Rahasia Bugar Para Warga Lansia di Tengah Pandemi Covid-19
Vaksinasi Covid-19 bukan menjadi satu-satunya tumpuan bagi para warga lansia agar terhindar dari penularan Covid-19. Selama ini mereka disiplin menjaga kebugaran tubuh dengan cara masing-masing.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selain vaksinasi Covid-19, para warga lanjut usia atau lansia memiliki caranya masing-masing untuk menjaga kebugaran tubuh. Di masa pandemi ini, mereka mengaku mampu bertahan dengan cara-cara tradisional meski Covid-19 kian merebak di sekitar mereka.
Pandemi Covid-19 seakan bukan menjadi penghalang bagi Sachuri untuk berkegiatan meski usianya menginjak 72 tahun. Saat ditemui pada Minggu (14/2/2021) siang, fisik Sachuri masih terlihat bugar. Alih-alih rebahan di rumah, pensiunan pegawai negeri sipil ini memilih menyibukkan diri dengan menarik ojek.
”Saya selalu menyibukkan diri, enggak mau di rumah. Alhamdulillah sampai sekarang enggak pernah ada masalah kesehatan,” katanya.
Warga Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ini punya satu resep ampuh agar terhindar dari berbagai penyakit. Apa pun masalah yang dihadapi, dia selalu mengelola diri agar tidak stres.
Hal ini pula yang diterapkan Sachuri saat istrinya meninggal akibat kanker pada 2018. Menurut dia, kehilangan sang istri adalah titik ternadir dalam hidupnya. Meski begitu, dia menolak untuk larut dalam kesedihan.
”Sampai sekarang saya masih terngiang-ngiang istri. Kalau enggak bisa mengontrol, mungkin saya bisa stres,” ungkapnya.
Meski usianya menginjak 72 tahun, fisik Sachuri masih terlihat bugar. Alih-alih rebahan di rumah, pensiunan pegawai negeri sipil ini memilih menyibukkan diri dengan menarik ojek.
Sachuri menyadari, tidak mudah mengelola stres. Salah satu yang dia lakukan adalah menyibukkan diri. Seperti yang dia lakukan pada Minggu siang, yakni dengan menarik ojek. Sachuri biasanya ngetem di pangkalan ojek Jalan Penjernihan, Bendungan Hilir.
Di sana, Sachuri tidak pernah mengejar penghasilan. Sebagai pensiunan PNS, gajinya masih cukup untuk makan sehari-hari. Di pangkalan ojek, dia sekadar berbaur dengan para pengemudi ojek lain.
”Sering saya tidak dapat penumpang seharian. Ya ngobrol saja kalau ada yang diajak ngobrol. Kalau enggak ada, ya muter-muter aja,” ungkapnya.
Jika ingatan kepada istri menguat, Sachuri cukup membaca Surat Yasin. Dalam sehari, dia mengaku bisa dua kali membacakan Yasin untuk sang istri, yakni setelah shalat Maghrib dan shalat Subuh.
Tips lain dari Sachuri agar terhindar dari penyakit adalah menyempatkan diri berjalan kaki keliling kompleks. Kebiasaan ini selalu dia jalani saat masih bekerja hingga hampir 20 tahun menjadi pensiunan.
”Alhamdulillah saya enggak pernah ada pantangan makanan. Semua lauk bisa dimakan. Paling tidak, ada sayuran,” katanya.
Di masa pandemi Covid-19, strategi Sachuri diklaim ampuh. Dia cenderung tenang menghadapi pandemi Covid-19 meskipun banyak tetangganya yang sudah terinfeksi. Meski begitu, protokol kesehatan tetap dia terapkan, terutama memakai masker ke mana pun dia pergi.
Kabar adanya vaksinasi Covid-19 bagi warga lansia juga telah didengar oleh Sachuri. Namun, hal itu bukan menjadi satu-satunya tumpuannya untuk mencegah Covid-19. Ketimbang diberikan untuk dirinya, Sachuri menganggap lebih baik vaksin diprioritaskan untuk orang-orang usia produktif lainnya terlebih dulu.
