Kabupaten Bogor Waspadai Lonjakan Wisatawan Akhir Pekan Depan
Pemerintah didorong berdialog dengan tokoh agama dan alim ulama untuk mempromosikan peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW yang aman Covid-19, antara lain dengan peringatan secara daring.
JAKARTA, KOMPAS — Ada kemungkinan jumlah wisatawan ke Kabupaten Bogor pada akhir pekan depan naik karena libur peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW pada Kamis (11/3/2021) berpotensi memicu libur panjang. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di sana mewaspadainya dengan tetap mengandalkan pengecekan surat hasil tes cepat antigen para pelancong.
”Antisipasi kami laksanakan terus. Tadi pagi juga jalan (pemeriksaan surat hasil tes antigen),” ucap Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor Inspektur Satu Dicky Anggi Pranata saat dihubungi pada Sabtu (6/3). Pihaknya senantiasa bersiaga setiap akhir pekan, bukan cuma saat libur panjang, untuk memastikan hanya wisatawan dengan hasil tes antigen nonreaktif yang masuk Kabupaten Bogor.
Secara total, ada sembilan pos pengecekan surat hasil tes antigen di Bogor, yaitu di Ciawi, Gadog, Rindu Alam, Babakan Madang, Sukaraja, Kemang, Dramaga, Ciomas, dan Cigombong. Namun, menurut Dicky, pos di Gadog mendapat perhatian paling besar setiap akhir pekan mengingat tingginya arus wisatawan ke Jalur Puncak dibandingkan dengan ke tempat-tempat rekreasi lain.
Hingga Sabtu siang, personel Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor meminta pengemudi 746 kendaraan putar balik di Pos Gadog karena tidak bisa menunjukkan surat hasil tes antigen yang sah. Selain hasil harus menunjukkan nonreaktif, pengambilan spesimen maksimal tiga hari sebelum masuk Kabupaten Bogor.
Namun, karena adanya tekanan ke sektor bisnis yang cukup berat, kami menjadikan salah satu pertimbangan untuk dilakukan relaksasi atau pelonggaran pembatasan mobilitas warga.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor A Agus Ridhallah menambahkan, Satgas Covid-19 daerah ini juga menerapkan strategi antisipasi lainnya untuk liburan pekan depan. Petugas bakal datang mengawasi penerapan protokol kesehatan ke tempat-tempat wisata atau titik-titik yang berpotensi menimbulkan keramaian. ”Kami juga melakukan patroli malam untuk mengecek kepatuhan pada pembatasan jam operasional,” ujarnya.
Agus mengatakan, ketentuan jam operasional bagi tempat wisata dan tempat makan saat ini berdasarkan Keputusan Bupati Bogor Nomor 443/174/Kpts/Per-UU/2021 tentang Perpanjangan Kesebelas Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Pra Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Sehat, Aman, dan Produktif Melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro di Kabupaten Bogor.
Wisata alam dan wisata permainan luar ruang, misalnya, boleh beroperasi pukul 08.00-17.00. Restoran boleh menerima tamu makan dan minum di tempat hingga pukul 21.00. Agus menuturkan, peraturan itu berlaku hingga Senin (8/3), tetapi kemungkinan diperpanjang hingga 22 Maret sesuai instruksi pemerintah pusat. Artinya, ketentuan tetap berlaku dalam liburan pekan depan.
Satpol PP Kabupaten Bogor akan mengerahkan sekitar 200 petugas per hari selama masa libur nanti, disebar ke tempat-tempat yang berpotensi timbul kerumunan orang. Pada akhir pekan biasanya, personel yang diturunkan hanya 100-150 orang.
Satgas Covid-19 Kota Bogor yang selama ini membatasi mobilitas pada hari libur dengan ketentuan ganjil genap memilih untuk meniadakan sementara ketentuan itu pada pada pekan ini hingga pekan mendatang. Padahal, terdapat potensi peningkatan pergerakan karena hari libur peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW bertepatan dengan hari Kamis.
Melalui pesan singkat, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menjelaskan, ganjil genap malah idealnya dilaksanakan sampai Kota Bogor kembali ke zona hijau. ”Namun, karena adanya tekanan ke sektor bisnis yang cukup berat, kami menjadikan salah satu pertimbangan untuk dilakukan relaksasi atau pelonggaran pembatasan mobilitas warga,” ujarnya.
