Sekolah Tatap Muka Hari Pertama di Jakarta, Guru dan Siswa Antusias
Pembelajaran tatap muka mulai dilakukan di DKI Jakarta mulai hari ini hingga 29 April 2021. Guru dan murid antusias menyambutnya.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Guru dan siswa sekolah mengaku antusias dengan uji coba pembelajaran tatap muka yang berlaku di Jakarta mulai hari ini, Rabu (7/4/2021), hingga 29 April 2021. Mereka berharap uji coba berhasil tanpa ada kasus baru Covid-19.
Siswa kelas V SDN Cideng 07 di Jakarta Pusat, Byan (10), mengatakan, ia senang bisa kembali ke sekolah setelah setahun menjalani pembelajaran jarak jauh. Orangtuanya sempat khawatir dengan wacana pembelajaran tatap muka (PTM), tetapi akhirnya mengizinkan. Ia pun dibekali masker, pelindung wajah, makanan, dan minuman dari rumah.
”Saya langsung bangun saat disuruh ibu siap-siap ke sekolah. Semangat dan senang banget rasanya. Sudah lama saya tidak bertemu teman-teman,” kata Byan.
Ada 22 siswa kelas V yang hari ini mengikuti PTM di SDN Cideng 07. Mereka terbagi dalam dua kelas. Jumlah siswa yang diperbolehkan hadir hanya 50 persen dari kapasitas kelas, sementara sebagian siswa lainnya mengikuti pelajaran secara daring.
Para siswa diminta mengenakan masker dan pelindung wajah yang disediakan sekolah. Tempat duduk di kelas pun dibuat berjarak satu sama lain. Mereka juga diminta duduk tertib di kelas selama pelajaran berlangsung.
Saya langsung bangun saat disuruh ibu siap-siap ke sekolah. Semangat dan senang banget rasanya. Sudah lama saya tidak ketemu teman-teman.
Pelajaran berlangsung selama 3 jam, mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 11.00. Adapun 30 menit pertama dihabiskan untuk pengulangan materi belajar dan bernyanyi. Selanjutnya, siswa diajarkan materi esensial, antara lain Matematika, IPA, dan Bahasa Indonesia.
Saat jam sekolah usai, siswa diminta segera pulang, membersihkan diri, dan mengganti baju. Orangtua siswa diharapkan mengantar dan menjemput siswa selama PTM. Titik jemput orangtua berada beberapa meter dari gerbang sekolah.
”Kami sudah menyiapkan sekolah agar sesuai standar. Ada delapan wastafel, masker, pelindung wajah, dan cairan disinfektan. Guru-guru juga diberi tugas agar PTM lancar. Ada yang bertugas mengukur suhu, ada juga yang mengarahkan siswa dari titik jemput,” kata Kepala SDN Cideng 07 Ratna Suminar.
Menurut dia, persiapan PTM sudah dilakukan sejak Januari 2021. Guru-guru mengaku antusias dengan wacana PTM karena kegiatan belajar mengajar bisa lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran daring. Interaksi dengan siswa pun dirindukan.
Ditunda
SDN Kebon Melati 01 Jakarta adalah salah satu sekolah yang semula diproyeksikan melaksanakan PTM, tetapi akhirnya ditunda. Ini karena kasus Covid-19 di lingkungan sekolah masih cukup tinggi. Penundaan PTM diputuskan setelah pihak sekolah berunding dengan RT/RW setempat, puskesmas kelurahan, dan dinas pendidikan.
Jumlah warga Kelurahan Kebon Melati yang terinfeksi Covid-19 per 25 Maret 2021 mencapai 851 orang. Dari jumlah itu, 140 orang di antaranya bermukim di RW yang sama dengan SDN Kebon Melati 01. Gugus tugas penanganan Covid-19 setempat pun tidak merekomendasikan PTM di sekolah itu.
”Kami kemudian berkoordinasi (dengan dinas pendidikan) dan diputuskan bahwa PTM di sekolah kami ditunda. Selain itu, guru-guru kami pun belum mendapat pelatihan blended learning (pembelajaran campuran) untuk PTM,” kata Kepala SDN Kebon Melati 01 Muhadi.
Kami sudah menyiapkan sekolah agar sesuai standar. Ada delapan wastafel, masker, pelindung wajah, hingga cairan disinfektan. Guru-guru juga diberi tugas agar PTM lancar. Ada yang bertugas mengukur suhu, ada juga yang mengarahkan siswa dari titik jemput.
Di sisi lain, pihak sekolah sudah bersiap untuk PTM. Alat kebersihan, sanitasi, dan kesehatan sudah disiapkan, begitu pula dengan satuan tugas Covid-19 yang terdiri dari guru dan orangtua siswa. Izin orangtua siswa pun sudah dikantongi. Dari sekitar 400 siswa kelas IV, V, dan VI, sebanyak 45 persen orangtua siswa mengizinkan anaknya mengikuti PTM.
”Tapi tidak apa-apa. Kesehatan murid dan guru yang penting,” ujar Muhadi.
Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Pusat Slamet mengatakan, secara umum, PTM berjalan baik dan tertib. Ada 85 sekolah di DKI Jakarta yang melakukan uji coba PTM hari ini.
Sekolah yang dinilai layak melaksanakan PTM adalah yang sudah mengisi daftar periksa dan menyerahkannya ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk kemudian diverifikasi. Isi daftar periksa itu antara lain ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan di sekolah, ketersediaan fasilitas kesehatan, dan pemetaan murid, guru, dan tenaga pendidik dari potensi Covid-19.
Slamet berharap tidak ada kasus Covid-19 di lingkup sekolah. Ia menekankan bahwa keamanan dan kesehatan siswa, guru, dan tenaga pendidik adalah yang utama.
”Semuanya terpantau, baik oleh kami, satgas Covid-19 di sekolah, maupun puskesmas terdekat (dari sekolah). Semoga piloting (uji coba) PTM ini tidak menimbulkan hal buruk, tetapi memberi hasil pembelajaran yang baik,” ujar Slamet.