Jalur Sepeda Permanen Rp 28 Miliar Baru Tuntas pada Mei
Dishub DKI Jakarta memastikan penyelesaian jalur sepeda permanen di Sudirman-Thamrin akan mundur, dari awalnya Maret menjadi Mei 2021. Sejumlah kendala teknis masih menghambat dan perlu penyelesaian segera.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Perhubungan DKI Jakarta memastikan penyelesaian pembangunan jalur sepeda permanen di Sudirman-Thamrin akan mundur dari awalnya Maret 2021 menjadi Mei 2021. Sejumlah kendala teknis masih menghambat dan perlu penyelesaian supaya jalur sepeda bisa tuntas.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, Kamis (8/4/2021), menjelaskan, pembangunan jalur sepeda permanen yang dicanangkan akhir Februari 2021 itu mengalami sejumlah kendala, di antaranya perlu ada pemindahan lajur Transjakarta di kawasan Dukuh Atas dan pembangunan di Taman Semanggi.
Untuk pembangunan di kawasan Dukuh Atas, Syafrin menjelaskan, ada pertimbangan untuk menggeser lajur Transjakarta lebih ke arah timur. Dengan demikian, akan ada konsistensi lajur, akan ada tiga lajur untuk lalu lintas dan satu ruang untuk jalur sepeda.
Untuk bisa menggeser, Syafrin melanjutkan, memang dibutuhkan pertimbangan dan masukan dari berbagai pemangku kepentingan sehingga meski dilakukan percepatan, saat diimplementasikan tidak ada kendala.
Dalam perencanaan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, DKI Jakarta sudah membutuhkan jalur sepeda. Dalam kondisi pandemi, pada hari kerja mencapai 3.000-an pesepeda melintas di jalur tersebut.
”Ini fantastis jika dibandingkan dengan saat belum ada jalur sepeda. Saat itu masih satu-dua. Namun, sekarang sudah 3.000-an per hari pada hari kerja atau weekdays,” kata Syafrin.
Ini fantastis jika dibandingkan dengan saat belum ada jalur sepeda. Saat itu masih satu-dua. Namun, sekarang sudah 3.000-an per hari pada hari kerja atau weekdays.
Angka itu meningkat tajam pada hari Sabtu yang terpantau mencapai 12.000-an pesepeda. Pada hari Minggu bahkan lebih meningkat, bisa mencapai 30.000-an pesepeda.
Poetoet Soedarjanto, Ketua Bike To Work (B2W) Indonesia, memaparkan, memang terjadi kenaikan jumlah pesepeda di DKI Jakarta. Hal itu sebaiknya direspons pemerintah dengan menyediakan fasilitas bagi para pesepeda.
Syafrin sepakat hal itu harus difasilitasi secara baik oleh Pemprov. Dengan demikian, animo masyarakat yang menjadikan sepeda sebagai alat mobilitas terfasilitasi dan terpenuhi aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan dari pengguna sepeda ketika mereka berada di ruang lalu lintas bersama kendaraan bermotor.
Pemprov DKI, kata Syafrin, memang merencanakan membangun jalur sepeda sampai dengan 2030 sepanjang total 500 kilometer. Pada 2019 sudah terbangun 63 km. Pada 2022 terbangun 200 km dan pada 2021 terbangun 101 km dengan dikombinasikan jalur sepeda permanen di Sudirman-Thamrin sepanjang 11,2 km.
Untuk jalur sepeda permanen yang dibangun dengan dana pihak ketiga itu akan memiliki lebar 2 meter dan panjang 11,2 km. Jalur tersebut akan menjadi jalur terproteksi dengan penempatan pembatas jalan atau pagar pelindung dari beton berbentuk pot tanaman (planter box).
Planter box itu, kata Syafrin, dibuat terpisah atau pre-cast sehingga begitu selesai dibuat akan dibawa ke Sudirman-Thamrin untuk dipasang. Dengan lajur 11,2 km kebutuhan planter box sebanyak 4.454 buah. ”Sebanyak 505 di antaranya sudah terpasang,” kata Syafrin.
Pemasangan sisanya akan dilakukan menunggu dua masalah tersebut terselesaikan sehingga target penyelesaian mundur ke Mei 2021.
Rp 28 Miliar
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, secara terpisah, menjelaskan, pembangunan jalur sepeda permanen itu dilakukan dengan dana pihak ketiga. Bersama dengan jalur sepeda juga dibangun tugu sepeda di Jalan Sudirman.
”Anggarannya dari kewajiban pihak swasta, pihak ketiga, lebih kurang Rp 28 miliar, termasuk tugunya yang Rp 800 juta,” kata Ahmad Riza.
Ia mengatakan, pembangunan itu merupakan keberpihakan Pemprov DKI terhadap pengguna jalan, khususnya pesepeda. ”Kami berharap ke depan sepeda ini tidak hanya sebagai alat olahraga, rekreasi, tapi transportasi. Jadi, bisa terintegrasi dengan moda transportasi lain,” katanya.