Ganjil Genap di Kota Bogor, Ribuan Kendaraan Diputarbalikkan
Dari penurunan jumlah kendaraan dan mobilitas warga melalui sistem ganjil genap akan diveluasi dampak langsungnya pada tren kasus positif dengan penurunan kasus positif di Kota Bogor.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Hari kedua penerapan gajil genap tidak sedikit kendaraan yang masuk Kota Bogor, Jawa Barat, diputarbalikkan oleh petugas. Penerapan ganjil genap dinilai cukup efektif menekan angka mobilitas warga.
Di Gerbang Tol Jagorawi di kawasan Baranangsiang, Kota Bogor, petugas gabungan memantau dan memeriksa kendaraan dari arah Ciawi dan Jakarta yang masuk ke Kota Bogor. Jalan Bima Marga, salah satu titik keluar dari pintu tol itu, ditutup oleh petugas sehingga sejumlah mobil tidak bisa melalui jalan tersebut dan harus melewati pos pemeriksaan.
Tidak sedikit mobil berpelat genap diputarbalikkan petugas karena tidak bisa menunjukkan kartu indentitas karyawan, kartu tanda penduduk Kota Bogor, tidak bisa menjelaskan maksud dan tujuan ke kota Bogor, serta hanya ingin berwisata atau berlibur. Semua kendaraan yang dizinkan masuk diarahkan ke wilayah Baranangsiang.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro mengatakan, sistem ganjil genap sudah berlaku sejak Sabtu (6/2/2021) untuk menekan mobilitas warga di masa pandemi Covid-19. Kebijakan ganjil genap salah satu upaya untuk menekan angka kasus positif yang terus meningkat di Kota Hujan ini.
”Kemarin (Sabtu), kami memutarbalikkan kendaraan roda empat sebanyak 2.300 buah dan sekitar 2.800 kendaraan roda dua. Dari enam titik sekat, ternyata yang cukup tinggi (diputarbalikkan) berada di titik sekat Gunung Batu. Di titik itu, kendaraan dari Ciomas dan wilayah Kabupaten Bogor banyak masuk ke Kota Bogor,” tutur Susatyo, Minggu (7/2/2020), di Gerbang Tol Jagorawi-Pintu Baranangsiang.
Berdasarkan data Jasa Marga, pada Sabtu pukul 06.00 hingga Minggu pukul 06.00, di Gerbang Exit Tol Jagorawi-Pintu Baranangsiang tercatat 21.360 kendaraan yang masuk ke Kota Bogor. Jika dibandingkan pada hari dan waktu yang sama, pada Sabtu (30/1/2021), tercatat sebanyak 29.442 kendaraan yang masuk ke Kota Bogor. Sistem ganjil genap cukup berdampak menurunkan angka kendaraan sebesar 28 persen atau 8.082 kendaraan.
Pembaruan data terakhir pada Minggu, pukul 06.00 hingga pukul 09.00, tercatat ada 1.567 yang masuk ke Kota Bogor. jika dibandingkan pada Minggu (31/1/2021), tercatat ada 2.931 kendaraan yang masuk Kota Bogor. Dari perbandingan tersebut terjadi penurunan 47 persen atau 1.364 kendaraan.
Di Gerbang Tol Sentul Selatan 1- Sentul Barat, pada Sabtu pukul 06.00 hingga Minggu pukul 06.00, tercatat 25.413 kendaraan yang masuk ke Kota Bogor. Adapun pada Sabtu-Minggu (30/1), tercatat sebanyak 27.148 kendaraan yang masuk kota Bogor.
Dari dua gerbang exit tol Bogor itu, total ada 46.773 kendaraan yang masuk ke Kota Bogor. Sementara pada minggu silam ada 56.590 kendaraan. Terjadi penurunan 17,3 persen atau 9.817 kendaraan.
”Hari kedua penerapan ganjil genap di gerbang tol bogor, sekitar 2 jam berjalan ada sekitar 45 kendaraan yang kami putarbalikkan. Kemarin, saat baru 1 jam berlaku, hampir 100 kendaraan yang kami putarbalikkan. Artinya, sosialisasi cukup baik diterima masyarakat. Kita lihat sendiri tidak terlalu banyak kendaraan genap,” tutur Susatyo.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, dari penerapan sistem ganjil genap, target untuk menurunkan mobilitas warga cukup signifikan. Dari penurunan jumlah kendaraan dan mobilitas warga melalui sistem ganjil genap akan diveluasi dampak langsungnya pada tren kasus positif dengan penurunan kasus positif di Kota Bogor.
”Dua hari ini dalam pematauan cukup lengang. Kita lihat minggu depan, apakah pengurangan mobilitas berdampak bagi tren Covid-19. Minggu depan penerapan ganjil genap masih akan berlangsung. Jika data menunjukkan ada korelasi antara mobilitas dan tingginya kasus positif di kota Bogor, sangat mungkin akan kita teruskan sistem ganjil genap ini,” kata Bima.
Bima melanjutkan, pihaknya tidak hanya berfokus pada ganjil genap, tetapi juga mengawasi dan fokus pada protokol kesehatan di obyek wisata dan kuliner yang biasanya selalu ramai pada akhir pekan.
Berdasarkan pantauan Kompas dari Sabtu malam hingga Minggu, sejumlah ruas jalan dan pusat kuliner tampak sepi. Selain pemberlakuan karantina wilayah RW dan ganjil genap, faktor hujan membuat suasana Kota Bogor tampak lengang.