Kemajuan vaksinasi di Kota Tangerang Selatan masih jauh dari harapan. Sejumlah faktor menjadi penghambat pemerintah untuk memperluas cakupan vaksinasi.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Kemajuan vaksinasi di Kota Tangerang Selatan, Banten, terhambat. Vaksinasi tahap pertama belum sepenuhnya tuntas. Demikian pula cakupan vaksinasi tahap kedua yang baru mencapai sekitar separuh dari target sasaran.
Sekretaris Dinas Kesehatan Tangerang Selatan (Tangsel) Allin Hendarlin Mahdaniar mengungkapkan, kemajuan vaksinasi tahap kedua dosis pertama hingga Jumat (12/3/2021) telah mencapai 50 persen lebih. Vaksinasi tahap kedua diperuntukkan bagi kalangan petugas pelayan publik, seperti polisi, TNI, dan aparatur sipil negara (ASN).
Jumlah target sasaran dalam vaksinasi tahap kedua di Tangsel sebanyak 25.155 petugas pelayan publik, sedangkan yang sudah menjalani vaksinasi baru sekitar 13.000 orang. ”(Progress belum tinggi) Karena vaksinasi masih terus berlangsung. Mungkin dalam dua hari ini kami kejar, mudah-mudahan terkejar,” kata Allin.
Menurut Allin, belum tingginya persentase cakupan vaksinasi tahap kedua secara garis besar disebabkan penundaan oleh penerima vaksin. Contohnya, seorang petugas pelayan publik yang akan divaksinasi akhirnya menunda disuntik karena berbagai macam alasan. Selain itu, ada pula petugas pelayan publik yang tertular Covid-19 menjelang vaksinasi.
Tidak hanya vaksinasi tahap kedua, vaksinasi tahap pertama dosis kedua di Tangsel juga belum sepenuhnya tuntas. Kemajuan vaksinasi tahap pertama dosis kedua yang diperuntukkan bagi tenaga kesehatan (nakes) itu baru mencapai 90 persen lebih. Adapun untuk tahap pertama sudah lebih dari 100 persen nakes yang divaksinasi.
Allin menyebutkan, penyebab vaksinasi tahap pertama dosis kedua untuk para nakes belum mencapai 100 persen adalah ada penambahan jumlah nakes yang mendaftar. Pada mulanya dari sekitar 13.000 nakes di Tangsel, 8.901 nakes mendaftar untuk divaksin. Seiring waktu pendaftaran nakes diperpanjang, jumlah nakes yang mendaftar terus bertambah hingga lebih dari 9.000 nakes.
”Penyebabnya, ada penambahan jumlah nakes yang harus divaksinasi. Sasaran yang tercatat di pemerintah pusat tidak berubah, sementara sasaran yang on the spot di kami berubah,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi mengenai kemajuan vaksinasi yang terhambat, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany mengaku belum mendapat laporan terkait hal tersebut. Namun, ia menyatakan akan mendorong agar vaksinasi bisa segera tuntas. Selain itu, ia juga berencana bertemu Menteri Kesehatan agar kuota dosis vaksin di Tangsel bisa ditambah.
”Soalnya sekarang masyarakat, kan, antusias (terhadap vaksinasi). Contoh, yang lansia saja masih kurang,” kata Airin.
Sementara itu, di Kabupaten Tangerang, juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi, menyampaikan, kemajuan vaksinasi tahap kedua dosis pertama di Kabupaten Tangerang telah mencapai 71 persen. Target sasaran pada vaksinasi tahap kedua dosis pertama ini sebanyak 25.000 petugas pelayan publik. Adapun yang telah divaksinasi baru sekitar 15.000 orang.
Menurut Hendra, vaksinasi belum bisa mencapai 100 persen karena diberikan secara bertahap. Di sisi lain, belum semua fasilitas layanan kesehatan memberikan laporan kemajuan vaksinasi. Vaksinasi di Kabupaten Tangerang dilaksanakan di 44 puskesmas dan 24 rumah sakit.
Epidemiolog Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, berpendapat, cakupan vaksinasi harus dilihat atau dinilai dari total jumlah penduduk di suatu wilayah dan bukan dari total sasaran. Artinya, persentase kemajuan vaksinasi jangan dibandingkan dengan jumlah target sasaran, tetapi dari total populasi yang ada di suatu daerah.
”Cakupan vaksinasi yang baik itu bukan 70 persen dari total penduduk suatu daerah, tapi 80 persen. Kalau bisa lebih tinggi malah lebih bagus lagi,” katanya.