Geliat Imlek Mulai Terlihat di Pasar Lama Tangerang
Gairah perayaan Imlek mulai terasa di Pasar Lama Kota Tangerang. Namun, perayaan Imlek hampir dipastikan tidak akan semeriah sebelum pandemi.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Geliat persiapan perayaan Tahun Baru China atau Imlek mulai terlihat di kawasan Pasar Lama, Kota Tangerang, Banten, Rabu (10/2/2021). Warga memadati pasar untuk berbelanja dan mencari pernak-pernik Imlek. Kendati demikian, pandemi Covid-19 membuat perayaan Imlek tak semeriah tahun lalu.
Laju mobil-mobil tertahan di jalan utama kawasan Pasar Lama. Kemacetan tidak terhindarkan karena pengemudi mobil kesulitan memperoleh tempat parkir. Pedagang bunga, pernak-pernik Imlek, dan makanan mengokupansi trotoar. Di beberapa titik pasar, para pedagang menjajakan dagangan hingga ke bahu jalan.
Satu dari sekian banyak pernak-pernik Imlek yang paling dicari warga adalah amplop untuk angpau. Pedagang angpau berjejer di depan toko-toko. Idal Andiya (28) adalah salah satu dari sekian banyak pedagang angpau di Pasar Lama.
Cuma belanja bunga, sayur, dan ikan saja. Imlek tahun ini tidak semeriah tahun lalu. (Shelly)
Idal mengaku telah menjajakan angpau sejak 15 Januari 2021. Sudah 12 tahun ia menjajal pekerjaan tersebut jelang Imlek. Hanya menjelang pergantian dari tahun tikus logam ke tahun kerbau logam ini ia merasa pendapatannya berkurang drastis. Dalam waktu sekitar 25 menit, tidak ada satu pun pengunjung Pasar Lama yang menghampiri lapak dagangannya.
”Karena kondisi seperti ini sekarang, dagangan kurang laku. Menurun sekali dibandingkan tahun lalu. Bisa turun sekitar 50 persen,” katanya.
Penurunan penjualan juga dirasakan Ramdani (34), pedagang pernak-pernik Imlek. Di lapak dagangannya terpajang lampion beraneka macam bentuk dan ukuran. Selain itu, terdapat pula angpau, gambar-gambar shio, hiasan petasan imitasi, dan gantungan kunci.
Ramdani menyebut ada penurunan penjualan sekitar 75 persen pada tahun ini dibandingkan dengan Imlek tahun lalu. Setiap jelang Imlek, Ramdani biasanya dapat berbelanja persediaan pernak-pernik sebanyak 12 kali dalam sebulan. Tahun ini, ia sudah memperkirakan penjualan akan turun akibat pandemi. Oleh karena itu, Ramdani hanya membeli persediaan pernak-pernik sebanyak dua kali dalam sebulan ini.
Sembari memperlihatkan kotak tempat penyimpanan persediaan pernak-pernik, Ramdani sesekali melayani pembeli yang datang. ”Ini belum termasuk stok di rumah. Tahun lalu, dua hari jelang Imlek sudah mau habis,” ujar Ramdani sambil menunjuk tumpukan lampion dan angpau yang belum terjual.
Selly (31), seorang pengunjung di Pasar Lama, memilih merayakan Imlek secara sederhana tahun ini. Sebelum pandemi Covid-19, keluarga besar dan kerabatnya berdatangan ke rumah untuk merayakan Imlek. Kali ini, menurut dia, ada imbauan dari pemerintah untuk tidak menerima tamu sebagaimana Imlek tahun lalu. Itu sebabnya, Selly memutuskan untuk tidak menghias rumahnya dengan pernak-pernik Imlek.
”Cuma belanja bunga, sayur, dan ikan saja. Imlek tahun ini tidak semeriah tahun lalu,” kata Selly ditemui seusai berbelanja di Pasar Lama.
Persiapan kelenteng
Di tengah Pasar Lama terdapat Kelenteng Boen Tek Bio, kelenteng tua yang dibangun sejak 1684. Hiruk-pikuk persiapan Imlek sudah terasa ketika memasuki gerbang kelenteng.
Di ruang-ruang persembahyangan, petugas kelenteng terlihat sibuk memasukkan minyak goreng dalam suatu wadah perapian. Di sisi ruangan yang lain beberapa petugas kelenteng melayani umat yang hendak bersembahyang.
Secara garis besar, persiapan menyambut Imlek di Kelenteng Boen Tek Bio telah memasuki tahap akhir. Meja persembahan telah disiapkan. Rupang (patung-patung dewa) yang ada di kelenteng juga telah dibersihkan.
Hiasan lampion memeriahkan suasana di dalam kelenteng. Kendati demikian, hanya ada segelintir umat yang berkunjung untuk bersembahyang di Kelenteng Boen Tek Bio. Sebelum pandemi, umat yang bersembahyang dua hari jelang Imlek jumlahnya jauh lebih banyak.
Dede Tjhin (46), warga Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, yang ditemui setelah memanjatkan doa di kelenteng tersebut menyampaikan, persembahyangan Imlek dimulai sejak Kamis (11/2/2021) malam atau sehari jelang Imlek. Tahun ini, Badan Pengurus Perkumpulan Boen Tek Bio sudah mengumumkan kepada umat untuk beribadah di rumah.
”Terutama yang punya altar diminta sembahyang dari rumah saja. Atau kalau yang mau tetap bersembahyang di kelenteng nanti bergantian agar tidak berdesakan,” ujarnya.
Sekretaris Badan Pengurus Kelenteng Boen Tek Bio, Ruby Santamoko, menerangkan, ada beberapa perbedaan dalam merayakan Imlek pada tahun ini. Ia menyebutkan, setidaknya ada 7.000 umat yang beribadah di dalam kelenteng saat malam Imlek setiap tahun. Namun, pengurus kelenteng telah mengimbau umat agar melakukan ibadah di rumah masing-masing.
Lebih lanjut Ruby mengatakan, pengurus kelenteng tetap mengizinkan umat yang hendak beribadah secara langsung di kelenteng. Akan tetapi, pengurus kelenteng membuat sistem baru agar tidak terjadi penumpukan di area beribadah.
Ia memprediksi ada sekitar 700 umat yang akan beribadah di Kelenteng Boen Tek Bio pada 11 dan 12 Februari 2021. ”Kami membuat sistem kloter bagi umat yang hendak beribadah di dalam kelenteng ini,” kata Ruby.