Ahmad Riza: Protokol Kesehatan Sudah Jadi Pola Hidup Baru
Intensitas sebagian kegiatan publik menurun selama masa pembatasan. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menegaskan, protokol kesehatan wajib dipatuhi semua pihak dan menjadi pola hidup baru, bukan paksaan.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Sejumlah calon penumpang antre untuk masuk ke Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (25/1/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat, selama pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi yang bersamaan dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM periode 11 Januari-2 Februari 2021, kinerja lalu lintas justru ada kenaikan. Di sisi lain, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih menunggu kebijakan pemerintah pusat terkait kelanjutan kebijakan PPKM.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, Kamis (4/1/2021), menjelaskan, sejumlah kegiatan terpantau turun selama PSBB transisi. Selama PSBB transisi ketiga untuk rentang waktu 11 Januari-2 Februari 2021 dibandingkan dengan awal PSBB transisi kedua pada 12-23 Oktober 2020, terlihat untuk pergerakan ritel (dari dan ke tempat usaha/pusat belanja) dan rekreasi menurun 2,3 persen. Perjalanan ke toko bahan makanan dan apotek berkurang hingga 7,26 persen. Penggunaan transportasi umum melorot 4,5 persen dan perjalanan ke tempat kerja turun 2,58 persen.
Untuk volume lalu lintas, jika dibandingkan dengan masa PSBB transisi, justru ada peningkatan 11,44 persen. Kemudian untuk pesepeda ada penurunan 38,7 persen. Penurunan jumlah pesepeda kemungkinan turut dipengaruhi cuaca yang kini sering hujan. Jumlah penumpang angkutan perkotaan ini meningkat 8,71 persen dan jumlah penumpang antarkota turun 19,98 persen.
Dan, kami minta protokol kesehatan dilaksanakan bukan karena aturan, bukan karena ada aparat yang mengawasi, melainkan karena memang menjadi kebutuhan sehari-hari. (Ahmad Riza Patria)
Syafrin melanjutkan, perbandingan evaluasi dengan menggunakan periode waktu itu karena Dishub DKI ingin melihat fluktuasi pergerakannya antarwaktu. Jadi, perbandingannya adalah pada Maret dan April 2020, maka perbandingannya dengan sebelum PSBB. Begitu juga dengan September diterapkan PSBB, perbandingannya dengan Juli sebelum PSBB.
”Sekarang untuk PSBB ketiga awal Januari, otomatis perbandingannya dengan PSBB transisi pada Oktober,” katanya.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Sejumlah calon penumpang antre untuk masuk ke Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (25/1/2021).
Dengan adanya data kenaikan penumpang angkutan umum dan kinerja lalu lintas, Syafrin meminta masyarakat kembali waspada terhadap Covid-19. Ia meminta regulasi yang sudah ditetapkan pemerintah ditaati bersama oleh seluruh elemen yang ada.
Secara terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan, untuk kebijakan PPKM selanjutnya, Pemprov DKI Jakarta menunggu pemerintah pusat. Sesuai dengan jadwal, PPKM jilid kedua akan berakhir 8 Februari dan hingga kini DKI belum memastikan bagaimana langkah selanjutnya terkait pengendalian korona.
Secara internal, Pemprov DKI akan menggelar rapat bersama para epidemiolog, para ahli, pakar, juga Forkompinda untuk menyikapi kemungkinan PPKM jilid 3. ”Kemarin Pak Gubernur dan lima gubernur lainnya sudah ketemu dengan Presiden Joko Widodo untuk berdiskusi, menyampaikan masalah-masalah di tiap-tiap daerah, mengusulkan dan mendengarkan arahan Bapak Presiden. Ya, kita tunggu saja dalam beberapa hari ini,” katanya.
Sementara terkait karantina wilayah atau lockdown akhir pekan, menurut Ahmad Riza, sebagai usulan dari anggota DPR, Saleh Daulay, saat wawancara di televisi.
”Itu, kan, usulan pribadi karena memang kalau kita lockdown sepanjang waktu, dua minggu, satu bulan atau lebih, itu kita belum memungkinkan. Karena itu, yang bersangkutan mengusulkan lockdown di akhir pekan, seperti di Turki. Meski demikian, itu, kan, pendapat pribadi. Siapa saja, jangankan anggota DPR, pribadi warga negara boleh mengusulkan apa pun terkait pencegahan penanganan Covid-19,” kata Ahmad.
Meskipun demikian, menurut Ahmad Riza, semua usulan itu akan dikaji, didiskusikan, diteliti, dan dibahas. ”Kami sendiri membahas masukan-masukan dari siapa saja, termasuk pemerintah pusat,” katanya.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Warga melintasi mural seputar Covid-19 di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, Rabu (3/2/2021).
Lantaran masih dalam pembahasan, ia meminta masyarakat untuk menunggu kebijakan yang akan diambil pemerintah, yaitu apakah akan ada karantina wilayah akhir pekan atau bentuk lain.
Ahmad Riza mengingatkan masyarakat, dengan penyebaran virus yang masih cukup tinggi, apalagi ada varian baru, ia meminta masyarakat tetap semaksimal mungkin ada di rumah dan bepergian hanya jika amat diperlukan saja.
”Kami sendiri, gubernur dan jajaran, kalau rapat melalui Zoom meeting, virtual, online. Jadi, semuanya sudah begitu. Ini sudah menjadi pola hidup kita bersama. Dan, kami minta protokol kesehatan dilaksanakan bukan karena aturan, bukan karena ada aparat yang mengawasi, melainkan karena memang menjadi kebutuhan sehari-hari,” katanya.