Pasar Inpres Pasar Minggu dan Kerawanan Kebakaran di Pasar Tradisional
Kebakaran melanda Pasar Inpres di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, malam ini sekitar pukul 21.00. Tidak ada korban jiwa, tetapi kerugian material diperkirakan cukup banyak.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ikatan Pedagang Pasar Indonesia telah mewanti-wanti soal risiko kebakaran pasar. Akan tetapi, mengelola pasar, terutama pasar tradisional, menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Dewan Pimpinan Wilayah DKI Jakarta Miftahuddin, ketika dikontak pada Senin (12/4/2021) malam, mengatakan, timnya masih berada di lokasi kebakaran Pasar Inpres, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Api muncul pada magrib pukul 18.49.
”Penyebab kebakaran masih kami selidiki, tapi ini duka bagi pedagang pasar,” ujarnya.
Penyebab kebakaran masih kami selidiki, tapi ini duka bagi pedagang pasar. (Miftahuddin)
Ia memaparkan, satu tahun terakhir pedagang pasar dihantam pandemi Covid-19 yang mengakibatkan penurunan omzet hingga 80 persen. Di samping itu, juga ada risiko terjadinya kebakaran akibat pengelolaan pasar yang belum ideal. Pekan lalu, pada 8 April, juga terjadi kebakaran di Pasar Lontar, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Lurah Pasar Minggu Gita Puspitasari masih berada di lapangan memantau proses pengendalian api. Ia belum bisa memberi komentar karena penyebab kebakaran tidak diketahui sebelum ada penyelidikan forensik.
Dilansir dari Kompas TV pada pukul 21.00, para petugas pemadam kebakaran masih berusaha memadamkan api. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa naas ini, sama seperti kebakaran di Tanah Abang awal April ini. Informasi terakhir hingga menjelang 22.30, api sudah berhasil dipadamkan. Petugas masih mendata bangunan terdampak dan kerugiannya.
Risiko
Dewan Pimpinan Pusat IKAPPI mencatat ada 174 kios dan lapak yang habis dilalap api. Kerugian material masih dihitung, tetapi perkiraannya mencapai miliaran rupiah. Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan mengatakan, unsur sarana penyelamatan, sistem proteksi aktif dan pasif, pengawasan, serta pengendalian kebakaran secara umum kurang diperhatikan di pasar.
”Sistem pengelolaan pasar banyak yang belum layak, padahal pasar tradisional adalah tempat mayoritas rakyat kecil menggantungkan hidup,” katanya.
Secara nasional, IKAPPI mendata, sejak Januari 2021 telah terjadi 35 kebakaran pasar. Tiga orang meninggal, yakni satu orang pada peristiwa kebakaran Pasar Citra Mas Lok Tuan di Bontang (Kalimantan Timur) dan dua orang di Pasar Kijang Raya di Kampar (Riau).