Data dari Pemerintah Kota Bogor pada 17 Febuari, kebijakan ganjil genap selama dua pekan awal menurunkan tingkat kerumunan 37-71 persen dan pergerakan warga 11,8-71 persen. Namun, omzet usaha masyarakat juga menurun, seperti di restoran yang anjlok 45 persen. Pengunjung di sejumlah obyek wisata pun turun 30-60 persen (Kompas.id, 3/3).
Baca Juga: Relaksasi Kebijakan Ganjil Genap di Bogor Mulai Akhir Pekan Ini
Karena itu, pembatalan cuti bersama pada Jumat (12/3) oleh pemerintah menjadi harapan bagi Dedie agar penularan Covid-19 sepanjang pekan depan di Kota Bogor tetap terkendali. Para aparatur sipil negara (ASN) tetap wajib masuk kerja hari Jumat sehingga mereka dan keluarga tidak bisa bepergian hari Kamis-Minggu. ”Kami berharap tidak ada mobilitas warga yang terlalu melonjak di akhir pekannya,” ujarnya.
Di Ibu Kota, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebelumnya juga menyatakan bersyukur pemerintah memutuskan membatalkan cuti bersama 12 Maret. ”Kami minta aparat ASN, khususnya di Pemprov DKI Jakarta, tetap masuk, tidak boleh libur ke luar kota. Termasuk pada Jumat tanggal 12 Maret,” katanya (Kompas.id, 5/3).
Jakarta dan sekitarnya sudah melalui masa krusial setelah libur panjang Imlek bulan lalu tanpa peningkatan kasus Covid-19 sesignifikan pasca-libur-libur panjang sebelumnya, seperti pasca-libur Natal dan Tahun Baru yang memicu lonjakan kasus di Januari. Malah, DKI melaporkan penurunan jumlah kasus aktif. Pada 12 Februari, terdapat 20.662 kasus aktif, sedangkan pada 5 Maret ada 7.173 kasus aktif.
Kepadatan tingkat keterisian unit perawatan intensif (ICU) dan tempat isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta juga berkurang. Tingkat keterisian tempat tidur ICU di 106 RS rujukan 69 persen dan tempat tidur isolasi harian di 106 RS rujukan 63 persen pada 28 Februari. Adapun sebelumnya, pada 14 Februari, tingkat okupansi tempat tidur ICU di 101 RS rujukan 71 persen dan tempat tidur isolasi harian di 101 RS rujukan 68 persen.
Baca Juga: Pembatasan Mikro Dijadikan Kebiasaan Baru di Bogor, Depok, dan Bekasi
Di area Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memaparkan, tingkat keterisian tempat tidur RS turun, dari 80 persen di awal 2021 menjadi 59 persen pada pekan ini. ”Tingkat kematiannya tidak lebih dari 1,2 persen, artinya 99 persen kasus Covid-19 sembuh dan sedang disembuhkan karena rata-rata tingkat fatalitasnya 1 persen,” ucapnya (Kompas.id, 5/3).
Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia dokter Hariadi Wibisono berpendapat, terlalu dini untuk mengatakan telah terjadi tren penurunan kasus Covid-19 di Jakarta dan sekitarnya. Namun, ia setuju jika libur panjang Imlek tidak memicu peningkatan kasus sedrastis libur-libur panjang sebelumnya.
”Memang tampaknya kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan jauh lebih baik. Ini harus saya akui. Nah, ini yang kita harapkan ke depannya begitu,” ucapnya.
Meski demikian, kekhasan Imlek di Indonesia menurut Hariadi juga berpengaruh pada lebih terkendalinya pertambahan kasus positif Covid-19. Sebab, sangat jarang orang yang merayakan Imlek dengan pergi jauh ke luar kota, misalnya mudik ke kampung halaman. Mobilitas orang merupakan salah satu faktor penentu lonjakan jumlah kasus.
Baca Juga: Pemprov DKI Apresiasi Keputusan Peniadaan Cuti Bersama Pekan Depan
Mudik juga bukan merupakan tradisi peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW di Tanah Air. Namun, hari raya tersebut biasa diperingati dengan kegiatan keagamaan semacam pengajian yang berpotensi menimbulkan kerumunan warga.
Karena itu, Hariadi mendorong pemerintah berdialog dengan tokoh agama dan alim ulama untuk mempromosikan peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW yang aman Covid-19, antara lain dengan peringatan secara daring.
”Bukan peringatannya yang dilarang, melainkan kerumunannya yang dilarang. Mesti jelas pesannya,” tutur Hariadi. Hal ini penting agar tidak ada pihak yang memelintir upaya pengendalian Covid-19 dengan sentimen keagamaan.