Tenaga Medis Kota Bogor yang Tertinggal Segera Terima Vaksin
Dinas Kesehatan Kota Bogor mendata ulang 2.296 tenaga kesehatan yang gagal divaksin Sinovac karena berstatus penyintas Covid-19, ibu hamil, ibu menyusui, komorbid, dan lansia.
Oleh
AGUIDO ADRI
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Dinas Kesehatan Kota Bogor mendata ulang 2.296 tenaga kesehatan yang gagal divaksin Sinovac karena berstatus penyintas Covid-19, ibu hamil, ibu menyusui, komorbid, dan lansia. Hal itu untuk memastikan vaksinasi bisa segera diberikan jika telah memungkinkan.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, dari data Sistem Informasi Nakes, tercatat ada 10.772 tenaga kesehatan dan yang sudah teregistrasi 10.742 tenaga kesehatan. Sementara yang sudah menerima vaksin 8.276 atau 76,83 persen, sedangkan 2.296 atau 21,37 persennya gagal divaksin.
”Dari surat edaran Kemenkes, tenaga kesehatan yang komorbid, penyintas Covid-19 lebih dari tiga bulan, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia bisa menerima vaksin. Dalam minggu ini, kami akan mendata mereka, lalu di-skrining sehingga bisa menerima vaksin,” kata Retno, Rabu (17/2/2021).
Retno mengatakan, setelah semua tenaga kesehatan menerima vaksin, pihaknya akan kembali fokus mendata vaksinasi tahap kedua untuk warga lansia pendidik, pedagang pasar, tokoh agama, wakil rakyat, pejabat negara, pegawai pemerintah, keamanan (TNI, Polri, satpol PP), petugas pelayanan publik lainnya, transportasi publik, atlet, pariwisata, wartawan, dan pekerja media.
”Data sudah ada yang masuk untuk tahap kedua. Terdata baru 14.210 calon penerima vaksin. Namun, sampai saat ini belum ada informasi dari Wamenkes kapan dosis vaksin tahap kedua. Terpenting saat ini menyelesaikan nakes tahap pertama dan pendataan vaksinasi tahap kedua harus sudah masuk pekan ini sehingga kemungkinan Maret sudah bisa mulai vaksinasi. Kami, Pemkot Bogor, mengusulkan sekitar 16.000 vaksin,” tutur Retno.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya sebagai penyintas Covid-19 mengaku siap menerima vaksin pada tahap kedua nanti. Meski begitu, sebelum menerima vaksin, Bima harus menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter untuk memastikan ia bisa menerima vaksin.
”Dari awal saya sudah siap menerima vaksin, tetapi di awal tidak boleh karena saya penyintas,” kata Bima.
Memasuki tahap kedua vaksinasi, warga Kota Bogor diharapkan tidak ragu untuk menerima vaksin. Melalui vaksin, risiko tinggi paparan virus Covid-19 diharapkan bisa dicegah dan menciptakan kekebalan komunitas.