”Kalau dikasih, saya siap. Tapi, saya enggak akan minta. Tidak apa-apa saya belakangan,” ucapnya.
Surpi (80) enggan mengalah dengan Sachuri yang merupakan tetangganya. Meski sudah berkepala delapan, perempuan asal Tegal, Jawa Tengah, ini saban hari masih aktif berjualan di toko yang berlokasi di Jalan Penjernihan. Jaraknya lebih kurang 500 meter dari rumahnya.
Kalau dikasih, saya siap. Tapi, saya enggak akan minta. Tidak apa-apa saya belakangan.
Surpi termasuk dalam kelompok lansia yang amat khawatir dengan pandemi Covid-19 mengingat banyak tetangganya yang sudah terinfeksi. Untuk mencegah virus SARS-CoV-2 bermukim di rumahnya, Surpi rajin membersihkan rumah serta membuka pintu dan jendela agar sirkulasi udara terjaga.
”Ya, takutlah. Sudah pada kena semua di dekat rumah. Makanya bersih-bersih terus. Daripada bengong,” katanya.
Hingga kini, Surpi mengaku tidak mengetahui informasi apa pun mengenai vaksinasi Covid-19 untuk warga lansia. Hal ini membuatnya tidak pernah berharap mendapatkan vaksin Covid-19. Namun, apabila diminta, dia bersedia divaksin.
Sejauh ini, Surpi punya tips khusus agar tetap sehat di usia senja. Dia rajin mengonsumsi tanaman herbal untuk mencegah penyakit. Salah satu tanaman yang rajin dikonsumsi adalah daun sambung nyawa (Gynura procumbens).
”Pakai ini (daun sambung nyawa) saja. Direbus, terus airnya diminum,” katanya. Selain itu, Surpi juga mengaku kerap mandi menggunakan air rebusan daun serai (cymbopogon nardus).
Sementara itu, Kosim (78), warga Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, memiliki riwayat asma sejak lahir. Meski begitu, di masa pandemi Covid-19 ini dia masih beraktivitas seperti biasa sebagai penjaga parkir.
”Enggak pernah kenapa-kenapa. Ada Covid-19 juga santai saja. Kemarin sempat masuk angin, tapi sehari hilang,” katanya.
Kosim mengaku tidak punya kiat khusus untuk menjaga kebugaran di masa pandemi. Ada atau tidaknya pandemi, dia mengaku kerap berjemur di bawah sinar matahari.
Dia menduga, kebiasaannya memancing menjadi salah satu penyebab dirinya terus sehat. Hampir setiap pekan, Kosim bersama teman-teman lansianya menghabiskan waktu seharian untuk memancing udang galah di kawasan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat.
”Kalau enggak hujan, malam Minggu pasti berangkat ke sana naik motor. Pulangnya hari Minggu sore. Benar-benar melatih kesabaran. Mungkin itu kuncinya,” ungkapnya.
Meski mengaku tidak memiliki pantangan, Kosim cukup disiplin mengonsumsi lauk yang tidak aneh-aneh. Dia selalu meminta sang istri untuk memasakkan tahu dan tempe untuknya.
Menurut Kosim, kebiasaan tersebut sudah cukup untuk menghindarkan dirinya dari penyakit, termasuk Covid-19. Dengan alasan ini, Kosim mengaku tidak tertarik jika ditawari untuk divaksin Covid-19.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan telah mengeluarkan izin penggunaan vaksin Covid-19 CoronaVac dari Sinovac bagi kelompok usia di atas 60 tahun. Setelah memberikan vaksin kepada kelompok lansia tenaga kesehatan, Kementerian Kesehatan juga akan segera melakukan vaksinasi kepada lansia non-tenaga kesehatan.
”Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional telah menyampaikan kajian bahwa vaksinasi Covid-19 dapat diberikan kepada kelompok usia 60 tahun ke atas, komorbid, penyintas Covid-19, dan ibu menyusui dengan terlebih dahulu dilakukan anamnesa tambahan,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/2/2021).