Sosialisasi hingga ke Akar Rumput
Kasus Covid-19 terus bertambah. Pemerintah berupaya menggencarkan sosialisasi pembatasan kegiatan masyarakat untuk menekan penularan. Epidemiolog minta agar meminimalkan karyawan yang ke kantor untuk menekan pergerakan.
JAKARTA, KOMPAS — Berdasarkan pengumuman Dinas Kesehatan DKI Jakarta tanggal 1 Februari 2021, terdapat penambahan 1.411 kasus aktif sehingga total 24.793 orang masih dirawat dan diisolasi. Persentase kasus positif dalam sepekan terakhir sebesar 17,4 persen atau tiga kali lipat batas aman 5 persen yang ditentukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Meskipun demikian, jumlah kasus aktif di Ibu Kota disebut menurun setiap hari meskipun belum mencapai level yang signifikan.
”Penurunan kasus aktif terjadi pada periode 24-30 Januari, yaitu dari 24.224 kasus aktif pada tanggal 24 menjadi 23.595 kasus pada tanggal 30,” kata Suryono Herlambang, peneliti senior Center for Metropolitan Studies (Centropolis), lembaga kajian perkotaan dan real estat Universitas Tarumanagara, Jakarta, saat dihubungi hari Senin (1/2/2021).
Sebelumnya, pada periode 18-24 Januari ada penambahan 3.024 kasus aktif, periode 12-18 Januari terjadi penambahan 2.212 kasus, dan periode 6-12 Januari terdapat penambahan 2.358 kasus. Kajian Centropolis pada saat itu menunjukkan penambahan kasus erat berhubungan dengan ramainya pergerakan masyarakat ketika libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Kajian Centropolis pada saat itu menunjukkan penambahan kasus erat berhubungan dengan ramainya pergerakan masyarakat ketika libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Peta penyebaran kasus Covid-19 di Jakarta yang dibuat lembaga ini menjelaskan fenomena belum berubah sejak November 2020. Kelurahan-kelurahan yang berbatasan dengan Tangerang, Bogor, Depok, dan Bekasi menunjukkan angka kasus tinggi. Data per 30 Januari 2021 menunjukkan ada 18 kelurahan di wilayah perbatasan yang angka kasus positifnya di atas 100.
Penurunan angka kasus positif ini, menurut Suryono, adalah hal baik walaupun penurunan belum signifikan untuk bisa berdampak pada pengendalian pandemi.
Sejauh ini, diketahui total 4.337 warga Jakarta yang meninggal akibat terkena Covid-19. Kepala Pusat Data dan Informasi Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Ivan Murcahyo menjelaskan, untuk pemakaman dengan protokol Covid-19 dari awal Maret 2020 sampai pekan ini ada 13.300 jenazah.
Dinas Pertamanan dan Hutan Kota pernah memakamkan 105-107 jenazah per hari. ”Sekarang di bawah 100 pemakaman per hari. Mudah-mudahan menurun,” kata Ivan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, seperti diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti, menanggapi serius kondisi yang terjadi. DKI berencana menambah lima rumah sakit rujukan sehingga nanti ada 106 RS. Selain itu, menambah hotel untuk perawatan orang tanpa gejala, dari sebelumnya lima hotel menjadi 11 hotel. Sebelumnya, ada 12 hotel menjadi tempat transit tenaga kesehatan yang tidak bisa pulang ke rumah selama berdinas di masa pandemi.
Di sisi lain, guna membuat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) efektif, Kepolisian Daerah Metro Jaya dan jajarannya mengandalkan strategi pembagian masker untuk mendorong masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Dalam dua pekan ke depan, 100.000 lembar masker dibagikan per hari oleh polisi bersama TNI dan pemerintah daerah di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Baca juga : DKI Menambah Lagi Hotel Tempat Perawatan dan Rumah Sakit Rujukan
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal M Fadil Imran mengatakan, sambil membagikan masker, polisi dan anggota TNI juga mengingatkan warga agar terus menjalankan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas).
”Teman-teman TNI dan Polri akan terus bergerak dari kampung ke kampung untuk membagikan masker dan mengingatkan masyarakat,” ucapnya dalam keterangan resmi kemarin.
Tindakan Kapolda Metro Jaya juga Pemprov DKI sebagai respons terhadap instruksi Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas, Jumat (29/1/2021) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Presiden Jokowi menginstruksikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas agar dalam penerapan PPKM selanjutnya turut terlibat intens di lapangan memastikan tujuan PPKM tercapai. Ketiganya diminta memberikan contoh kedisiplinan serta sosialisasi dengan melibatkan para tokoh masyarakat dan agama terkait protokol kesehatan.
Di Kota Bogor, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, keabaian dan ketidakpatuhan protokol kesehatan disebabkan masyarakat yang lelah dalam situasi pandemi, ditambah lagi masih ada warga yang belum percaya virus Covid-19 ada. Untuk itu, bersama Polri dan TNI, Pemerintah Kota Bogor akan menggenjot kepatuhan dan penguatan protokol kesehatan pada masa PPKM dalam dua minggu ke depan.
Baca juga : Perketat Penegakan Aturan Pembatasan untuk Tekan Penularan Wabah
Di Kota Bekasi, berdasarkan data dari Satuan Tugas Covid-19 Kota Bekasi, akumulasi kasus aktif Covid-19 di daerah itu hingga Senin mencapai 25.195 kasus. Dari jumlah itu, 3.310 pasien dirawat, 381 kasus meninggal, dan 21.499 kasus sembuh.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, jumlah kasus baru yang terus bertambah itu tidak terlepas dari pelacakan masif di Kota Bekasi. Sejauh ini, Pemerintah Kota Bekasi sudah menghabiskan 140.000 alat tes usap tenggorokan untuk melacak kasus baru Covid-19.
”Jadi persoalannya bukan banyak atau sedikit, tetapi bagaimana angka kematian rendah dan kesembuhan tinggi. Tentu tidak bisa ideal karena kami belum punya penangkalnya,” kata Rahmat, Senin, di Bekasi.
Di Kota Tangerang Selatan, Banten, Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menyampaikan, penerapan operasi yustisi dilakukan sebagai tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan penanganan pandemi Covid-19 lebih intensif di tingkat hulu dan hilir.
Untuk itu, pihaknya memperkecil skala operasi yustisi penegakan protokol kesehatan hingga tingkat kecamatan. Sebanyak 10 anggota satuan polisi pamong praja diterjunkan di setiap kecamatan untuk mengawasi penerapan protokol kesehatan oleh warga.
Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono, beberapa waktu lalu mengatakan, PPKM hanya akan memberi dampak signifikan jika semua jenis kegiatan dihentikan kecuali sektor-sektor esensial. Artinya, semua jenis pekerjaan di luar sektor esensial harus dikerjakan dari rumah.
Baca juga : Kasus Covid-19 Kota Bekasi Melonjak Tajam dalam Lima Hari Terakhir