Bunga-bunga di Petak Sembilan Menanti Kemeriahan Imlek
Perayaan Imlek 2021 dirayakan sederhana. Di kawasan Petak Sembilan, Glodok, suasana kemeriahan Imlek masih belum menonjol.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
Kawasan Jalan Kemenangan, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, jauh dari nuansa kemeriahan Imlek 2572. Berbagai spanduk ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2021 didominasi ajakan mematuhi protokol kesehatan. Pernak-pernik lain perayaan Imlek pun tak terlihat menonjol di sana.
Pada Rabu (10/2/2021) sore, jalanan di sekitar Kelenteng Vihara Dharma Bakti cukup ramai dengan kendaraan yang melintas. Tak banyak warga yang berkunjung ke tempat sembahyang itu.
Di dalam vihara hanya ada beberapa pengurus yang tengah melakukan sejumlah persiapan, termasuk memasang tenda di pintu masuk vihara. Kelenteng tertua di Jakarta itu akan menggelar sembahyang Imlek pada Jumat (12/2/2021) dari pukul 06.00 sampai pukul 18.00.
Salah satu petugas mengatakan, kelenteng itu dipastikan menggelar sembahyang Imlek pada Jumat. Perayaan imlek akan dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat.
Sementara di sudut-sudut luar vihara itu ada sekitar empat pedagang bunga yang mengelar dagangan. Bunga yang dijual para pedagang itu didatangkan dari Pasar Bunga Rawa Belong. Jenis bunga yang dijual, antara lain, bunga angrek, teratai, sedap malam, persik, hingga bunga prem.
Iwan (30), salah satu pedagang bunga di tempat itu, mengatakan, dua hari menjelang puncak perayaan Imlek, belum banyak pelanggan yang membeli bunga. Padahal, tahun sebelumnya, setiap hari terjual paling sedikit 20 ikat bunga. ”Masih sepi, hari ini baru dua orang yang beli. Wajar enggak ada yang beli, vihara saja masih sepi,” katanya.
Di tempat lain, Fauzi (40) tengah sibuk membersihkan berbagai jenis bunga yang dipajang di lapaknya. Meski masih sepi pembeli, Fauzi masih memiliki keyakinan akan ada banyak pembeli saat puncak perayaan Imlek.
Ia yang pada hari-hari biasanya hanya membuka satu lapak pada Rabu (10/2/2021) pagi menambah dua lapak baru. Beberapa anggota keluarganya diajak untuk ikut berjualan bunga di sana.
”Semoga hari Jumat (puncak perayaan Imlek) ramai, ya. Saya sudah stok banyak karena tempat ini nanti Jumat dibuka untuk sembahyang,” ucap lelaki asal Pasar Baru, Jakarta Pusat, itu.
Zakaria (57), salah satu warga yang ditemui saat membeli bunga, mengatakan, Imlek merupakan momen yang menggembirakan dan menyenangkan. Imlek melambangkan kegembiraan, kebajikan, dan ketulusan.
”Jadi, Imlek itu tidak hanya identik dengan kembang api atau barongsai. Tetapi, ini juga jadi momen untuk kita bersih-bersih dan hias rumah dengan bunga-bunga,” kata warga yang tinggal di Sunter, Jakarta Utara, itu.
Menghias rumah dengan bunga dan berbagai jenis buah dipercaya mendatangkan rezeki dan kebaikan. Kebaikan itu, antara lain, umur panjang, nasib baik, serta menambah kekayaan dan kebahagian.
Membersihkan dan mendekorasi rumah, menurut Zakaria, selama ini sudah jadi tradisi yang ia lakukan bersama istri dan dua anaknya. Namun, di saat pandemi Covid-19, perayaan Imlek mereka lakukan dengan berbeda.
”Anak saya yang sulung sudah menikah dan tinggal di Surabaya. Tahun ini, karena Covid-19, mereka tidak bisa ikut bergabung. Katanya takut menularkan penyakit,” tutur Zakaria.
Sementara itu, anak bungsunya juga tak bisa bergabung bersama kedua orangtua karena ia baru merintis usaha di Bandung, Jawa Barat. ”Imlek kali ini dirayakan sederhana saja. Berdoa di rumah masing-masing semoga diberi kesehatan dan umur panjang,” katanya.
Covid-19 yang masih mewabah memaksa sebagian warga terpaksa merayakan Imlek dengan sederhana. Tradisi makan Imlek bersama keluarga besar juga ditiadakan untuk menghindari paparan Covid-19.
A\'fa (40), salah satu warga yang ditemui di sekitar vihara, mengatakan, ia bersama keluarga merayakan Imlek dengan sederhana. Semua keluarga besar di Jakarta dan Semarang sepakat untuk tak bertemu saat perayaan Imlek.
”Setiap tahun, kami biasanya makan malam Imlek bersama keluarga besar. Kalau keluarga kumpul semua bisa 30-an orang. Tapi karena kondisinya lagi begini, masing-masing di rumah saja,” ucapnya.
Tradisi berkunjung ke rumah keluarga juga ditiadakan. Mereka memutuskan untuk saling menyapa dan mendoakan melalui sambungan telepon seluler atau panggilan video.
Kesadaran bersama untuk merayakan Imlek dengan sangat sederhana kian dibutuhkan untuk menekan laju penularan Covid-19. Imlek juga merupakan momentum menyampaikan ucapan syukur pada Tuhan.
Di masa pandemi Covid-19, mereka yang merayakan Imlek tak hanya berdoa agar mendapat kebaikan, tetapi juga berharap pandemi ini segera berlalu. Harapan itu sama seperti harapan para pedagang bunga agar aroma dan semarak bunga yang memikat itu mampu menarik hati pelanggan untuk membelinya.