Berbagai dugaan berseliweran setelah kebakaran yang menewaskan 10 orang di Pisangan Baru. Penyelidikan polisi diharapkan membuat terang peristiwa itu.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur memeriksa tiga saksi terkait kebakaran yang menewaskan 10 orang di Jalan Pisangan Baru III, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3/2021) dini hari. Penyebab kebakaran di rumah kontrakan lima petak itu masih misterius dan muncul beragam dugaan.
Kepala Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Erwin Kurniawan menyebut, mereka yang diperiksa merupakan warga setempat yang mengetahui awal mula kebakaran. ”Ini tentu akan bisa bertambah saksi-saksi lain dan ini masih terus berjalan,” kata Erwin saat dihubungi pada Kamis (25/3/2021) di Jakarta.
Keterangan para saksi tersebut merupakan bagian dari proses penyelidikan polisi selain pemeriksaan dari Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri. Adapun proses identifikasi penyebab kebakaran juga sudah dilakukan Puslabfor Polri pada Kamis sore.
Kepolisian, menurut Erwin, belum mengambil kesimpulan dugaan awal penyebab kebakaran sebelum ada hasil pemeriksaan dari Puslabfor Polri. ”Puslabfor Polri merupakan tenaga ahli yang mempunyai kompetensi untuk meneliti dan mengetahui penyebab kebakaran,” ujarnya.
Kepala Subdit Kecelakaan Kebakaran Puslabfor Polri Komisaris Nurcholis mengatakan, proses pemeriksaan di lapangan telah usai. Saat pemeriksaan di lapangan, pihaknya mengambil sejumlah barang bukti, seperti kabel instalasi listrik dan arang sisa kebakaran.
”Itu akan kami periksa secara mendalam di laboratorium untuk konfirmasi, misalnya karena instalasi listrik apakah mengalami putus singkat (korsleting) atau faktor lain. Harus diuji di laboratorium terhadap barang bukti. Jadi, tunggu sehari atau dua hari baru bisa disimpulkan,” katanya.
Beragam dugaan
Dugaan penyebab kebakaran di Pisangan Baru sejauh ini masih banyak versi. Data Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, penyebab kebakaran diduga akibat hubungan pendek arus listrik.
Kesimpulan itu juga diamini Wali Kota Jakarta Timur M Anwar. Ia mengatakan, musibah ini merupakan contoh pelajaran kurang baik bagi warga. Sebab, kabel instalasi itu tidak memenuhi standar. ”Ketika dibuka, itu kabel serabut, bukan yang baja. Tentu ini menjadi perhatian,” katanya.
Anwar menambahkan, pihaknya sudah berkali-kali mengingatkan jajarannya di kelurahan dan kecamatan agar menyosialisasikan kepada warga untuk memperhatikan secara cermat instalasi listrik di rumah masing-masing. Imbauan itu dinilai sangat penting lantaran kebakaran yang berulang di Jakarta Timur rata-rata disebabkan hubungan pendek arus listrik.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, penyebab kebakaran masih diselidiki polisi. Informasi awal, kebakaran itu diduga akibat ada sepeda motor yang terbakar di dalam salah satu petak rumah warga.
”Ini bukan listrik dan kompor gas. Kejadian di dalam rumah, ada motor yang terbakar dan kemudian menutup gang sempit. Tetapi, apa penyebabnya, pihak kepolisian yang akan mencari tahu,” ujar Anies.
Anies menambahkan, kebakaran akibat sepeda motor terbakar itu jarang terjadi. Selama ini pemerintah mengampanyekan pencegahan melalui satuan tugas. Pihak satgas tersebut terdiri atas petugas yang direkrut dari kampung masing-masing untuk mencegah kebakaran karena listrik dan kompor gas.