Harga Murah, Penumpang Kereta Rela Antre demi Tes Genose
Antrean penumpang yang hendak tes Genose terlihat di Stasiun Pasar Senen. Harga yang jauh lebih murah membuat penumpang rela menggeser jadwal keberangkatan hingga tes Genose ini resmi digunakan.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tes Covid-19 dengan Gadjah Mada Electronic Nose atau Genose dianggap lebih terjangkau bagi warga yang hendak bepergian menggunakan kereta api. Pemeriksaan ini bisa dilakukan calon penumpang kereta api di empat stasiun, yakni Stasiun Pasar Senen, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Gambir, dan Stasiun Solo Balapan, dengan harga Rp 20.000.
Sri (49), penumpang kereta api asal Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, sengaja mengundur rencana keberangkatan menuju Surabaya setelah mengetahui akan ada layanan tes Genose di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Dari informasi di televisi, dia mengetahui tes Genose resmi diberlakukan mulai 5 Februari 2021.
Awalnya, Sri dan dua anaknya akan berkunjung ke rumah kerabat di Surabaya pada 5 Februari 2021. Keberangkatan ini ditunda menjadi 7 Februari 2021 sembari menunggu layanan tes Genose resmi diberlakukan. Karena jarak dari rumahnya ke stasiun yang cukup jauh, Sri setidaknya harus melakukan tes, satu-dua hari sebelum keberangkatan agar tidak terburu-buru.
”Karena rumah jauh, tesnya kalau bisa dua hari sebelum berangkat. Kalau berangkat tanggal 5 Februari 2021, kan, mepet sama tesnya. Jadinya berangkat tanggal 7 Februari, biar tesnya bisa hari ini (5 Februari),” ungkapnya saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Jumat (5/2/2021).
Layanan tes Genose di stasiun dibandrol dengan harga Rp 20.000. Harga ini jauh lebih murah ketimbang layanan tes antigen yang mencapai Rp 105.000. Dengan adanya layanan ini, pengeluaran Sri untuk pergi ke Surabaya tidak terlalu membengkak.
Selain tiket kereta api, Sri hanya perlu membayar Rp 60.000 untuk mendapatkan tiga surat keterangan negatif Covid-19 lewat tes Genose. Apabila memakai tes antigen, dia harus membayar Rp 315.000 untuk tiga penumpang.
Agus (40), penumpang tujuan Yogyakarta, juga mengaku lebih tertarik untuk pulang kampung menggunakan kereta api ketimbang kendaraan pribadi. Sebab, saat ini layanan Genose juga sudah tersedia di Stasiun Yogyakarta.
”Kebetulan anak-anak tinggal di Yogyakarta. Dengan adanya tes ini (Genose), sih, memang lebih enak pakai kereta api kalau pulang. Tahun lalu sempat pulang naik mobil,” ujarnya.
Tes Genose juga memudahkan Ranu (50) yang pada Jumat malam akan berangkat menuju Purwokerto, Jawa Tengah. Apalagi, hampir setiap pekan, karyawan swasta di Jakarta Pusat ini pulang menengok istri dan anak-anaknya.
”Selama ini selalu pakai tes antigen jadi lumayan mahal. Tes Genose ini lebih murah dan simpel karena tidak perlu dicolok di hidung,” katanya.
Sudah sejak sepekan yang lalu, Ranu mengetahui bakal disediakan tes Genose di Stasiun Pasar Senen. Untuk itu, dia sengaja melakukan tes Genose ini sebelum berangkat kerja. Sebab, dari informasi yang dia dapatkan, layanan tes Genose jauh lebih cepat dibandingkan dengan tes antigen.
Namun, dia tidak menyangka jika antrean penumpang yang menjalani tes Genose membeludak. Ranu terpaksa harus mengantre setidaknya 1 jam untuk mendapatkan hasil tes.
”Saya pikir bakal cepat, ternyata antre lama. Tahu begini saya datang lebih awal karena mau ada kerjaan ini. Mungkin karena baru pertama, ya, jadi ramai,” katanya.
Berdasarkan pantauan, antrean penumpang yang hendak melakukan tes Genose di Stasiun Pasar Senen terlihat mengular. Kondisi ini cukup kontras dengan antrean di loket tes antigen yang lokasinya berada tepat di sebelah loket tes Genose.
Antrean yang panjang di loket tes Genose tersebut membuat Hendri (30), penumpang tujuan Purworejo, Jawa Tengah, memilih mengikuti tes antigen. Dia khawatir akan tertinggal kereta jika mengantre di loket Genose. Hendri yang datang ke Stasiun Pasar Senen sekitar pukul 09.00 memiliki jadwal keberangkatan pada pukul 12.00.
”Saya baru tahu ada tes Genose ini pas sampai sini tadi. Karena antrenya panjang jadi saya pilih tes antigen. Kalau masih banyak waktu, sih, mending tes Genose,” ungkapnya.
Pada Jumat ini, PT KAI Daerah Operasi (Daop 1) mencatat setidaknya ada 330 penumpang yang mengantre di loket layanan tes Genose hingga pukul 09.00. Sebanyak 150 di antaranya sudah dilayani. Sementara itu, total penumpang yang menjalani tes antigen hanya mencapai 71 orang hingga jam yang sama.
Tes Genose di Stasiun Pasar Senen sebelumnya sudah diuji coba sejak tanggal 3 Februari 2021. PT KAI Daop 1 mencatat, penumpang yang menjalani tes Genose pada 3 Februari 2021 mencapai 501 orang, sedangkan pada 4 Februari 2021 mencapai 753 orang.
Beralih
Vice President Public Relations PT KAI Joni Martinus menilai, para penumpang kini cenderung memilih layanan tes Genose ketimbang tes antigen. Hal ini sudah terlihat sejak uji coba layanan. Joni menduga pilihan ini karena harga tes Genose jauh lebih murah daripada tes antigen.
”Kalau untuk okupansi penumpang dengan adanya tes Genose ini kami belum bisa melihat peningkatannya karena baru hari ini diberlakukan,” katanya saat ditemui.
Menurut Joni, PT KAI bersama dengan Rajawali Nusantara Indonesia dan Universitas Gadjah Mada (UGM) akan terus melakukan evaluasi layanan tes Genose ini. Dia berharap layanan tes Genose ini bisa diterapkan di lebih banyak stasiun.
”Seperti layanan tes antigen yang sekarang sudah tersedia di 46 stasiun,” katanya.
Berdasarkan pantauan di Stasiun Gambir pada Jumat siang, layanan tes Genose relatif lebih lengang dibandingkan dengan di Stasiun Pasar Senen. Beberapa kursi masih terlihat kosong. Kompas coba mengakses layanan tes Genose ini di sana. Hasilnya, hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk mendapatkan hasil tes.
Penumpang yang sudah memiliki tiket hanya perlu datang ke loket pendaftaran. Di sini, penumpang akan diminta membayar biaya sebesar Rp 20.000 untuk mendapatkan kantong udara. Setelah itu, penumpang bisa menuju ke loket pemeriksaan untuk dipandu mengisi kantong udara dengan embusan napas. Kemudian, penumpang bisa menunggu hasil di kursi yang telah disediakan.
Sayangnya, dari semua proses pemeriksaan tersebut, tidak ada petugas yang memastikan apakah 30 menit sebelumnya penumpang tidak makan, minum dan merokok. Sebab, pada petunjuk yang tertera, untuk meningkatkan akurasi hasil pemeriksaan tes Genose, 30 menit sebelumnya penumpang dilarang makan, minum (selain air putih), dan merokok.