Pembagian Masker Jadi Media Edukasi Polda Metro Jaya Lawan Pandemi
Namun, keteladanan dari pejabat publik formal tidaklah cukup. Tokoh-tokoh berpengaruh di lingkungan terkecil, seperti tokoh masyarakat dan tokoh agama, juga mesti diajak memberikan teladan penerapan protokol kesehatan.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
·5 menit baca
HUMAS POLDA METRO JAYA
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal M Fadil Imran membagikan masker di pasar kaget di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (1/2/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah belum terkendalinya penularan Covid-19 selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, Kepolisian Daerah Metro Jaya dan jajarannya masih mengandalkan strategi pembagian masker untuk mendorong masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Dalam dua pekan ke depan, 100.000 lembar masker dibagikan per hari oleh polisi bersama TNI dan pemerintah daerah di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal M Fadil Imran mengatakan, sambil membagikan masker, personel polisi dan TNI juga mengingatkan warga agar terus menjalankan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas). ”Teman-teman TNI dan Polri akan terus bergerak dari kampung ke kampung untuk membagikan masker dan mengingatkan masyarakat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (1/2/2021).
Teman-teman TNI dan Polri akan terus bergerak dari kampung ke kampung untuk membagikan masker dan mengingatkan masyarakat.
Fadil menuturkan, kegiatan selama dua pekan ini juga menyasar pasar-pasar tradisional. Pada Minggu (31/1/2021), Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sudah mencanangkan gerakan itu lewat kunjungan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, dan Pasar Jatinegara, Jakarta Timur.
Di hari Senin, Fadil mengunjungi Pasar Senen di Jakarta Pusat terkait gerakan serupa. Ia mengaku masih mendapati ada warga yang tidak mengenakan masker secara benar.
HUMAS POLDA METRO JAYA
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal M Fadil Imran saat pembagian masker di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (1/2/2021).
Pihaknya juga mendorong agar setiap orang senantiasa membawa masker cadangan ketika di luar rumah sehingga masker tetap dibagikan kepada warga yang sudah tertib bermasker. ”Ini dilaksanakan serentak di seluruh kepolisian sektor, di setiap pasar rakyat, gabungan dengan teman-teman Kodam Jaya (Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta) dan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Polsek Johar Baru Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat bersama Komando Rayon Militer Johar Baru serta perangkat Kecamatan Johar Baru membagikan 440 lembar masker di kecamatan tersebut. Kepala Polsek Johar Baru Komisaris Supriadi mengatakan, kegiatan berjalan di depan Sekolah Dasar Negeri 10 Johar Baru di Jalan Mardani Raya, di depan Pasar Gembrong Jalan Galur Raya, dan di Pasar Johar Baru Jalan Percetakan Negara II.
Mereka membagikan masker dan menertibkan penjual, pembeli, dan warga permukiman sekitar yang tidak memakai masker atau mengenakan secara salah. ”Petugas membagikan masker dan memperingatkan atau memberi sanksi agar setiap warga yang beraktivitas ke luar rumah selalu memakai masker,” ujar Supriadi.
Fadil menekankan, Polda Metro Jaya tidak hanya menggencarkan penggunaan masker, tetapi juga program lain. Program Kampung Tangguh Jaya (KTJ), misalnya, terus dirawat untuk mendorong masyarakat berdaya mencegah dan menangani dampak penularan Covid-19 di lingkungan tinggal masing-masing.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Petugas gabungan satpol PP dan kepolisian memberikan masker kepada pelanggar operasi tertib masker yang terjaring razia di Jalan Raya Bekasi, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (31/1/2021).
Fadil, misalnya, Senin, juga berkunjung ke Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Selain membagikan masker di pasar kaget di Kalibata, ia memantau pelaksanaan KTJ di kecamatan itu dan persiapan kegiatan tes usap antigen gratis untuk sejumlah warga. Ini merupakan bentuk intervensi Polda Metro Jaya terhadap area-area zona merah penyebaran Covid-19 di wilayah hukumnya, dengan tetap mengedepankan kerja sama dengan Kodam Jaya, Pemprov DKI, serta pihak lain.
