Sudah 181 Sekolah Gelar Pembelajaran Tatap Muka di Kota Bekasi
Setelah dua pekan menggelar pembelajaran tatap muka, sekolah swasta di Kota Bekasi mulai beramai-ramai mengajukan izin untuk menggelar kegiatan pembelajaran tatap muka.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Kegiatan uji coba pembelajaran tatap muka atau adaptasi tatanan hidup baru satuan pendidikan di Kota Bekasi, Jawa Barat, kini sudah dimulai di 181 sekolah tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Pemerintah Kota Bekasi akan mempercepat vaksinasi Covid-19 bagi guru dan melaksanakan tes acak Covid-19 di setiap sekolah untuk meminimalkan potensi penularan.
Kota Bekasi memulai kegiatan adapatasi tatanan hidup baru satuan pendidikan atau ATHBSP pada 22 Maret 2021. Saat pertama kali dimulai, kegiatan ATHBSP dilaksanakan di 110 sekolah tingkat SD dan SMP.
”Selama dua minggu ini, kegiatan ATHBSP berjalan lancar. Mulai tanggal 5 April 2021, ada penambahan ATHBSP di 71 sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Inayatullah, Selasa (6/4/2021), di Bekasi.
Selama dua minggu ini, kegiatan ATHBSP berjalan lancar. Mulai tanggal 5 April 2021, ada penambahan ATHBSP di 71 sekolah.
Dari 71 sekolah itu, jumlah sekolah dasar yang menggelar pembelajaran tatap muka sebanyak 28 sekolah dan selebihnya merupakan SMP. Artinya, jika ditotal, jumlah keseluruhan sekolah tingkat SD dan SMP yang sudah menggelar ATHBSP sejak 22 Maret 2021 sebanyak 181 sekolah.
Setiap sekolah yang sudah dibuka dievaluasi oleh Dinas Pendidikan Kota Bekasi setiap minggu. Hasil evaluasi itu juga jadi penentu untuk kembali membuka sekolah lain yang sudah mengajukan proposal ke dinas pendidikan dan memenuhi syarat menggelar pembelajaran tatap muka.
”Masih banyak yang mengajukan untuk menggelar ATHB SP, tetapi kami tentu berhati-hati. Termasuk PAUD juga sudah ada yang mengajukan, tetapi kalau PAUD nanti saja. Kalau SD dan SMP yang mengajukan lagi ada sekitar 40-an sekolah. Sekolah-sekolah swasta sudah mulai banyak yang mengajukan ATHBSP,” ujar Inay.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Bekasi, pada masa awal ATHBSP yang digelar di 110 sekolah, jumlah sekolah negeri masih mendominasi. Namun, di pekan kedua, dari 71 sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka, jumlah sekolah swasta yang terlibat sudah sekitar 50 persen dari 71 sekolah itu.
”Jadi, dengan adanya pembelajaran ATHBSP ini, saya mengajak para orangtua untuk bersama-sama mengawasi anak-anak kita agar benar-benar tertib, patuh, dan taat protokol kesehatan di mana pun, termasuk di sekolah. Khusus di masyarakat, kami berharap ada sinergi yang baik dari RT, RW, tokoh masyarakat agar ada pengawasan bersama,” tutur Inay.
Tambah rombongan belajar
Inay menambahkan, setelah dua pekan menggelar ATHBSP, dinas pendidikan juga menambah jumlah rombongan belajar di 110 sekolah yang sudah terlebih dahulu menggelar kegiatan pembelajaran dari tiga rombongan belajar menjadi enam rombongan belajar. Di setiap rombongan belajar itu, siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka di masing-masing kelas maksimal 18 orang. Artinya, di setiap sekolah setiap hari ada 108 siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka.
”Kalau untuk yang baru, terutama di 71 sekolah, masih tiga rombongan belajar. Nanti ada penyesuaian lagi,” ucap Inay.
Adapun untuk meminimalisir potensi penularan, Pemerintah Kota Bekasi juga terus mempercepat vaksinasi bagi guru. Berdasarkan data pekan lalu, dari sekitar 11.000 guru di Kota Bekasi, mereka yang sudah menerima vaksin mencapai 40 persen.
”Vaksin untuk guru masih berjalan. Saat ini vaksin didatangkan di sekolah. Target kami, pada Juli 2021, sudah 80 persen guru yang divaksin,” kata Inay.
Selain vaksin bagi guru, Dinas Kesehatan Kota Bekasi melalui puskesmas bakal melakukan pelacakan atau tes Covid-19 di setiap sekolah yang sudah menggelar ATHBSP. Pelacakan itu akan dilakukan secara acak untuk mencegah munculnya potensi kluster Covid-19 dari satuan pendidikan.
”Jadi, kepala sekolah harus benar-benar komunikatif dengan puskesmas. Kami evaluai terus setiap minggu dan dalam momen tertentu akan ada tes acak. Itu jadi ranahnya puskesmas dan dinas kesehatan untuk melakukan sampling acak,” tutur Inay.
Kasus menurun
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, saat ditemui di tempat terpisah, mengatakan, kasus Covid-19 di Kota Bekasi terus menurun. Hal itu terlihat dari tingkat keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit di Kota Bekasi yang berada di angka 48 persen.
”Pelacakan kami juga sekarang tidak lebih dari 100 orang. Kalau dulu, dari 100 orang yang kami tes Covid-19, yang ditemukan positif bisa 30 sampai 40 persen. Kalau sekarang, paling 10 sampai 15 persen,” kata Rahmat.
Adapun berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19 Kota Bekasi, hingga Selasa, akumulasi kasus Covid-19 di daerah itu mencapai 40.548 kasus. Rinciannya, 531 orang masih dirawat, 519 orang meninggal, dan 39.498 orang sembuh.
Menurut Rahmat, angka kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Bekasi saat ini mencapai 96 persen. Daerah zona hijau, terutama tingkat RT, di kota itu juga tinggi, yakni mencapai 95,5 persen dari total 7.084 wilayah RT di Kota Bekasi.