Tahap Dua Penataan, Penumpang Kereta Komuter Kian Dipermudah
Penataan kawasan stasiun memberikan kemudahan bagi penumpang untuk berjalan kaki dan berpindah moda. Empat stasiun sudah selesai dibenahi pada tahap pertama.
Oleh
Helena F Nababan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lima stasiun kereta yang dioperasikan PT Kereta Commuter Indonesia, yakni Stasiun Palmerah, Stasiun Manggarai, Stasiun Stasiun Gondangdia, Stasiun Tebet, dan Stasiun Jakarta Kota, memasuki penataan kawasan tahap kedua. Penataan itu untuk memudahkan pejalan kaki, penumpang angkutan umum dalam mengakses transportasi publik, demikian juga pengguna sepeda. Sementara angkutan umum ditata menjadi lebih terintegrasi.
Penataan tahap pertama meliputi empat stasiun, yakni Stasiun Tanah Abang, Stasiun Senen, Stasiun Juanda, dan Stasiun Sudirman. Dinas Perhubungan DKI Jakarta menegaskan, penataan itu mendukung konsep pengembangan transportasi yang mengarah pada pembangunan kawasan berorientasi transit.
Susilo Dewanto, Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Kamis (25/3/2021), dalam webinar yang digelar Pusat Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan menjelaskan, DKI Jakarta tak lagi mendasarkan pengembangan transportasinya pada konsep pembangunan berorientasi kendaraan (car oriented development/COD). Pemprov DKI mulai menerapkan konsep pengembangan kawasan berorientasi transit (transit oriented development/TOD).
Dengan pengembangan transportasi berdasarkan TOD, jelas Susilo, tiga hal diutamakan, yakni pejalan kaki, penggunaan kendaraan ramah lingkungan, dan angkutan umum. Penggunaan kendaraan pribadi ada di urutan terakhir.
Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, di luar acara webinar itu menjelaskan, dengan pengembangan transportasi berkonsep TOD, penataan kawasan stasiun dilakukan untuk memperlancar mobilitas masyarakat dan mempermudah mereka mengakses berbagai macam moda transportasi di Jakarta.
Itu sebabnya penataan kawasan stasiun juga dilengkapi area yang nyaman bagi pejalan kaki dengan penanda jelas. Dalam konsep TOD, transportasi umum di Ibu Kota harus dapat memberikan kepuasan dan menjamin keamanan dan kenyamanan penumpang. Hal itu agar semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan kendaraan umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi.
Dalam menata kawasan stasiun, Pemprov DKI Jakarta berkolaborasi dengan PT KAI (Persero) dan PT MRT Jakarta.
Susilo melanjutkan, dalam konsep TOD itu pula, Dishub DKI Jakarta akan memperluas jaringan jalur sepeda yang saat ini baru 63 kilometer. Dishub juga bekerja sama dengan Dinas Bina Marga merevitalisasi trotoar yang membuat nyaman masyarakat untuk berjalan kaki.
Masih terkait praktik transportasi berkelanjutan itu, lanjut Susilo, Dishub DKI bersama BUMD operator angkutan umum menciptakan sistem angkutan umum bernama Jaklingko. Ke depannya, Jaklingko tidak hanya mengintegrasikan layanan antarmoda, tetapi juga menjadi ekosistem untuk meningkatkan penggunaan angkutan massal.