Pekan Ini, Pemkab Bekasi Gelar Vaksinasi untuk 15.000 Orang Lansia
Di Kota Bekasi, 15 warga yang sudah menerima suntikan pertama vaksin Covid-19 kembali terinfeksi Covid-19. Kepatuhan pada protokol kesehatan pascavaksinasi dibutuhkan karena pembentukan kekebalan tubuh membutuhkan waktu.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 bagi warga lanjut usia di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, akan digelar massal di 105 fasilitas kesehatan pada pekan ini. Vaksinasi massal tersebut menyasar 15.000 warga lansia dari total 187.252 warga lansia yang ada di Kabupaten Bekasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Sri Enny Mainiarti mengatakan, vaksinasi Covid-19 bagi warga lansia, menurut rencana, akan digelar pada 26-27 Maret 2021. Vaksinasi menyasar 15.000 warga lansia dengan kartu tanda penduduk Kabupaten Bekasi itu akan digelar di 105 fasilitas layanan kesehatan (faskes).
”Kami upayakan selesai dalam dua hari. Saat ini sedang dilakukan pendataan peserta oleh tiap-tiap faskes,” ucap Sri, saat dihubungi dari Bekasi, Rabu (24/3/2021).
Kami upayakan selesai dalam dua hari. Saat ini sedang dilakukan pendataan peserta oleh tiap-tiap faskes.
Ia menambahkan, untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi warga lansia secara massal, dinas kesehatan sudah mendistribusikan sekitar 30.000 dosis vaksin untuk dua kali penyuntikan ke 105 fasilitas kesehatan di daerah itu yang menggelar kegiatan vaksinasi.
Sementara berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, secara keseluruhan ada 187.252 warga lansia yang terdata dalam aplikasi ”Pcare”. Dari jumlah itu, pemerintah daerah menargetkan dapat menyelesaikan vaksinasi warga lansia dalam 18 hari ke depan terhitung sejak awal pelaksanaan vaksinasi warga lansia.
Vaksinasi warga lansia, kata Sri, sebenarnya sudah dimulai. Vaksinasi awal bagi warga lansia dilaksanakan di Rumah Sakit Siloam Cikarang dan Meikarta, tepatnya Distrik 1 Meikarta, Desa Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan, dengan jumlah warga lansia yang divaksin 400 orang. Sehari setelah itu, vaksinasi serupa sudah dilakukan terhadap 456 jemaah calon haji lansia yang dipusatkan di Stadion Wibawa Mukti, Kelurahan Sertajaya, Kecamatan Cikarang Timur.
”Dua kegiatan itu sudah selesai dilakukan, tinggal dosis kedua. Kalau pada Jumat nanti, itu titik pelaksanaan tersebar di seluruh wilayah dan dilakukan secara serentak demi akselerasi program vaksinasi,” katanya.
Kota Bekasi
Di Kota Bekasi, pada tahap kedua vaksinasi, dari target 64.200 sasaran, hingga Sabtu (20/3/2021), vaksin sudah diberikan kepada 27.900 sasaran. Mereka yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan vaksinasi tahap kedua itu, antara lain, orang lansia dan petugas pelayanan publik.
”Kami menargetkan pada tahap kedua vaksinasi itu bisa menyasar hingga 293.000 orang. Tetapi, vaksin yang sudah datang baru untuk 64.000 sasaran,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezy Syukrawati.
Ia menambahkan, di tengah upaya pemerintah daerah mempercepat vaksinasi, ada 15 penerima vaksin yang terpapar Covid-19. Mereka yang terpapar itu sudah menerima suntikan pertama vaksin Covid-19.
Penerima vaksin terpapar Covid-19, kata Dezy, biasanya terjadi pada orang tanpa gejala yang sudah terpapar Covid-19. Mereka sering kali lolos screening saat pemeriksaan kesehatan untuk vaksinasi lantaran kondisi tubuhnya dalam keadaan prima.
”Karena dia disuntik pada masa virus itu inkubasi. Misalnya, saya hari ini sudah terpapar, tapi karena tidak ada gejala, saya tidak tahu, lalu besok disuntik vaksin,” tuturnya.
Vaksin yang sudah disuntik ke dalam tubuh juga membutuhkan waktu untuk membentuk kekebalan tubuh. Oleh karena itu, warga yang sudah selesai disuntik vaksin Covid-19 diimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.
Sebelumnya, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menyampaikan, vaksin tidak bisa menggantikan perlindungan yang didapatkan dari kepatuhan menjalankan protokol kesehatan. Penularan tetap bisa terjadi sekalipun risikonya menjadi lebih kecil dibandingkan dengan tidak divaksinasi.
Vaksin tidak bisa menggantikan perlindungan yang didapatkan dari kepatuhan menjalankan protokol kesehatan.
”Kenapa kita tetap harus menjalankan protokol kesehatan setelah divaksinasi? Itu karena kita bisa saja sudah terpapar virus sebelum divaksinasi, tetapi gejalanya belum muncul. Selain itu, penularan masih bisa terjadi karena antibodi yang terbentuk belum optimal. Jadi, vaksinasi tidak bisa menggantikan prinsip 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak fisik),” tuturnya (Kompas, 17/3/2021).
Amin menyampaikan, antibodi yang terbentuk dari proses vaksinasi biasanya baru muncul sekitar dua minggu setelah dosis kedua diberikan. Meski begitu, respons imun tersebut bersifat personal sehingga bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Kekebalan komunitas yang terbentuk dari vaksinasi juga baru bisa tercapai jika sebagian besar penduduk sudah mengikuti vaksinasi. Oleh sebab itu, vaksinasi perlu diberikan pada sebagian besar penduduk dalam waktu singkat. Semakin cepat vaksinasi bisa diberikan pada banyak orang, maka kekebalan komunitas bisa tercapai optimal. Harapannya, risiko penularan lebih ditekan.