Ada 6.000 Tenaga Pendidik di Kota Bogor yang Menjadi Sasaran Vaksinasi
Guru jadi prioritas penerima vaksin di Kota Bogor sebagai persiapan PTM. Namun, petugas keamanan, petugas kebersihan, dan sivitas akademika juga harus menerima vaksin, termasuk murid yang cukup umur menerima vaksin.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, terus mengejar sasaran penerima vaksinasi bagi tenaga pendidik sebanyak 6.000 orang. Vaksinasi ini sebagai upaya menghadapi pembelajaran tatap muka atau PTM yang akan digelar pada Juli mendatang.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, sejak 1 April lalu, Pemerintah Kota Bogor terus mengejar penyuntikan vaksinasi terhadap para tenaga pendidik. Hal itu sebagai upaya antisipatif dari pemkot dalam menghadapi PTM. Menurut rencana, PTM akan dilangsungkan pada Juli 2021.
”Masih berlangsung hingga saat ini, vaksinasi menyasar 6.000 tenaga pendidik di Kota Bogor dari tingkat SMP dan SMA. Vaksinasi bagi tenaga didik memang menjadi prioritas saat ini di Kota Bogor. Lokasi vaksinasi di Lippo Plaza Ekalokasari,” kata Dedie, Rabu (7/4/2021).
Dedie mengatakan, jika rencana PTM dimulai Juli nanti, para guru, kepala sekolah, dan seluruh sivitas akademika hingga perangkat lain yang ada di sekolah lebih siap karena sudah divaksin. Pemerintah daerah pun akan lebih percaya diri untuk menggelar PTM.
Meski dalam waktu dekat Kota Bogor belum akan mengikuti PTM seperti Jakarta, Bekasi, dan Kabupaten Bogor, kata Dedie, ia sepakat dengan kebijakan pemerintah pusat untuk menggelar PTM dengan penerapan protokol kesehatan ketat dilakukan oleh semua instansi pendidikan. Untuk itu pemerintah daerah perlu melakukan persiapan, salah satunya vaksinasi untuk tenaga pendidik.
”Begitu juga dengan pembatasan ruangan hingga jam pembelajaran. Vaksin ini menjadi salah satu indikator pelaksanaan PTM itu akan menjadi aman jika nantinya diberlakukan,” tutur Dedie.
Dalam waktu dekat kami belum berani menggelar sekolah tatap muka. Masih ada guru yang belum divaksin.
Sebelumnya Dedie mengatakan, sebelum seluruh tenaga pendidik selesai menerima vaksin, Pemerintah Kota Bogor belum akan menggelar PTM. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bogor, ada sekitar 9.800 guru di Kota Bogor yang menjadi sasaran penerima vaksin dan hingga saat ini ada 1.700 guru yang belum menerima vaksin.
”Dalam waktu dekat kami belum berani menggelar sekolah tatap muka. Masih ada guru yang belum divaksin. Kami tidak ingin mengambil risiko besar. Kami tidak akan buru-buru membuka PTM. Kota Bogor sudah keluar dari zona merah, saat ini masih zona oranye,” kata Dedie.
Menurut Dedie, selain mempertimbangkan tenaga pendidik yang belum seluruhnya menerima vaksin, pembukaan PTM juga tidak bisa buru-buru karena harus memperhitungkan kesiapan sekolah dalam melaksanakan PTM, seperti fasilitas tambahan agar protokol kesehatan berjalan ketat serta kontrol dan pengawasan di lingkungan dan sekitar sekolah. Kemudian, izin dari orangtua sangat menentukan PTM dilaksanakan atau tidak.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi melanjutkan, meski belum akan menggelar PTM dalam waktu dekat, pihaknya sudah mulai mempersiapkan kebutuhan teknis hingga survei ke sekolah-sekolah sehingga pada saat PTM berlangsung sekolah sudah siap, terutama terkait protokol kesehatan. Jika pada April seluruh tenaga didik sudah selesai divaksin, PTM akan disimulasikan terlebih dahulu pada Mei.
”Persiapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah ini penting dan dipastikan betul berjalan ketat. Kami juga akan mendata izin dari orangtua murid, tanpa izin mereka PTM tidak akan terlaksana. Memang menurut rencana pada Mei mendatang, tetapi tanggal dan skema dari uji coba PTM belum dapat ditentukan,” kata Hanafi.
Selain mempersiapkan kebutuhan teknis dan survei, Disdik Kota Bogor juga akan berkoordinasi dan mengonsolidasikan PTM ke dewan pendidikan, dinas kesehatan, satgas Covid-19, satpol PP, PGRI, termasuk Kantor Cabang Dinas (KCD) Jawa Barat yang membawahi SMA dan SMK, camat, dan lurah.
Sesuai surat keputusan bersama (SKB) empat menteri yang membahas PTM, lanjut Hanafi, jika PTM sudah berlangsung, jumlah siswa hanya 30 persen. Selain itu, ekstrakurikuler dan kantin juga tidak diperkenankan untuk beroperasi.
”Bayangkan, 30 persen dari setiap sekolah negeri dan swasta melaksanakan PTM serentak, pasti padat Bogor. Untuk itu perlu dipersiapkan betul dan harus diambil sampling orangtua yang setuju atau tidak,” kata Hanafi.
Ketua Dewan Pendidikan Kota Bogor Deddy D Karyadi meminta Pemkot Bogor untuk tidak buru-buru menggelar PTM hingga seluruh tenaga pendidik menerima vaksin. Tidak hanya tenaga pendidik, seluruh sivitas akademika juga perlu mendapat vaksin untuk meminimalkan risiko besar paparan Covid-19 di sekolah.
”Guru menjadi prioritas. Namun, petugas keamanan, petugas kebersihan, dan seluruh sivitas juga harus menerima vaksin. Kami juga merekomendasikan peserta didik untuk menerima vaksin agar orangtua tenang selama belajar di sekolah,” kata Deddy.