Pemerintah Siapkan 25 Bus untuk Warga di Stasiun KRL Jabodetabek
Meski ada pembatasan pemberlakuan kegiatan masyarakat, mobilitas warga khususnya pelaju KRL di Bodetabek masih tinggi. Pemerintah menyiapkan 25 bus di stasiun sebagai alternatif angkutan agar penumpang tak berjejalan
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah kembali menyiapkan angkutan alternatif sebanyak 25 bus di sejumlah titik keberangkatan stasiun di Jabodetabek mulai Senin (1/1/2021). Angkutan alternatif ini untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di masa pandemi Covid-19 yang terus meningkat.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, Polana B Pramesti mengatakan, sebagai upaya menegakkan protokol kesehatan di angkutan umum pada masa pandemi Covid-19 khususnya pada KRL Komuter Jabodetabek, pemerintah kembali menyediakan angkutan bus alternatif yang hanya dioperasikan pada hari dan jam tertentu sering terjadi lonjakan penumpang KRL.
Menurut Polana, jika tidak terjadi lonjakan maka angkutan bus tersebut tidak akan dioperasikan. Meski keberadaan angkutan bus alternatif ini gratis, tidak kemudian memberikan kelonggaran terhadap masyarakat. Pembatasan kegiatan selama masa pandemi masih harus tetap dijalankan oleh masyarakat.
"Sesuai aturan yang berlaku baik PPKM maupun PSBB, selama masa pandemi kegiatan masyarakat pada dasarnya dibatasi. Penyelenggaraan transportasi publik tetap berjalan hanya untuk memberikan layanan kepada masyarakat yang masih harus beraktifitas dengan tetap konsisten menjalankan protokol kesehatan," tegas Polana, berdasarkan keterangan tertulis, Minggu (31/1/2021).
Pada Senin, (1/2/2021), titik keberangkatan dari Stasiun Bogor, pemerintah menyiapkan 15 bus dengan waktu keberangkatan mulai Pukul 05.15. Tujuan keberangkatan antara lain Stasiun Juanda, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Sudirman, Stasiun Manggarai dan Stasiun Tebet. Adapun untuk keberangkatan dari Botani Square terdapat 2 bus dengan waktu keberangkatan pukul 06.00, dengan tujuan Stasiun Juanda dan Stasiun Sudirman.
Sementara di Stasiun Cilebut dan Stasiun Depok, masing-masing ada 2 bus medium dengan waktu keberangkatan pukul 06.00. Di Stasiun Cilebut melayani tujuan Stasiun Manggarai dan Stasiun Juanda. Sedangkan titik keberangkatan Stasiun Depok memiliki tujuan Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Tebet.
Selain Bogor dan Depok, pemerintah juga menyiapkan layanan angkutan alternatif di Terminal Cikarang, Bekasi. Di Stasiun Cikarang, Bekasi, ada 4 bus dengan tujuan Stasiun Manggarai dan Stasiun Sudirman, waktu keberangkatan pukul 05.30. Waktu pemberangkatan bus pada masing-masing lokasi dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan.
Operasional Bus Alternatif tersebut, kata Polana, telah dimulai sejak awal bulan Januari 2021 dan diharapkan berlangsung hingga Juni 2021, setiap Senin pagi dari beberapa titik di sekitar stasiun di wilayah Bogor dan Stasiun Cikarang, menuju Jakarta.
Pelayanan serupa sudah berlangsung sejak Mei 2020 karena pandemi covid-19. Kebijakan ini ditempuh dengan tujuan agar pelayanan KRL Jabodetabek yang menjadi andalan utama masyarakat pelaju dapat menerapkan jaga jarak (physical distancing) sebagai salah satu aspek penting protokol kesehatan untuk mengurangi semaksimal mungkin potensi penularan covid-19 di dalam KRL.
Kepala Bagian Humas Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, Budi Rahardjo mengatakan, sejak berkembangnya pandemi covid-19 hingga saat ini jumlah penumpang KRL dibatasi hingga hanya 35 - 40 persen. Meski kegiatan masyarakat dibatasi melalui kebijakan PPKM, ternyata pada waktu tertentu terutama pada Senin Pagi masih sering terjadi lonjakan penumpang KRL di titik titik tertentu yang berpotensi menyebabkan physical distancing tidak maksimal.
"Secara keseluruhan selama Januari 2021 terdapat 2.257 pengguna KRL yang memanfaatkan angkutan alternatif bus bantuan. Sementara itu, total bus yang beroperasi selama bulan Januari 2021 tercatat sebanyak 102 bus dengan 88 bus berukuran besar dan 14 bus berukuran medium," kata Budi.
Budi melanjutkan, pada Senin pekan pertama bulan Januari disediakan 30 bus dengan rincian 26 unit bus berukuran besar dan bus berukuran medium sejumlah 4 bus. Pada Senin pekan kedua ada 22 bus yang terdiri dari 20 bus berukuran besar dan 2 bus berukuran medium.
Pada Senin pekan ketiga dan keempat, masing-masing sebanyak 25 bus dengan rincian 21 bus berukuran besar dan 4 unit bus berukuran medium. Untuk menjaga jaga jarak masing-masing bus berukuran besar hanya diisi maksimal 30 penumpang dari kapasitas 46 kursi. Untuk bus dengan ukuran medium, dibatasi paling banyak 15 penumpang dari 27 kapasitas tempat duduk.