Salah satu faktor yang memicu banjir adalah kenaikan tinggi muka air Sungai Cileungsi yang hulunya di Kabupaten Bogor.
Oleh
Sucipto/Aguido Adri
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Curah hujan tinggi yang mengguyur Kota Bekasi, Jawa Barat, dan Jakarta Timur, DKI Jakarta, sejak Kamis hingga Jumat (18-19/2/2021) dini hari, memicu meluasnya banjir. Di Bekasi, genangan air bertambah dari 25 titik menjadi 40 titik.
Manajer Pusat Pengendalian dan Operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi Wiratma Puspita mengatakan, hingga kemarin pukul 11.00, genangan air setinggi 10-100 sentimeter (cm) tersebar di 12 kecamatan. Banjir membuat mobilitas warga di sejumlah jalan protokol dan pusat perbelanjaan terganggu.
”Jumlah warga yang terdampak masih kami data. Kami juga berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan perbaikan di tanggul yang terancam jebol,” ujar Wiratma.
Berdasarkan laporan yang dikumpulkan BPBD Kota Bekasi, satu tanggul jebol di Kecamatan Rawalumbu. Kemudian, terjadi longsor di sekitar tanggul di Kecamatan Jati Asih. Di Perumahan Pondok Gede Permai, tanggul semakin miring dan akhirnya jebol akibat longsor dua hari sebelumnya. Kondisi itu mengakibatkan genangan tidak surut hingga pukul 15.00 dengan tinggi genangan sekitar 50 cm.
”Pengerjaan tanggul sudah mulai dilakukan dinas terkait dengan menurunkan alat berat. Semoga ini bisa mengantisipasi longsor yang semakin parah,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bekasi Agus Harpa Senjaya mengatakan, tim gabungan bekerja sama dengan warga menangani longsoran dan pohon tumbang. ”Ada beberapa wilayah longsor yang baru akan ditangani. Kami juga berkoordinasi dengan lurah dan camat setempat sebagai pertimbangan untuk menyiapkan logistik jika ada permintaan warga,” kata Agus.
Di wilayah Bogor, Jawa Barat, genangan air setinggi 10 cm terjadi di jalan protokol. Namun, banjir bisa diantisipasi dengan menyedot air memakai pompa.
Sungai meluap
Salah satu faktor yang memicu banjir adalah kenaikan tinggi muka air Sungai Cileungsi yang hulunya di Kabupaten Bogor. Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas Puarman mengatakan, tinggi muka air di hulu Sungai Cileungsi pada Jumat pukul 11.00 mencapai 130 cm atau dalam posisi Siaga 4. Normalnya, tinggi muka air di hulu 100 cm.
Tinggi muka air Sungai Cikeas, yang melintasi Jakarta, mencapai 200 cm atau dalam keadaan normal. Namun, ketinggian air di titik pertemuan antara Sungai Cileungsi dan Cikeas mencapai 600 cm (Siaga 1).
”Lonjakan debit air perlu diwaspadai mengingat wilayah hulu Sungai Cileungsi dalam keadaan hujan,” kata Puarman.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah mengingatkan warga untuk mewaspadai potensi banjir besar. Sebab, hujan ekstrem di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi masih berpeluang terjadi hingga Sabtu (20/22021). Prediksi Satellite-based Disaster Early Warning System milik Lapan selaras dengan peringatan dini BMKG.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, banjir pada Jumat berdampak terhadap 57 RT dari total 30.470 RT. Adapun jumlah pengungsi 182 keluarga. Jika melihat data itu, menurut Riza, dampak banjir tidak sebesar tahun sebelumnya. Misalnya, pada 2013 ada 1.115 titik pengungsian, pada 2015 ada 337 pengungsian, tahun 2019 ada 13 pengungsian, dan tahun 2020 ada 70 pengungsian.
”Tahun ini memang curah hujannya lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Kemudian, dua hari ini, menurut BMKG, ada potensi hujan yang lebih besar intensitasnya, berpotensi terjadi genangan, bahkan mungkin ada banjir. Namun, alhamdulillah tidak ada genangan banjir yang luar biasa seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Riza.
Melanda daerah
Banjir juga melanda sejumlah daerah lain, seperti Kabupaten Karawang dan Cirebon, Jawa Barat, serta Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Sedikitnya empat kecamatan di Karawang kembali terendam banjir. Hingga Jumat sore, banjir setinggi 30 cm menggenangi sebagian Perumahan Bumi Mutiara Indah (PBMI), Cikampek, Karawang. Ketinggian air di beberapa titik beragam, mulai dari 20 cm hingga 70 cm.
Ketua Forum Komunikasi Warga PBMI Yusuf N (57) mengatakan, sejak Kamis malam hujan deras mengguyur wilayah perumahan. Pada Jumat sekitar pukul 05.00, air mulai memasuki rumah warga dan mengakibatkan sekitar 500 rumah terendam air. Beberapa warga mengungsi ke tempat saudara atau kerabat.
Kepala BPBD Karawang Yasin Nasrudin mengatakan, saat ini ada empat kecamatan yang terdampak banjir, yakni Kecamatan Pangkalan, Cikampek, Telukjambe Barat, dan Rengasdengklok. (CIP/GIO/BRO/IKI/MEL/XTI)