Dilarang Mudik, Penyewa Mobil Ramai-ramai Batalkan Pesanan
Larangan mudik membuat para penyewa mobil rental membatalkan pesanan. Pengusaha merugi karena mereka masih menanggung beban operasional akibat pandemi Covid-19.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengusaha rental mobil turut terdampak aturan pelarangan mudik pada 6-17 Mei 2021. Larangan tersebut membuat para penyewa mobil membatalkan pesanan mereka.
Jauh-jauh hari sebelum Lebaran, Radit (37), pemilik Rental Mobil Kian yang berlokasi di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sudah mendapatkan empat pesanan mobil dari pelanggannya. Sayangnya, keempat pesanan tersebut kemudian dibatalkan menyusul larangan mudik dari pemerintah.
”Mereka sebelumnya sudah membeli tiket ke Jakarta dan memesan mobil kami. Dua dari Padang, satu dari Medan, dan satu lagi dari Palembang,” katanya saat dihubungi pada Minggu (11/4/2021) siang.
Menurut Radit, sebulan sebelum Ramadhan biasanya sudah banyak pelanggan yang memesan mobilnya. Ketika Ramadhan, semua mobil yang dia sewakan biasanya sudah terjadwal dengan rapi.
”Biasanya mereka memesan untuk lima hari lengkap sama sopir,” ujarnya.
Saat ini Radit menyewakan sepuluh mobil rental. Pasca-pembatalan, belum ada satu pun mobilnya yang dipesan untuk periode libur Lebaran 2021. Dia juga belum menerima pesanan untuk tanggal setelah pelarangan mudik.
Pemesanan justru banyak dia dapatkan pada periode libur panjang pekan lalu. Saat itu, Radit bahkan harus menolak sejumlah pesanan karena semua mobil dan sopirnya penuh pesanan.
Hal ini cukup merugikan Radit, mengingat periode Lebaran adalah periode high season. Jika pada hari normal dia mematok harga sewa dengan sopir seharga Rp 400.000 per 12 jam, pada periode Lebaran harga yang dipatok bisa mencapai Rp 600.000 per 12 jam.
”Tahun ini tidak ada high season. Kami tetapkan harga normal,” ujarnya.
Biasanya semua mobil terpesan habis. Jangankan membatalkan, sampai sekarang belum ada yang memesan.
Tahun lalu, Radit masih beruntung karena ada rombongan dokter yang menyewa beberapa mobilnya untuk perjalanan dinas. Selain itu juga ada rombongan mahasiswa yang dipulangkan dari luar negeri dan memanfaatkan jasanya untuk mengantarkan pulang ke daerah.
”Jadi, walaupun jalan-jalan ditutup, kami tetap bisa antar karena mereka bawa surat-surat yang diperlukan. Ada juga yang menyewa buat di dalam Kota Jakarta,” katanya.
Budi, pemilik Rental Mobil Balagonda yang berlokasi di Palmerah, Jakarta Barat, bahkan belum menerima satu pun pesanan menjelang Ramadhan 1442 Hijriah ini. Padahal, biasanya 25 mobil rental yang dia sewa sudah terpesan habis sebelum Ramadhan.
”Biasanya semua mobil terpesan habis. Jangankan membatalkan, sampai sekarang belum ada yang memesan,” ujarnya.
Sebelum pandemi, Budi bahkan harus mencari mobil tambahan dari mitranya untuk memenuhi permintaan mudik Lebaran. Pemesanan untuk periode setelah Lebaran juga belum dia terima hingga sekarang.
”Libur panjang pekan lalu mobil saya terpesan semua. Mungkin banyak yang mau nyekar ke kampung halaman,” katanya.
Budi juga selalu menyediakan paket khusus Lebaran untuk 7-10 hari tanpa sopir. Untuk mobil Toyota Avanza paket 7 hari, misalnya, dihargai Rp 5 juta. Tahun lalu, Budi masih bisa menerima 10 pesanan untuk ke luar kota.
”Sejauh ini kami masih berlakukan harga high season. Naik 30 persen dari harga normal. Tapi, masih bisa dikondisikan, lihat permintaan dulu,” katanya.
Kemarin sudah mulai ada harapan. Tapi, kemudian turun lagi dengan adanya larangan-larangan seperti mudik tahun ini. Banyak perusahaan yang belum berani menarik karyawannya kembali.
Meski begitu, Budi mengaku pesimistis dengan permintaan tahun ini, mengingat aturan yang diterapkan pemerintah cukup tegas. Dia memprediksi pesanan yang masuk jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tahun lalu.
”Walaupun tempat wisata masih dibuka, saya pikir pelanggan juga masih pikir-pikir,” katanya.
Antiklimaks
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Rental Mobil Daerah Indonesia (Asperda) Didik Prasetyo mengatakan, larangan mudik sangat berdampak kepada para pengusaha rental mobil. Padahal, Lebaran tahun ini seharusnya dapat menjadi momentum kebangkitan industri persewaan mobil.
”Padahal, kami berharap Lebaran tahun ini sudah kembali normal. Tapi, kenyataannya sebaliknya,” ujarnya.
Didik menambahkan, kondisi perekonomian para pengusaha rental mobil sebelum Ramadhan 1442 Hijriah ini masih belum pulih. Pendapatan yang masuk belum cukup untuk menambal beban operasional selama pandemi Covid-19.
”Tahun-tahun lalu, permintaan saat Lebaran mampu menutup beban operasional pada bulan-bulan sebelumnya,” katanya.
Menurut dia, banyak mobil sewaan dari perusahaan rental yang saat ini statusnya masih kredit. Pelarangan ini tentu akan lebih menyulitkan mereka dalam pembayaran kredit tersebut.
”Kami berharap ada juga kebijakan yang berpihak kepada kami meski ada pelarangan mudik,” ungkapnya.
Didik yang merupakan Direktur Utama PT Bina Sarana Sakti bahkan sempat mengurangi 70 persen karyawannya pada pertengahan pandemi Covid-19. Seiring berjalannya waktu, beberapa karyawan mulai ditarik kembali karena pesanan kembali masuk. Sayangnya, Lebaran tahun ini menjadi antiklimaks.
”Kemarin sudah mulai ada harapan. Tapi, kemudian turun lagi dengan adanya larangan-larangan seperti mudik tahun ini. Banyak perusahaan yang belum berani menarik karyawannya kembali,” katanya.
Didik membenarkan banyak penyewa yang membatalkan pesanan mereka pada perusahaan-perusahan rental menyusul adanya larangan mudik. Para perusahaan bahkan harus mengembalikan uang muka yang telah dibayarkan.
”Kami tidak bisa berbuat apa pun karena bukan kemauan para pelanggan, melainkan karena aturan pemerintah,” ungkapnya.