Mudik Dilarang, PHRI Berharap Pemprov DKI Jakarta Dorong ”Staycation”
Pengusaha hotel di DKI Jakarta berharap larangan mudik Lebaran berdampak positif pada okupansi kamar hotel di DKI Jakarta. Warga bisa menginap di hotel sambil berbelanja menikmati liburnya.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keterisian kamar hotel berbintang di DKI Jakarta selama Januari-Februari 2021 masih di bawah 50 persen. Adanya larangan masyarakat untuk mudik selama libur panjang Idul Fitri pada Mei mendatang diharapkan bisa menjadi angin segar bagi industri hotel dan restoran di Ibu Kota.
”Dalam perhitungan mudik selama ini, dampak paling besar dirasakan oleh daerah-daerah tujuan mudik karena asal pemudik mayoritas dari Jakarta dan sekitarnya. Pemerintah pusat sudah melarang masyarakat mudik. Dengan demikian, masyarakat harus memiliki tempat untuk membelanjakan uang yang mereka siapkan untuk biaya mudik,” tutur Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Gumilar Ekalaya dalam jumpa pers daring di Jakarta, Senin (5/4/2021).
Menurut dia, Jakarta biasanya menjadi atraksi wisata bagi orang-orang yang tidak mudik Lebaran beserta warga luar kota yang ingin melihat berbagai tempat bersejarah di Ibu Kota. Berhubung masyarakat tidak mudik, hotel hendaknya bisa menawarkan paket-paket liburan di dalam kota atau staycation dengan harga yang terjangkau.
Ia memaparkan, program Ramadhan secara menyeluruh masih dibahas Dinas Pariwisata dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) wilayah DKI Jakarta. Sejauh ini, pariwisata sudah didongkrak melalui berbagai pelonggaran, antara lain mal dan restoran sudah buka sampai dengan pukul 21.00 dengan kuota 50 persen. Pada awal tahun ini, kuotanya masih 25 persen.
Bioskop juga sudah menayangkan film terakhir pukul 20.55. Sebentar lagi akan ditinjau kemungkinan pembukaan panti pijat dan tempat karaoke. Sektor hiburan sebelum pandemi Covid-19 adalah penyumbang terbesar pajak asli daerah DKI Jakarta.
”Apabila ada kegiatan buka puasa bersama sudah bisa dilakukan karena masih dalam cakupan jam buka restoran dan kafe. Nanti protokol kesehatannya akan diperbarui petunjuk teknisnya,” kata Gumilar.
Sektor pariwisata terhantam paling parah oleh pandemi Covid-19. Dalam paparan inflasi dan indeks harga Januari-Maret 2021, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Buyung Airlangga mengatakan, kunjungan wisatawan mancanegara ke Jakarta selama Januari-Februari 2021 adalah 7.210 orang. Jika dibandingkan dengan Februari 2020 yang jumlah wisatawan asingnya mencapai 132.697 orang rendah sekali.
Lima negara yang warganya terbanyak berkunjung ke Ibu Kota adalah China sebesar 15,64 persen dari jumlah total wisatawan mancanegara sepanjang Januari-Februari 2021. Disusul wisatawan Korea Selatan, Rusia, Jepang, dan Amerika Serikat.
Dari sisi keterisian hotel-hotel berbintang, Buyung mengatakan, juga ada penurunan drastis. Pada Februari 2020, tingkat okupansi hotel-hotel itu adalah 54,28 persen. Sepanjang tahun 2021, keterisian hotel di Jakarta di bawah 50 persen, yaitu pada Januari hanya 41,12 persen dan pada Februari 41,53 persen. Biasanya, selepas Natal dan Tahun Baru, okupansi hotel meningkat.
Lama wisatawan mancanegara dan lokal tinggal di Jakarta secara kumulatif juga menurun dari 2,82 hari pada Januari 2021 menjadi 2,37 hari pada Februari 2021. Akan tetapi, jika dilihat lebih rinci, lama tinggal wisatawan mancanegara justru bertambah. Apabila selama Januari mereka menghabiskan 2,58 hari di Jakarta, kini pada Februari mereka menghabiskan 5,11 hari.
”Wisatawan lokal yang sekarang tinggal lebih sebentar di Jakarta, yaitu 2,30 hari. Namun, kalau dibandingkan dengan Februari 2020, jumlahnya justru meningkat karena pada Februari tahun lalu wisatawan lokal hanya tinggal selama 1,78 hari di Jakarta,” papar Buyung.
Tambah belanja
Ketua PHRI Jakarta Sutrisno Iwantono mengatakan, cara agar masyarakat mau berbelanja untuk hiburan, termasuk tinggal di hotel, ialah dengan pemerintah menambah belanja mereka sehingga terjadi peredaran uang. Berbagai bantuan dan stimulus fiskal harus berjalan terus agar ekonomi berputar. Bantuan tunai diharapkan jangan disimpan terlalu lama, tetapi dibelanjakan di warung atau toko-toko kelontong terdekat.
Dari segi keamanan para pekerja hotel dan restoran, ia mengungkapkan sudah 1.342 orang yang disuntik vaksin Covid-19 di Gelora Bung Karno untuk periode 2-6 April. Setelah itu, dinas pariwisata mengumumkan bahwa pekerja hotel, restoran, dan kafe harus menunggu sampai dengan Juli setelah pemerintah selesai memvaksinasi tenaga garis depan, seperti pegawai negeri sipil, TNI, polisi, dan lansia. Berdasarkan data dinas kesehatan, ada 45.140 tenaga hotel, karyawan, kafe, dan lembaga lain di bawah dinas pariwisata yang perlu divaksin.
”Orang-orang yang telah divaksin itu adalah mereka yang bekerja di hotel-hotel tempat para tenaga kesehatan menginap. Ada juga yang dari hotel tempat isolasi mandiri orang-orang tanpa gejala,” tutur Sutrisno.