Vaksinasi kepada warga lansia berlangsung di rumah sakit umum daerah atau puskesmas dan jemput bola ke permukiman warga guna meminimalkan potensi antrean panjang hingga kerumunan.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian lurah di Jakarta mengerahkan perangkat RT dan RW untuk membagikan undangan dan jadwal vaksinasi Covid-19 bagi warga lanjut usia ke rumah para warga lansia. Untuk memudahkan warga lansia, vaksinasi juga diadakan di dekat permukiman warga.
Upaya jemput bola ini untuk meminimalkan antrean panjang di tempat vaksinasi.
Salah satunya Sariman, Lurah Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, yang mengerahkan perangkat RT dan RW membantu warga lansia di lingkungan tempat tinggalnya untuk mendaftar vaksinasi Covid-19. Hal ini dikarenakan pendaftaran vaksinasi bagi warga lansia harus dilakukan secara daring.
Di wilayah kami (Kelurahan Grogol Utara), perangkat RT dan RW membantu warga lansia mendaftar vaksinasi.
Pendaftaran vaksinasi bagi warga lansia hanya dapat dilakukan di laman dki.kemenkes.go.id. Setelah itu, pendaftar akan menerima undangan jadwal vaksinasi melalui Whatsapp atau pesan singkat. Padahal, tidak semua warga lansia mampu menggunakan ataupun memiliki gawai untuk mengakses laman pendaftaran di daring.
”Di wilayah kami (Kelurahan Grogol Utara), perangkat RT dan RW membantu warga lansia mendaftar vaksinasi,” ucap Sariman.
Sariman juga mengatakan, pemberian vaksin Covid-19 bagi warga lansia di wilayahnya juga tak hanya di RSUD Kebayoran Lama, tempat vaksinasi bagi warga lansia di wilayah Jaksel. Pihaknya juga menggunakan bangunan sekolah sebagai tempat vaksinasi agar lebih mudah dijangkau warga lansia.
Sekolah Menengah Atas Negeri 47 Jaksel, salah satunya, telah digunakan sebagai tempat vaksinasi warga lansia pada Senin (1/3/2021). Selanjutnya, vaksinasi bagi warga lansia di Kelurahan Grogol Utara juga akan diadakan di SMP Negeri 16.
”Vaksinasi di sekolah-sekolah ini kami sebut vaksinasi dinamis atau berpindah-pindah di sekitar permukiman warga. Warga lansia dapat lebih mudah menjangkaunya,” ucap Sariman.
Sebelumnya, Selasa (2/3/2021), lebih dari 100 warga lansia harus mengikuti antrean panjang di depan Kantor Balai Besar Pelatihan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, di Jaksel, untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Para lansia itu mengantre di sepanjang trotoar depan Kantor Balai Besar Pelatihan Kesehatan tersebut, di Jalan Hang Jebat, sampai ke pertigaan Jalan Lauser, sepanjang 300 meter. Mereka berusaha menyandar di pagar gedung dan berteduh di bawah pepohonan karena tidak ada fasilitas tempat duduk yang tersedia. Hal ini terjadi diduga karena adanya pesan berantai yang menyarankan warga lansia mendatangi kantor tersebut untuk memperoleh vaksin.
Sementara itu, vaksinasi bagi warga lansia di wilayah Menteng, Jakarta Pusat, juga tak hanya terpusat di fasilitas kesehatan. Di wilayah ini, vaksinasi diadakan di Puskesmas Kecamatan Menteng dan SMP Negeri 8.
Di Puskesmas Kecamatan Menteng, vaksinasi berlangsung di lantai 3. Manajemen puskesmas tidak menerima pendaftaran manual di lokasi supaya tidak terjadi kerumunan. Spanduk berisi pemberitahuan itu pun terpasang di pintu masuk puskesmas.
Sementara itu, di Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 berlangsung vaksinasi bagi warga Kelurahan Pegangsaan, Menteng. Para warga lansia datang membawa undangan jadwal vaksinasi dan kartu tanda penduduk.
Petugas terlebih dulu memeriksa undangan, lalu mengarahkan warga lansia untuk mengisi lembaran pendaftaran. Selanjutnya, warga lansia mengantre untuk pemeriksaan kesehatan hingga penyuntikan dosis pertama vaksin Covid-19. Rohiya (63), warga Pegangsaan, datang sejak pukul 10.00. Ia membawa undangan dari kelurahan, KTP, dan kartu keluarga.
Awalnya, dia takut divaksinasi karena punya riwayat sakit jantung. Namun, perasaannya sedikit lega setelah perangkat kelurahan menjelaskan sebelum vaksinasi dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu.
”Tadinya takut karena sakit jantung dan terpaksa ikut karena pemerintah yang minta untuk vaksinasi. Tapi, kata orang (aparatur kelurahan) tidak usah takut karena diperiksa dulu kesehatannya. Tidak main suntik begitu saja,” kata Rohiya.
Antusias
Peserta vaksinasi lainnya, Kuswo (63), mengaku, ia dalam kondisi sehat, tanpa menderita penyakit penyerta, sehingga bersedia divaksinasi. Dia pun tidak pernah mendengar kabar burung tentang bahaya vaksin.
”Tidak pernah dengar. Saya lihat mereka yang sudah divaksin baik-baik saja. Tidak ada masalah dan tidak ada omongan apa-apa. Tidak mungkin pemerintah celakai rakyatnya, pemerintah memberikan obat untuk sehat,” ucap Kuswo.
Sama halnya dengan Husni (62). Warga Pegangsaan ini tidak takut untuk divaksinasi. Dia justru senang ketika menerima undangan vaksinasi dari aparatur kelurahan. ”Datang karena panggilan kelurahan, tidak takut divaksinasi. Pelayanannya juga bagus,” ujar Husni.