Tembak Satpam Bank, Komplotan Perampok Bawa Kabur Uang Rp 300 Juta
Dua perampok bersenjata api melukai seorang petugas keamanan bank. Polisi menduga ada prosedur standar operasi yang tidak dipenuhi sehingga perampokan bisa terjadi.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Komplotan perampok bersenjata beraksi di Bank BRI Kantor Cabang Pembantu Rajeg, Jalan Raya Kukun, Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (30/3/2021) pukul 02.55. Perampok melukai seorang petugas keamanan menggunakan senjata api dan membawa kabur uang Rp 300 juta.
Kepala Kepolisian Resor Tangerang Komisaris Besar Wahyu Sri Bintoro mengatakan, perampokan terjadi saat pihak vendor mesin anjungan tunai mandiri (ATM) hendak mengisi mesin ATM dengan uang. Rombongan vendor terdiri atas tiga orang, yaitu sopir, petugas keamanan, dan satu petugas vendor yang mengisi mesin ATM dengan uang.
Saat mobil rombongan dari vendor diparkir di halaman bank, beberapa menit kemudian masuk sebuah mobil minibus hitam yang ditumpangi pelaku perampokan. Dari rekaman kamera pengawas (CCTV) terlihat pelaku berjumlah dua orang. Mereka langsung menodongkan senjata api kepada petugas keamanan dan merebut ponselnya.
Pelaku memerintahkan ketiga petugas dari vendor untuk tiarap. Seorang pelaku lalu mendekati mereka sembari menodongkan senjata api. Setelah itu, pelaku mengambil uang yang disimpan di dalam tas.
Petugas keamanan berupaya mencegah pelaku mengambil uang di dalam tas. Karena dianggap melawan, pelaku melepaskan tembakan sebanyak satu kali dan mengenai paha kanan petugas keamanan itu. Para pelaku langsung kabur begitu berhasil mendapatkan uang Rp 300 juta dari dalam tas.
Pelaku melepaskan tembakan sebanyak satu kali dan mengenai paha kanan petugas keamanan itu.
”Rekan korban pergi meminta bantuan. Saat ini korban sedang dirawat di RSU Kabupaten Tangerang,” ujar Wahyu.
Polisi kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara. Akses masuk bank dibatasi dan dijaga ketat. Garis polisi dipasang di pintu masuk bank. Pelayanan kepada nasabah untuk sementara waktu ditiadakan dan dialihkan ke bank BRI terdekat. Proses olah tempat kejadian perkara baru tuntas menjelang tengah hari.
Periksa saksi
Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Banten Komisaris Besar Martri Sonny mengatakan, polisi hingga saat ini masih mendalami kasus perampokan tersebut. Polisi juga telah meminta keterangan dari sejumlah saksi, terutama petugas dari vendor yang mengalami kejadian perampokan tersebut. Selain mereka, Martri juga akan memeriksa saksi-saksi yang saat kejadian ada di luar area bank.
”Kami mau lihat apakah pada malam hari ada yang biasa (mengawasi keadaan di sekitar bank) atau orang mencurigakan. Mungkin ada saksi dari penjaga warung, penjual makanan, atau pedagang gorengan. Intinya kami sedang lakukan pencarian,” kata Martri.
Martri menduga senjata api yang digunakan salah seorang pelaku perampokan merupakan senjata api rakitan. Menurut Martri, untuk menghindari hal serupa terulang, pihak vendor sebaiknya meminta bantuan petugas kepolisian saat hendak mengisi ulang uang di mesin ATM. Saat kejadian, vendor tidak melibatkan petugas kepolisian.
Selain itu, mengisi ulang uang di mesin ATM juga tidak dilakukan pada dini hari saat situasi di sekitar sangat sepi dan rawan tindak kriminalitas.
”Karena itu, ini masih kami dalami. Kenapa pengisian uang di ATM, kok, sampai subuh. Lalu apakah itu sudah sesuai dengan prosedur standar operasi atau tidak. Ini masih kami dalami lagi,” ujar Martri.
Menurut Kepala Kepolisian Sektor Rajeg Ajun Komisaris Tatang Sutisna, pihak bank sudah terbiasa mengisi ulang ATM pada dini hari dan semuanya berjalan lancar tanpa ada tindak kriminalitas sebelumnya.
Dihubungi secara terpisah, kriminolog Universitas Indonesia Josias Simon mengatakan, besar kemungkinan para pelaku perampokan telah menganalisis dan mempelajari situasi sebelum beraksi. Dengan kata lain, para pelaku sudah mengetahui pihak bank kerap mengisi ulang uang di mesin ATM pada dini hari.
”Kesempatan itu yang kemudian dimaksimalkan, dimanfaatkan secara betul-betul oleh pelaku dan berhasil. Tingkat keberhasilan melakukan kriminalitas pada dini hari, saat situasi di sekitar sedang sepi itu sangat besar,” katanya.
Josias menilai, prosedur standar operasi yang diterapkan saat mengisi ulang uang di mesin ATM tidak dilakukan secara penuh atau maksimal. Seharusnya, petugas keamanan resmi dalam hal ini kepolisian harus dilibatkan setiap kali hendak mengisi ulang uang di mesin ATM.
Kejadian tersebut, kata Josias, kembali mengingatkan semua pemangku kepentingan untuk tidak terjebak rutinitas yang menjerumuskan. Selain itu, penting untuk disiplin mengikuti prosedur standar operasi meski itu terlihat sangat remeh sekalipun.