Berdasarkan data di situs corona.jakarta.go.id yang diakses pada Senin, terdapat 54 RW zona rawan di DKI. Sebanyak 5 RW rawan berlokasi di Kecamatan Pancoran, yakni RW 001, 003, 006, 009, dan 011 Kelurahan Rawa Jati.
Di Jakarta Utara, program KTJ antara lain diterapkan pada RW 10 Kelurahan Kelapa Gading Timur yang berlokasi di kompleks wali kota. Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Guruh Arif Darmawan, Senin, menyerahkan bantuan berupa 150 paket bahan pokok bagi warga di sana untuk meringankan beban yang terdampak pandemi.
Keteladanan dari pejabat publik formal tidaklah cukup. Tokoh-tokoh berpengaruh di lingkungan terkecil, seperti tokoh masyarakat dan tokoh agama, juga mesti diajak memberikan teladan penerapan protokol kesehatan.
Terkait tes antigen gratis dari Polda Metro Jaya, kegiatan rencananya berjalan pada Senin dan Kamis di seluruh polsek dengan menyasar masyarakat yang kurang mampu. Kuotanya 100 orang per hari.
POLRES METRO JAKARTA UTARA
Tes cepat Covid-19 di Kampung Tangguh Jaya RW 010 Kelurahan Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara, yang berlokasi di kompleks Wali Kota Jakarta Utara, Senin (1/2/2021).
Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas, Jumat (29/1/2021), di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, menginstruksikan Marsekal Hadi, Jenderal Listyo, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas agar dalam penerapan PPKM selanjutnya turut terlibat intens di lapangan memastikan tujuan PPKM tercapai. Ketiganya diminta memberikan contoh kedisiplinan serta sosialisasi dengan melibatkan para tokoh masyarakat dan agama terkait protokol kesehatan.
”Yang ingin saya dengar adalah implementasi lapangannya seperti apa. Mungkin nanti Kementerian Agama melibatkan tokoh-tokoh agamanya seperti apa, TNI seperti apa, di Polri seperti apa, dan Pak Menko nanti yang mungkin bisa men-drive agar ini betul-betul lapangannya terjadi,” tutur Presiden Jokowi seperti dikutip dari situs setneg.go.id.
Pelibatan tokoh masyarakat dan tokoh agama sudah disuarakan sejumlah akademisi sejak lama melalui pemberitaan Kompas dan Kompas.ID. Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rakhmat Hidayat, pada Juli 2020 atau sekitar setengah tahun yang lalu, menyampaikan, sejak awal pemerintah pusat ataupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum cukup mendayagunakan peran agen informal—atau ia membahasakannya forum kekeluargaan—untuk meningkatkan kesadaran warga membiasakan diri dengan protokol kesehatan.
Contoh forum kekeluargaan yaitu kelompok pengajian, majelis taklim, dan karang taruna. ”Mungkin karena lebih dekat komunitasnya, lebih cair, hal itu bisa menjadi salah satu mekanismenya (menggencarkan sosialisasi pencegahan Covid-19),” ujar Rakhmat (Kompas, 19/7/2020).
POLSEK JOHAR BARU
Edukasi protokol kesehatan di Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (1/2/2021).
Sementara itu, pengajar sosiologi perkotaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Tantan Hermansah, Minggu (24/1/2021), menuturkan, untuk edukasi pada masyarakat, keteladanan adalah kunci. Namun, keteladanan dari pejabat publik formal tidaklah cukup. Tokoh-tokoh berpengaruh di lingkungan terkecil, seperti tokoh masyarakat dan tokoh agama, juga mesti diajak memberikan teladan penerapan protokol kesehatan.
”Kepala dinas pakai masker, masyarakat tidak mencontoh dia. Masyarakat mencontoh yang terdekat, tokoh-tokoh lokal,” kata Tantan.
Itu lantaran masyarakat cenderung mudah diubah dan berubah asal ada tiang-tiang sosiologis terdekatnya yang juga berubah. Dengan demikian, pemerintah perlu mendekati para tokoh lokal, mengajak mereka berdiskusi, lalu mendorong mereka untuk memberi contoh disiplin berprotokol kesehatan, bahkan jika perlu terdapat mekanisme penghargaan untuk itu. Jika tokoh lokal abai, masyarakat pun bakal cuek terhadap protokol kesehatan (Kompas.ID, 24/1/2021).