Cerita Warga Buru Penumpang Ojek Daring yang Tusuk Leher Pengemudi
Korban dan warga menduga penumpang ojek daring itu merupakan begal yang gagal merebut sepeda motor karena korban mampu berteriak minta tolong, sedangkan permukiman berjarak hanya sekitar 15 meter dari titik kejadian.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Leher seorang pengemudi ojek daring, MAR (21), ditusuk penumpangnya pada Minggu (7/2/2021) dini hari di daerah Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Warga berupaya mengejar pelaku, bahkan sampai mengepung sekeliling kampung, tetapi pelaku berhasil kabur.
Penusukan terjadi di sebuah jalan selebar 3,5 meter yang membelah lahan kober atau kuburan di Jalan Kebagusan I. Jalan kecil itu mengarah ke permukiman Kampung Kebagusan, RT 008 RW 007 Kebagusan. Korban dan warga menduga penumpang ojek daring tersebut merupakan begal yang gagal merebut sepeda motor karena MAR mampu berteriak minta tolong, sedangkan permukiman berjarak hanya sekitar 15 meter dari titik kejadian.
Seorang pemilik warung kelontong di Kampung Kebagusan, Fahrul Rozi (38), menceritakan, sekitar pukul 00.00 ia mendengar seseorang berteriak dari arah kober menuju tempatnya. ”Korban meminta tolong, ada begal katanya,” ujarnya saat ditemui pada Senin (8/2/2021) pagi.
Kepada Rozi, MAR menyebutkan, sebelumnya dirinya mengantar pelaku dari Melawai, Jakarta Selatan, menuju Jalan Kebagusan I. Saat di jalan di tengah kober, penumpangnya itu tiba-tiba menusuk lehernya. Karena MAR berteriak dan mengundang perhatian warga, pelaku melompati pagar di sebelah kanan dan tidak terlihat lagi.
Rozi bersama seorang warga lantas mencoba mencari pelaku sesuai arah yang ditunjukkan MAR. Namun, mereka kembali lagi karena khawatir keselamatan mereka terancam mengingat pelaku membawa senjata tajam.
Rozi pun memanggil lebih banyak warga dan mengepung seluruh akses ke Kampung Kebagusan. ”Lurah, ketua RW, dan ketua RT juga turun mencari sampai ada kos yang diperiksa juga. Namun, pelaku tetap tidak ketemu,” ujarnya.
Sekitar pukul 03.00, helm ojek daring dan jaket yang dikenakan pelaku ditemukan di sebuah gang kecil dekat kober. Namun, pencarian pelaku dihentikan pukul 03.30 karena tidak kunjung ditemukan.
Lurah, ketua RW, dan ketua RT juga turun mencari sampai ada kos yang diperiksa juga. Namun, pelaku tetap tidak ketemu. (Fahrul Rozi)
Menurut Rozi, MAR masih bisa berbicara dengan jelas dan berjalan. Kawan-kawan MAR sesama pengojek daring lantas membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Dalam keterangan pada Minggu, Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Pasar Minggu Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Inspektur Satu Binur Simbolon membenarkan adanya kejadian tersebut. Namun, ia belum bisa menyampaikan informasi lengkap. ”Kasusnya lagi ditangani, lagi proses penyelidikan,” ucapnya.
Rozi mengatakan, serombongan polisi datang pada Minggu sekitar pukul 11.00 dan meminta warga menunjukkan lokasi penusukan. Setelah para petugas itu pergi, satu rombongan polisi datang lagi pukul 12.00.
Rozi menambahkan, sepanjang 10 tahun ia menetap di Kampung Kebagusan, baru kali itu ia mendengar terdapat upaya pencurian dengan kekerasan di lingkungan tempat tinggalnya. Lokasi kejadian dalam pandangannya bukan tergolong tempat rawan. Penerangan jalan lengkap dan memadai serta warga setempat biasa mengawasi kondisi sekitar hingga dini hari.
Pelaku kemungkinan memanfaatkan momentum hujan yang sedang mengguyur pada malam hingga dini hari tersebut karena yakin warga lebih memilih berdiam di rumah dibanding keluar.
Sebelumnya, satu komplotan begal sepeda motor menusuk punggung korban mereka, seorang remaja berinisial A, di Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (28/1/2021) sekitar pukul 23.00. Mereka juga tidak sempat mengambil sepeda motor korban karena warga cepat datang menolong.
Kepala Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Ady Wibowo pada Selasa (2/2/2021) menyebutkan, pihaknya menangkap lima dari delapan begal yang menyasar A. Polisi masih mengejar para pelaku yang buron.
”Dari hasil pendalaman sementara, mereka sudah tiga kali beraksi,” kata Ady. Komplotan itu fokus di area Cengkareng. Untuk melukai korban yang berani melawan, mereka menggunakan gunting.