kelurahan. Tugasnya mencakup edukasi dan mencarikan solusi jika ada kebutuhan-kebutuhan khusus.
Kemudian, dilakukan monitoring dan evaluasi sebanyak dua kali per minggu yang melibatkan jajaran wilayah administrasi sampai tingkat kelurahan. Jajaran wilayah juga berkolaborasi dengan berbagai unsur masyarakat, salah satunya bersama Forum Komunikasi Lanjut Usia (FKLU) dalam hal antar-jemput dan pendataan lansia dari rumah ke rumah.
Menurut Suharti, ada sejumlah kendala vaksinasi lansia, salah satunya pendaftaran secara daring. Untuk itu, DKI menyiapkan sistem untuk membantu pendaftaran dan penjadwalan lansia karena tidak semua lansia dapat menggunakan pendaftaran dengan sistem daring.
Pada pelaksanaannya, Pemprov DKI berkomunikasi intensif dengan tim pemerintah pusat untuk mendapatkan rutin data lansia yang sudah divaksin. Data itu kemudian dipadankan dengan data Disdukcapil DKI untuk memonitor lansia yang belum divaksin, lalu diinformasikan ke jajaran yang berada di lapangan.
Untuk melengkapi data, Pemprov DKI juga melakukan sosialisasi dan komunikasi publik, baik melalui platform media sosial maupun melalui jalur wilayah menggunakan Whatsapp Group (WAG) lantaran hampir semua RT di Jakarta memiliki WAG.
Data lansia yang belum divaksin, menurut Suharti, kemudian dikelola dan diberikan penjadwalan sampai tingkat RT. Selanjutnya, pengurus RT memberitahu lansia yang masuk daftar terkait jadwal dan lokasi vaksinasi.
Dengan sistem wilayah, lansia dalam satu wilayah yang sama bisa divaksin. ”Diupayakan warga lansia dalam satu RW divaksin di lokasi yang sama untuk kemudahan pengelolaan di lapangan. Warga yang belum terjadwal karena tidak ber-KTP DKI Jakarta atau yang lokasinya jauh karena alamat domisili berbeda dengan alamat KTP tetap dimungkinkan untuk divaksin, baik dengan mendaftar melalui daring maupun melaporkan diri ke Ketua RT,” kata Suharti.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan, warga lansia yang menjadi target vaksinasi di DKI Jakarta berjumlah 911.631 orang. Data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta hingga 11 April 2021, vaksinasi dosis 1 telah dilakukan kepada 526.687 lansia atau 57,8 persen dan vaksinasi dosis 2 mencakup 173.234 lansia atau 19,0 persen.
Senada dengan Suharti, menurut Widyastuti, kendala yang dihadapi lansia adalah tidak semua lansia mampu mendaftar secara daring. Oleh karena itu, strategi vaksinasi secara kewilayahan dilakukan untuk memperluas cakupan vaksinasi bagi lansia.
Menambah sentra vaksin
Untuk menambah angka penerima vaksin, Pemprov DKI Jakarta melibatkan lebih banyak fasilitas kesehatan swasta, baik sebagai lokasi vaksinasi maupun dalam menyediakan SDM di sentra vaksinasi yang bukan merupakan fasilitas kesehatan pemerintah. Pemprov juga bekerja sama dengan Organisasi Masyarakat dan Asosiasi Industri/Asosiasi Pelaku Ekonomi dalam menyiapkan sentra vaksinasi dengan SDM kesehatan dari pihak pemda.
Di luar puskesmas dan rumah sakit, Dinkes DKI Jakarta juga menyiapkan sentra vaksinasi di tingkat kecamatan dan kelurahan. Sentra vaksinasi ini lebih diminati oleh lansia karena lebih dekat dengan rumah dan bisa bersama-sama dengan warga dari lingkungan masing-masing.
Menurut Widyastuti, beragam tempat layanan vaksinasi di Jakarta, antara lain, Istana Presiden, Balai Kota Provinsi DKI Jakarta, Kantor Wali Kota, kantor kecamatan, kantor kelurahan, DPR/DPRD, RPTRA, mal, pasar, hotel, wisma, taman, RSU swasta, vertikal, RS TNI/Polri, RSUD, RS khusus, klinik, puskesmas kecamatan dan kelurahan, puskesmas keliling, sekolah (TK-SMA), Istora/GOR, gedung perkantoran swasta/BUMN, ataupun secara drive-thru. Hingga kini, total jumlah lokasi vaksinasi di Jakarta sebanyak 525 titik dengan total kapasitas vaksinasi sebanyak 86.580 orang per hari.