Besok Vaksinasi Tahap Kedua Dimulai, Publik Tak Perlu Ragu
Masyarakat diminta tidak ragu divaksinasi Covid-19 karena efikasi dan kehalalannya dijamin pemerintah. Ini penting menjelang vaksinasi tahap kedua yang akan segera berlangsung.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penanda mulainya vaksinasi tahap kedua untuk warga lanjut usia dan petugas pelayanan publik akan berlangsung besok, Rabu (17/1/2021), di Pasar Tanah Abang, Jakarta. Publik diminta tidak ragu karena pemerintah menjamin vaksin aman. Di sisi lain, sosialisasi dan edukasi seputar vaksin perlu diperkuat.
”Masyarakat tidak perlu ragu lagi untuk menerima vaksin pada waktunya. Vaksinasi itu upaya melindungi diri dan keluarga,” kata juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, Selasa (16/2/2021), pada dialog daring di kanal Youtube Kementerian Komunikasi dan Informatika.
”Pemerintah sudah menjamin (keamanannya). BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin ini. MUI (Majelis Ulama Indonesia) pun sudah mengeluarkan fatwa kehalalan,” tambahnya.
Ini disampaikan mengingat masih ada sebagian masyarakat yang ragu divaksin. Hal ini sesuai survei yang dirilis Laporcovid19 bersama sejumlah instansi pada Oktober 2020. Dari 2.109 responden, hanya 31 persen yang bersedia menerima vaksin Sinovac-Bio Farma. Sebanyak 44 responden bersedia menerima vaksin Merah Putih. Adapun sebagian besar responden menyatakan ragu-ragu sehingga tidak bersedia divaksinasi.
Menurut survei Kementerian Kesehatan dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) yang rilis November 2020, dua pertiga responden bersedia menerima vaksin. Ada juga kelompok yang ragu dan sebagian kecil menolak vaksin. Alasan penolakan, antara lain, karena efektivitas vaksin, keamanan, dan kehalalan.
Masyarakat tidak perlu ragu lagi menerima vaksin pada waktunya. Vaksinasi itu upaya melindungi diri dan keluarga.
Sementara itu, vaksinasi Covid-19 tahap kedua akan dimulai pada pekan ketiga Februari 2021. Untuk menandai dimulainya hal itu, vaksinasi akan diberi terhadap 55.000 pedagang Pasar Tanah Abang selama enam hari mulai besok, Rabu. Nadia mengatakan, sosialisasi kepada pengurus pasar dan perwakilan pedagang telah dilakukan.
Vaksinasi tahap kedua menyasar lebih dari 38 juta orang yang terdiri dari warga lanjut usia berusia di atas 60 tahun dan pelayan publik, termasuk pedagang pasar, pendidik, pekerja pariwisata, atlet, pekerja transportasi publik, atlet, serta pekerja media dan wartawan.
Vaksinasi tahap pertama memprioritaskan tenaga kesehatan. Hingga kini, ada lebih dari 1,1 juta tenaga kesehatan yang menerima vaksin dosis pertama dan lebih dari 500.000 orang menerima dosis kedua.
Saat dihubungi terpisah, Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan mengatakan, pengetahuan publik soal vaksin belum lengkap. Hal ini membuat sebagian warga tidak untuk divaksin.
”Jika informasi yang salah soal vaksin disebar ke orang lain, ini akan jadi masalah. Edukasi publik perlu dilakukan. Pesan dan informasinya harus jelas. Peraturan (mengenai vaksin) pun harus jelas,” kata Ede.
Penolakan terhadap vaksin juga dialami negara lain. Spanyol pada akhir Desember 2020 mencatat ada 28 persen warga yang tidak mau divaksin. Pada November 2020, warga yang menolak vaksin 47 persen.
Jika informasi yang salah soal vaksin disebar ke orang lain, ini akan jadi masalah. Edukasi publik perlu dilakukan. Pesan dan informasinya harus jelas.
Menurut Menteri Kesehatan Spanyol Salvador Illa, pemerintah akan mendata orang-orang yang menolak divaksin dan membagikannya ke negara-negara Uni Eropa. ”Itu bukan dokumen yang akan dipublikasikan. Perlindungan data akan sangat diutamakan,” ujarnya.
Keraguan warga terhadap vaksin juga terjadi di Serbia. Dari 7 juta penduduk, hanya sekitar 200.000 orang yang mendaftarkan diri untuk divaksinasi. Untuk mempromosikan vaksin, vaksinasi pejabat Serbia disiarkan di televisi.
Ede mengatakan, sosialisasi dan edukasi vaksin masih perlu diperkuat. Tokoh yang disegani masyarakat perlu dilibatkan. Ia menambahkan, protokol kesehatan serta perilaku hidup bersih dan sehat tidak boleh kendur walau vaksin sudah tersedia. (AP/BBC)