Kadin DKI Jakarta Taksir Kerugian akibat Banjir Rp 30 Miliar
Kamar Dagang dan Industri Indonesia DKI Jakarta memperkirakan kerugian akibat banjir Rp 30 miliar hingga Rp 40 miliar karena terganggunya pasokan logistik.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
KOMPAS/Lasti Kurnia
Warga menunggu di atas truk yang diatasnya dipenuhi sejumlah barang dagangan di kawasan pertokoan di Pulomas, Jakarta, Selasa (25/2/2020). Banjir mengakibatkan aktivitas perkantoran dan perniagaan terhambat, sejumlah toko dan kantor tidak dapat beroperasi. Banyak karyawan yang menjadi korban banjir ataupun kesulitan mencapai lokasi kerja.
JAKARTA, KOMPAS — Kamar Dagang dan Industri Indonesia DKI Jakarta menaksir total kerugian akibat banjir yang ditanggung para pengusaha di Jakarta berkisar Rp 30 miliar-Rp 40 miliar, salah satunya karena terganggunya pasokan logistik.
Banjir seusai hujan deras pada Sabtu (20/2/2021) menimbulkan genangan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta; Jalan Tol Jagorawi arah Jakarta; Jalan Tol Jakarta-Tangerang arah Tangerang; Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Pondok Ranji-Serpong arah Serpong; terowongan simpang susun Cawang Jalan Tol Dalam Kota Jakarta arah Tanjung Priok; dan dari Halim ke Tanjung Priok. Kondisi itu menyebabkan pengangkutan logistik menjadi terhambat.
Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Diana Dewi, ketika dihubungi di Jakarta, Senin (22/2/2021), menyebutkan, banjir melanda jalur utama logistik, seperti di Jalan Tol Cikampek dan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, sehingga terjadi gangguan pasokan. Akibatnya, terjadi penurunan omzet harian dengan perkiraan Rp 30 miliar hingga Rp 40 miliar dari omzet harian sektor logistik Rp 45 miliar.
”Yang sangat memprihatinkan juga ada beberapa daerah yang terkonfirmasi banjir merupakan sentra usaha mikro, kecil, dan menengah, serta industri rumahan di wilayah Jakarta Timur. Para pelaku usaha di daerah sentra UMKM itu mengalami kerugian,” kata Diana.
Banjir melanda jalur utama logistik, seperti di Jalan Tol Cikampek dan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, sehingga terjadi gangguan pasokan. Akibatnya, terjadi penurunan omzet harian dengan perkiraan Rp 30 miliar hingga Rp 40 miliar
Kendati menimbulkan kerugian tak sedikit, Kadin DKI Jakarta tetap mengapresiasi penanganan banjir di Ibu Kota dan sekitarnya sehingga genangan di jalur utama logistik dapat tertangani dalam hitungan jam. Namun, Diana juga mengingatkan agar pemerintah tetap mengoptimalkan program penanggulangan banjir, seperti membenahi saluran drainase di permukiman.
”Mengingat prediksi cuaca masih akan turun hujan hingga akhir Februari ini, sebaiknya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat membenahi saluran drainase untuk mencegah banjir sehingga pelaku usaha tidak alami kerugian lebih besar,” ucapnya.
Aktivitas warga di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (22/2/2021). Kawasan pasar ini tidak begitu terdampak banjir karena luapan kali Ciliwung hanya menggenangi Jalan Jatinegara Barat.
Memperburuk ekonomi
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, sejumlah pusat perdagangan tak bisa beroperasi akibat banjir. Ada kekhawatiran situasi tersebut akan memperburuk kondisi perekonomian warga di tengah pandemi Covid-19.
”Banjir pada akhir pekan lalu membuat konsumen enggan keluar rumah karena takut terjebak kemacetan. Saya berkunjung ke salah satu mal pada Sabtu malam di daerah Jakarta Selatan. Info dari petugasnya, pengunjung hanya berkisar 30-40 persen dari hari biasanya,” kata Sarman.
Sementara, berdasarkan perhitungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, sebanyak 342 rukun tetangga terdampak banjir dengan jumlah pengungsi 1.332 jiwa atau 384 keluarga. Pengungsi tersebar di sembilan lokasi pengungsian di Jakarta Timur.
Banjir juga menghantam sektor ritel. Alfamart, misalnya, gudang dan puluhan gerainya yang tersebar di Bekasi, Jawa Barat, terendam banjir. Corporate Affair Director Sumber Alfaria Trijaya Solihin mengatakan, banjir selama beberapa hari pada akhir pekan lalu merendam setidaknya 40 gerai. Akibatnya, sebagian besar barang yang terletak di bagian bawah rak rusak dan hancur.
Pengiriman barang jadi terganggu karena akses jalan keluar gudang terendam banjir.
Gudang penyimpanan milik Alfamart dalam kondisi lebih baik karena banjir hanya menjangkau pelataran gudang. Akan tetapi, distribusi barang terhambat. ”Pengiriman barang jadi terganggu karena akses jalan keluar gudang terendam banjir,” ujar Solihin.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi selama puncak musim hujan hingga awal Maret. Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi.