Menjelang puasa dan Lebaran, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui BUMD pangan memastikan ketersediaan stok pangan, salah satunya daging sapi.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menjelang bulan puasa tahun ini, PD Dharma Jaya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bergerak di bidang penyediaan pangan khususnya daging, memastikan ketersediaan daging sapi. Setidaknya stok sebanyak 838 ton daging beku asal Australia serta sapi hidup dari sejumlah wilayah sentra sapi di Indonesia direncanakan siap memasok kebutuhan Jakarta.
Direktur Utama PD Dharma Jaya Raditya Endra Budiman, Kamis (25/3/2021), dalam diskusi virtual dengan jurnalis Balai Kota DKI Jakarta menjelaskan, untuk penyediaan daging sapi di DKI Jakarta, Dharma Jaya menerapkan kebijakan yang sama seperti sebelumnya. Dharma Jaya bekerja sama dengan daerah-daerah sentra sapi, di antaranya Nusa Tenggara Timur (NTT). Dharma Jaya juga mengimpor daging sapi beku asal Australia untuk memenuhi kebutuhan.
Dijelaskan Suharini Eliawati, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta dalam diskusi tersebut, sesuai data DKPKP, per tahun selalu ada peningkatan permintaan 10-15 persen, dengan kenaikan harga 3,5-5 persen. Kenaikan itu terjadi khususnya di hari-hari selama bulan puasa dan Lebaran.
Meski ada peningkatan permintaan di bulan puasa dan Lebaran, DKI pastikan semua komoditas tersedia dan tidak ada kenaikan harga yang signifikan.
Dengan permintaan yang meningkat, Raditya menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan puasa dan Lebaran, Dharma Jaya mengimpor daging sapi beku asal Australia dan Selandia Baru. Untuk kebutuhan puasa dan Lebaran, sebanyak 838 ton daging sapi beku diimpor. Sementara sapi hidup yang didatangkan dari NTT sebanyak 200 ekor.
Untuk menjaga keamanan stok Jakarta, kata Raditya, Dharma Jaya secara total akan mengimpor 1.500 ton daging sapi beku mulai Maret hingga November 2021.
Selain daging sapi, Dharma Jaya juga menjaga keseimbangan pasokan daging ayam di DKI Jakarta. Dengan bekerja sama dengan para peternak ayam asal Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, Dharma Jaya mengusahakan pasokan daging ayam. Untuk puasa dan Lebaran, sebanyak 416 ton daging ayam dipasok.
Dharma Jaya, lanjut Raditya, juga berencana membuat cold storage atau kamar penyimpan dingin bagi daging sapi dan daging ayam. Dharma Jaya berencana membuat cold storage berkapasitas 5.000 ton sehingga manakala diperlukan, DKI siap dengan stok. ”Langkah itu menjadi strategi Dharma Jaya untuk mengendalikan harga daging,” katanya.
Suharini melanjutkan, selain Dharma Jaya, BUMD pangan Pemprov DKI lainnya, yakni PT Food Station, ia pastikan juga sudah mengupayakan pengamanan stok pangan.
Food Station, di antaranya, mengusahakan keamanan pasokan beras, minyak goreng, telur ayam, gula pasir, hingga tepung terigu bagi DKI Jakarta.
Pamrihadi Wiraryo, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, menjelaskan, stok beras di DKI Jakarta sangat dipengaruhi oleh keberadaan Pasar Induk Beras Tjipinang. Terlebih karena 60 persen pasokan di pasar induk itu untuk memenuhi kebutuhan DKI Jakarta dan sisanya untuk memenuhi permintaan dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Saat ini, stok beras di pasar induk ada 33.408 ton. Angka itu, dijelaskan Pamrihadi, sebagai angka stok yang stabil. Lalu untuk sejumlah komoditas lainnya, Food Station di antaranya memiliki stok beras sendiri sebanyak 10.400 ton, minyak goreng 47.000 liter, tepung terigu 60 ton, gula pasir 1.500 ton, dan telur ayam 1,5 ton. ”Data itu per 24 Maret 2021,” kata Pamrihadi.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang turut hadir dalam diskusi virtual itu menegaskan bahwa meski ada peningkatan permintaan di bulan puasa dan Lebaran, ia memastikan semua komoditas tersedia dan tetap terjangkau. Selain itu Pemprov DKI juga mesti menjaga tidak ada kenaikan harga yang signifikan.
Adapun untuk memastikan stabilitas harga dan stok pangan, tim pengendali inflasi daerah (TPID) yang terdiri dari BUMD pangan dan DKPKP mengadakan pasar murah. Sementara untuk keamanan pangan, Satgas Pangan DKI Jakarta turut memantau dan mengawasi pangan.
”Pengawasan sudah dilakukan pada 1.820 sampel di pasar modern dan pasar tradisional. Hasilnya 100 persen aman,” katanya.