Polda Metro Siapkan 500 Kampung Tangguh Jaya Jadi Posko Vaksinasi Massal
Kampung Tangguh Jaya yang digagas Polda Metro Jaya dijadikan sebagai salah satu basis pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Ini bertujuan mempercepat dan mempermudah pelayanan vaksinasi bagi masyarakat.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi massal Covid-19 kini dimulai di lokasi yang lebih dekat dengan masyarakat di Kampung Tangguh Jaya wilayah DKI Jakarta. Kepolisian Daerah Metro Jaya menargetkan selama enam bulan ke depan bakal berdiri 500 posko vaksinasi massal Covid-19 yang tersebar di berbagai wilayah di Jabodetabek.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran, Sabtu (10/4/2021), mengatakan, gerakan vaksinasi massal pada tahap awal dilaksanakan di 50 posko. Gerakan vaksinasi massal itu merupakan hasil kerja sama antara Polda Metro Jaya dan Yayasan Global CEO Indonesia.
”Kami memanfaatkan Kampung Tangguh Jaya serta beberapa posko mandiri di perkantoran, mal, dan hotel. Target dari vaksinasi massal itu ditujukan kepada warga lansia dan petugas pelayanan publik,” kata Fadil saat meresmikan vaksinasi massal di Kampung Tangguh Jaya wilayah RW 001 Kelurahan Cideng, Gambir, Jakarta Pusat.
Kami memanfaatkan Kampung Tangguh Jaya serta beberapa posko mandiri di perkantoran, mal, dan hotel. Target dari vaksinasi massal itu ditujukan kepada warga lansia dan petugas pelayanan publik.
Fadil menambahkan, dari 50 posko vaksinasi massal itu, 35 posko tersebar di Kampung Tangguh Jaya dan 15 lainnya merupakan posko mandiri. Posko itu akan terus bertambah dan selama enam bulan ke depan ditargetkan tersebar di 500 Kampung Tangguh Jaya, sejumlah mal, serta tempat umum lainnya.
Pembukaan posko vaksinasi massal di Kampung Tangguh Jaya serta posko mandiri di mal, perkantoran, dan hotel tersebut bertujuan untuk lebih mendekatkan pelayanan vaksinasi kepada masyarakat. Selain warga lansia, posko vaksinasi massal itu juga melayani vaksinasi untuk petugas pelayanan publik, mulai dari pedagang pasar rakyat, pedagang mal, tukang ojek, hingga pelayan restoran, mal, dan hotel.
Tenaga vaksinator yang terlibat dalam kegiatan vaksinasi massal tersebut berasal dari personel Polda Metro Jaya, TNI, dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Adapun stok vaksin berasal dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
”Kami berharap dengan kegiatan ini, sasaran jumlah vaksinasi di DKI Jakarta semakin bisa cepat tercapai dengan menggunakan Kampung Tangguh Jaya sebagai basis vaksinasi. Kampumg Tangguh Jaya bukan hanya untuk memutus mata rantai Covid-19, tetapi juga untuk banyak hal,” kata Fadil.
100 sasaran
Kepala Kepolisian Sektor Gambir Ajun Komisaris Besar Kade Budiyarta menambahkan, pada hari pertama pelaksanaan vaksinasi di Posko Kampung Tangguh Jaya wilayah RW 001 (Kelurahan Cideng), ada 100 sasaran dengan prioritas utama warga lanjut usia. Selain itu, vaksinasi juga menyasar para guru, pedagang, tukang ojek, imam masjid, dan pengurus gereja yang bermukim atau beraktivitas di wilayah RW 001.
Di Jakarta, pemerintah daerah menargetkan vaksinasi Covid-19 menyasar 3 juta peserta pada April 2021. Adapun berdasarkan data terakhir, yakni pada Maret 2021, sudah 1,9 juta orang yang mendapat vaksin.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, vaksinasi tahap 1 dan 2 meliputi tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik, serta kelompok lanjut usia, total sasaran sebanyak 3.000.689 orang. Hingga 6 Maret 2021, sudah 1,9 juta orang yang mendapatkan vaksin.
Dari data tersebut menunjukkan kalau masih ada jutaan sasaran pada tahap 1 dan 2 yang belum menerima vaksin. Padahal, menurut petunjuk teknis vaksinasi Kementerian Kesehatan, vaksinasi untuk tahap 1 dan 2 harus tuntas pada April 2021.
Ahmad Riza menambahkan, vaksinasi di DKI Jakarta tidak ada perlambatan. Ia menyatakan itu bisa dilihat dari pendukung vaksinasi. Jumlah petugas vaksinator di DKI Jakarta ada 3.110 orang. Kemudian, untuk faskes RS dan puskesmas, sudah ada di 511 titik.
”Kecepatan kita di Jakarta cukup tinggi. Per hari itu mencapai 70.000 orang. Jadi, untuk mencapai 3 juta pasti kita akan lampaui,” kata Ahmad Riza.
Namun, untuk bisa mencapai 3 juta, memang diperlukan waktu karena prosesnya bertahap. ”Pendaftaran seharusnya online, digital. Namun, itu belum bisa maksimal sehingga sekarang secara manual,” ujarnya.
DKI Jakarta pada prinsipnya mengupayakan dengan berbagai cara dan kemampuan yang ada. ”Upaya percepatan dengan cara menyiapkan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan. Semuanya perlu waktu, butuh dukungan dari semua pihak. Begitu juga dengan kedatangan vaksin dari pusat,” tutur Ahmad Riza.