Perpanjangan Ganjil-Genap Kota Bogor Dievaluasi Akhir Pekan Ini
Perpanjangan PPKM mikro dan ganjil genap di Kota Bogor menurunkan mobilitas dan kasus Covid-19, sekaligus penurunan kunjungan pusat ekonomi seperti mal dan pasar.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pemerintah Kota Bogor memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM berbasis mikro dan komunitas dari 23 Februari hingga 8 Maret 2021. Pemerintah daerah tetap fokus menekan angka kasus positif Covid-19 dengan penguatan pengawasan protokol kesehatan melalui kebijakan ganjil-genap hingga pengawasan tingkat kelurahan serta obyek wisata.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, perpanjangan PPKM mikro dan komunitas dinilai masih dibutuhkan karena efektif menurunkan mobilitas warga sehingga kasus harian positif Covid-19 pun ikut turun.
Data Dinas Kesehatan Kota Bogor, Minggu (21/2/2021), konfirmasi harian positif sebanyak 98 kasus, lalu Senin (22/2/2021) turun menjadi 82 kasus, dan Selasa (23/2/2021), turun 74 kasus. Total konfirmasi positif selama pandemi mencapai 11.617 kasus. Adapun pasien sembuh atau selesai isolasi sebanyak 10.292 kasus, masih dirawat 1.130 kasus, dan meninggal 195 kasus.
”Puncak kasus positif sempat mencapai 180 kasus, tetapi dengan kebijakan PPKM mikro dan ganjil genap kasus harian terus menurun. Dari data terbaru kasusnya turun di angka 74 kasus. Tingkat keterisian di rumah sakit juga turun, saat ini 48 persen. Kita harus bersama-sama menjalani ketat protokol kesehatan agar kasus di Kota Bogor terus menurun. Fokus dan penguatan protokol kesehatan itu yang terus kami dorong. Warga juga diharapkan kesadaran protokol kesehatan semakin tinggi,” kata Dedie, Selasa (23/2/2021).
Perpanjangan PPKM mikro dan komunitas juga diikuti perpanjangan kebijakan ganjil genap akhir pekan 27-28 Februari. Pada masa PPKM dan ganjil-genap genap, Satgas Penanganan Covid-19 bersama TNI/Polri dan jajaran pemerintahan tingkat kelurahan akan semakin mengawasi ketat kepatuhan protokol kesehatan. Selain itu, sejumlah obyek wisata juga akan diperketat pengawasan protokol kesehatannya.
”Ganjil-genap kita teruskan pada akhir pekan besok. Ada kemungkinan itu ganjil-genap terakhir karena dari evaluasi berhasil menekan mobilitas dan angka kasus. Namun, ada dampak ekonomi, jadi perlu keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi. Selanjutnya pengetatan akan lebih dimaksimalkan di sejumlah objek wisata,” kata Dedie.
Pengawasan di obyek wisata diperketat setelah kasus video viral kerumunan di kolam ombak di The Jungle Waterpark. Pengelola dikenai denda maksimal Rp 10 juta.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, berdasarkan data ganjil-genap pekan pertama dan kedua, tidak hanya berdampak pada dimensi mobilitas warga dan kesehatan, tetapi juga berdampak pada penurunan dimensi ekonomi.
Di wilayah Bogor Barat, titik kerumunan dan mobilitas warga masing-masing turun 71 persen. Di Bogor Tengah, titik kerumunan turun 44 persen dan mobilitas warga turun 48 persen. Bogor Selatan, titik kerumunan turun 30 persen dan mobilitas warga turun 32 persen. Bogor Timur, titik kerumunan turun 44 persen dan mobilitas warga turun 32 persen. Tanah Sareal, titik kerumunan turun 37,93 persen dan mobilitas warga turun 11,8 persen.
Kluster keluarga masih menjadi penyumbang tertinggi angka kasus positif. Dari 1-7 Februari, jumlah konfirmasi positif mencapai 535 kasus dan pada 8-14 Februari saat pemberlakuan ganjil genap, terjadi tren penurunan 479 kasus di kluster keluarga.
Dampak ekonomi
Meski terjadi penurunan mobilitas warga dan angka kasus positif harian, di sektor usaha, seperti restoran, juga terjadi penurunan omzet sebesar 45 persen. Pengunjung di sejumlah obyek wisata juga turun 30-60 persen.
Tren penurunan pengunjung juga terjadi di mal. Di Bogor Trade Mall, sebelum ganjil genap ada 15.000 pengunjung, tetapi saat ganjil genap diberlakukan kunjungan turun menjadi 10.000 pengunjung (33 persen). Di Botani Square, dari 14.000 pengunjung, turun menjadi 12.000 pengunjung (14,2 persen), sedangkan kunjungan ke Transmart Yasmin turun dari 12.300 menjadi 11.900 pengunjung (17,3 persen).
Bima melanjutkan, tak kalah penting melihat tren di pasar, seperti di pasar kering yang jumlah pengunjungnya turun 50 persen, pasar basah (sayur, ikan, daging) turun 20-30 persen, dan pasar fashion atau garmen juga berdampak signifikan sebesar 50 persen.
”Sementara, tingkat hunian hotel fluktuatif. Pada 30 Januari-6 Februari turun 13,66 persen. Pada 5-12 Februari okupansi hotel naik 4,85 persen, dan 6-13 Februari naik 5,64 persen. Dari data ini, tidak bisa mengindikasikan kuat dampak besar dari ganjil genap. Namun, dimensi ekonomi dari data memang berdampak. Karena itu akan kami evaluasi seluruh kebijakan,” kata Bima.