Stok Darah di Jakarta Selama Pandemi Covid-19 Masih Minim, Warga Perlu Diajak Berdonor
Stok darah PMI DKI Jakarta minim selama pandemi Covid-19. Upaya donor darah dengan protokol kesehatan pun digencarkan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Stok darah Palang Merah Indonesia atau PMI DKI Jakarta selama masa pandemi Covid-19 masih minim, yakni 100-200 kantong darah per hari. Upaya mengajak warga mendonorkan darah pun terus dilakukan.
Menurut Kepala Unit Transfusi Darah PMI DKI Jakarta dr Niken Ritchie, sebelum pandemi Covid-19, pihaknya bisa menerima 900-1.000 kantong darah per hari. Penerimaan darah menurun sejak pandemi melanda, khususnya selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlaku. PMI DKI Jakarta kini hanya menerima sekitar 200 kantong darah per hari.
”Kondisi itu berlangsung selama PSBB. Pasokan darah sempat meningkat jadi 300-400 kantong per hari pada Oktober hingga Desember 2020. Namun, jumlahnya turun lagi jadi 100-200 kantong per hari pada Januari 2021,” kata Niken saat dihubungi di Jakarta, Minggu (31/1/2021).
Pasokan darah tersebut masih kurang jika dibandingkan dengan kebutuhan yang ada. Niken mengatakan, DKI Jakarta membutuhkan 700-800 kantong darah per hari.
Akibat kekurangan stok, keluarga atau kerabat orang yang membutuhkan darah pun kerap mencari donor secara mandiri. Kekurangan pasokan darah akhirnya ditambal oleh para donor pengganti.
PMI pun bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggelar kegiatan donor darah di sejumlah kelurahan. Menurut Niken, antusiasme warga untuk mendonor cukup tinggi. Warga di hampir seluruh kelurahan ada yang mendaftarkan diri secara daring.
”Hal ini mau kami upayakan lagi. Mudah-mudahan bisa terlaksana pada Februari 2021,” ujar Niken.
Sebelumnya, Ketua Umum PMI Jusuf Kalla mengatakan, TNI/Polri membantu PMI mengatasi kekurangan stok darah. Hal ini dilakukan dengan donor darah dari para anggota TNI/Polri. Kendati demikian, donor darah dari masyarakat sangat diperlukan (Kompas, 18/9/2020).
”Gambarannya, dibutuhkan sekitar 2 persen dari jumlah penduduk Indonesia untuk menjadi donor per tahun,” kata Kalla.
Menurut Niken, sejumlah kegiatan donor darah kembali digelar pada 2021. Kebanyakan kegiatan ini berlangsung pada akhir pekan. Protokol kesehatan pun dipastikan berlaku selama kegiatan berlangsung.
Salah satu kegiatan donor darah dilakukan di Wihara Avalokitesvara, Jakarta Barat, Minggu. Hingga pukul 11.15, ada 126 kantong darah yang terkumpul.
Pemimpin Wihara Avalokitesvara sekaligus Ketua Umum Majelis Agama Buddha Mahayana Tanah Suci Indonesia (Majabumi) Maha Bhiksu Dutavira Sthavira, dua kegiatan donor darah di wihara dibatalkan pada 2020 karena pandemi. Donor darah baru dilakukan sekarang setelah memastikan protokol kesehatan dilakukan dengan ketat.
Donor darah diselenggarakan mengingat stok darah PMI yang minim selama pandemi. Kegiatan ini sekaligus untuk menyambut Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 12 Februari 2021.
”Sempat ada pro dan kontra dari panitia tentang donor darah di masa pandemi. Namun, kami pastikan mengikuti protokol kesehatan, yakni mencuci tangan, mengukur suhu tubuh, dan wajib memakai masker. Dengan donor darah, kami harap bisa ikut mengamalkan ajaran Buddha” tutur Dutavira.
Sherly (20), salah satu donor, mengatakan, ini pertama kalinya ia mendonorkan darah. Niat mendonor selama ini tidak terwujud karena berat badannya tidak cukup. Ia mengatakan tidak ragu mendonor saat pandemi karena tahu stok darah PMI terbatas, sedangkan masih ada orang yang membutuhkan darah setiap hari.
Pendonor lainnya, Arvin (21), mengaku tahu stok darah terbatas dari temannya yang seorang dokter. Ia pun tergerak untuk mendonorkan satu kantong darah.
”Mulanya saya khawatir mendonor saat pandemi. Tapi, saya yakin pelaksanaannya aman karena dilakukan PMI,” ujar Arvin.