Pemerintah Kota Bogor dan Depok Kejar Target Pemberian Vaksin
Banyak tenaga kesehatan yang belum bisa menerima vaksin karena faktor kesehatan dan pernah terkonfirmasi positif sebelumnya.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Sebanyak 6.065 tenaga kesehatan di Kota Bogor dan 7.676 tenaga kesehatan di Kota Depok sudah menerima vaksin Covid-19. Pemerintah setempat terus mengejar target pemberian vaksin kepada tenaga kesehatan yang belum menerima.
Kepala Dinas Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, Kota Bogor menerima 18.320 vaksin Covid-19 tahap pertama. Jumlah vaksin tersebut untuk dua kali penyuntikan kepada 9.533 tenaga kesehatan. Dari 9.533 yang terdaftar, sebanyak 6.065 tenaga kesehatan atau 63,6 persen sudah menerima vaksin Covid-19. Sementara sebanyak 2.550 tenaga kesehatan atau 23,6 persen tidak lolos syarat vaksinasi.
”Ada 2.550 tenaga kesehatan tidak menerima vaksin di rumah sakit dan puskesmas Kota Bogor. Mereka tidak bisa divaksin karena beberapa merupakan penyintas, ada komorbid atau penyakit penyerta, hamil, dan menyusui,” kata Sri saat dikonfirmasi, Selasa (2/2/2021).
Mereka tidak bisa divaksin karena beberapa merupakan penyintas, ada komorbid atau penyakit penyerta, hamil, dan menyusui.
Sri melanjutkan, ada 540 tenaga kesehatan yang lolos syarat menerima vaksin tetapi ditunda karena tidak lolos screening atau pemeriksaan kesehatan. Rata-rata tenaga kesehatan saat di-screening tidak lolos karena mempunyai tekanan darah tinggi. Mereka yang tidak lolos screening akan menjalani perawatan atau terapi agar kondisi kesehatannya normal dan bisa mendapatkan vaksin.
Sementara itu, lanjut Sri, ada 678 tenaga kesehatan yang belum menerima vaksin tahap pertama. Mereka akan dijadwal ulang segera menerima vaksin.
Jumlah vaksin yang sudah digunakan tahap pertama sebanyak 6.065 vial atau 66,2 persen dari 9.160 vaksin yang diterima. adapun jumlah vaksin tahap kedua sebanyak 237 vial atau 11,45 persen dari 2.070 vial yang didistribusi.
”Kami menargetkan paling lambat Februari vaksin untuk tenaga kesehatan bisa selesai. Untuk mencapai target tersebut, kami tambah jam layanannya dan tidak ada pembatasan, cukup menunjukan kartu identitas atau KTP elektronik,” lanjut Sri.
Sementara itu, Kepala Dinas Kota Depok Novarita mengatakan, berdasarkan data capaian vaksinasi, tercatat sebanyak 7.676 tenaga kesehatan sudah menerima vaksin Covid-19 dari total 11.127 tenaga kesehatan.
”Total ada 11.127 tenaga kesehatan, 69 persen tenaga kesehatan sudah menerima vaksin pada tahap pertama. Jadi, kita mengejar target sebanyak 1.695 tenaga kesehatan atau 15,2 persen untuk segera menerima vaksin,” kata Novarita.
Untuk sasaran yang tidak bisa menerima vaksin ada 804 tenaga kesehatan atau 7,2 persen. Novarita menuturkan, tenaga kesehatan yang tidak bisa menerima vaksin karena tidak lolos skrining dengan riwayat penyakit penyerta dan sebelumnya pernah terkonfirmasi positif.
Sementara untuk sasaran yang tertunda, lanjut Novarita, ada 952 tenaga kesehatan atau 8,6 persen. Penundaan vaksinasi karena tenaga kesehatan tidak lolos skrining dengan gangguan kesehatan, seperti tekanan darah tinggi dan kendala kesehatan lainnya.
”Sebenarnya kondisinya sehat, hanya ketika diskrining ada tenaga kesehatan saat diukur tensi tekanan darahnya tinggi. Jadi harus ditunda dulu,” lanjut Novarita.
Novarita menegaskan, vaksinasi tidak membuat penerima kebal atau tidak bisa terpapar Covid-19. Vaksin bertujuan untuk membentuk kekebalan kelompok.
”Salah kalau berpikir vaksin membuat kita kebal. Kita menerima vaksin agar terbentuk herd imunity. Jika kita terpapar, tetapi sudah menerima vaksin, paparannya tidak berat dan parah kondisinya. Meski ada vaksin, protokol kesehatan harus tetap ketat, jangan malah longgar,” kata Novarita.