Kelurahan Rawan Banjir Bersiap Hadapi Banjir dan Pengungsian
Sejumlah kelurahan yang dilewati aliran Kali Ciliwung bersiap menghadapi dampak potensi hujan lebat dan para pengungsi. Selain lokasi pengungsian diperbanyak supaya prokes bisa diterapkan, juga disiapkan posko kesehatan
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Operator Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI membersihkan alat berat ekskavator saat rehat kegiatan pengerukan endapan lumpur di Waduk Ria Rio, Jakarta Timur, Senin (21/9/2020). Kegiatan gerebek lumpur tersebut merupakan salah satu upaya Pemprov DKI dalam mengantisipasi banjir di Jakarta. Waduk yang dibangun sekitar tahun 1960 tersebut berfungsi untuk mengurangi genangan air dan mengendalikan banjir di daerah sekitarnya. Upaya pengerukan lumpur di waduk dan sungai-sungai di Jakarta dilakukan dengan mengerahkan hingga tiga kali lipat dari kapasitas biasanya.
JAKARTA, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta memperingatkan adanya potensi hujan dengan intensitas lebat yang terjadi pada 28 Januari-2 Februari. Kelurahan-kelurahan rawan banjir memastikan siap menghadapi kemungkinan banjir akibat luapan Kali Ciliwung dan menyiapkan lokasi pengungsian dengan protokol kesehatan.
Achmad Syarief, Lurah Bukit Duri, Sabtu (30/1/2021), menjelaskan, untuk wilayah Bukit Duri yang memang dilewati aliran Kali Ciliwung memiliki potensi terkena luapan Kali Ciliwung pada musim hujan. Untuk membantu warga bisa mengungsi secara aman dan sehat, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan.
Berbeda dengan pengungsian dalam kondisi normal tanpa pandemi, untuk pengungsian dalam masa pandemi Covid-19 ini ada tiga lokasi yang disiapkan untuk menjadi lokasi pengungsian. Saat situasi normal tanpa pandemi, biasanya lokasi pengungsian adalah di kantor Kelurahan Bukit Duri.
Untuk pengungsian di masa pandemi, lokasi yang disiapkan selain di kantor Kelurahan Bukit Duri, juga disiapkan Gedung PKK di RW 008 dan Mushala Al Hidayah di RW 012. Posko kesehatan juga direncanakan ada di lokasi pengungsian di kantor Kelurahan Bukit Duri dan Gedung PKK di RW 008.
Menurut Syarief, keberadaan posko kesehatan itu akan membantu para pengungsi mendapatkan pemeriksaan kesehatan. ”Bahkan untuk menekan persebaran Covid-19, akan ada kebijakan bagi pengungsi. Yaitu memisahkan warga lanjut usia dengan warga lainnya," jelasnya.
Kesiapan yang sama juga dipastikan Pelaksana Tugas Lurah Manggarai Istambul. Menurut Istambul, di wilayahnya ada tiga RW yang rawan banjir, yaitu di RW 001, RW 004, dan RW 010.
Lokasi pengungsian juga sudah disiapkan di tiga RW tersebut. Dengan pandemi masih berlangsung, jelas Istambul, di setiap lokasi pengungsian dibatasi jumlah pengungsi maksimal 50 orang.
”Kalau terjadi pengungsian, kapasitasnya kita kurangi maksimal 50 orang, tidak boleh lebih dari itu. Kapasitasnya tidak bisa kita maksimalkan 100 orang untuk mengurangi kerumunan," jelas Istambul.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Sejumlah ekskavator dioperasikan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI untuk mengeruk endapan lumpur di Waduk Ria Rio, Jakarta Timur, Senin (21/9/2020). Kegiatan gerebek lumpur tersebut merupakan salah satu upaya Pemprov DKI dalam mengantisipasi banjir di Jakarta. Waduk yang dibangun sekitar tahun 1960 tersebut berfungsi mengurangi genangan air dan mengendalikan banjir di daerah sekitarnya. Upaya pengerukan lumpur di waduk dan sungai-sungai di Jakarta dilakukan dengan mengerahkan hingga tiga kali lipat dari kapasitas biasanya.
Bahkan, pihaknya juga membuat skenario menyiapkan kantor Kelurahan Manggarai sebagai lokasi pengungsian warga yang memiliki anak balita atau anak-anak, serta untuk warga lanjut usia. Pemisahan itu untuk bisa menerapkan jaga jarak.
Dari koordinasi terakhir dengan BPBD DKI dan BNPB, jelas Istambul, selain penyiapan lokasi pengungsian juga persiapan pembangunan dapur umum dan posko kesehatan dilakukan. Sehingga begitu ada pengungsian semua sudah siap.
Istambul melanjutkan, selain persiapan lokasi, peringatan dini bagi warga menurutnya sudah dilakukan. Apabila hujan turun terus-menerus dengan aliran air yang deras dan ketinggian muka air di pintu air mendekati 90 cm, maka peringatan dini supaya warga mengungsi harus dilakukan, bersamaan dengan pihak kelurahan melaporkan ke BPBD dan BNPB.
”Namun saat ini belum ada pengungsian meski hujan turun terus-menerus dalam tiga hari ini. Kami terus memantau aliran kali dan ketinggian muka air,” jelasnya.
Menghadapi puncak musim hujan dan kemungkinan banjir, BPBD DKI Jakarta sudah menetapkan sejumlah lokasi di 267 kelurahan sebagai lokasi pengungsian banjir.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Endapan lumpur hitam yang dikeruk ekskavator Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI di Waduk Ria Rio, Jakarta Timur, Senin (21/9/2020). Kegiatan gerebek lumpur tersebut merupakan salah satu upaya Pemprov DKI dalam mengantisipasi banjir di Jakarta.
Sabdo Kurnianto, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, dalam briefing media, Kamis (28/1/2021), sudah menjelaskan, persiapan yang dilakukan di antaranya dengan memasang tanda dan arah lokasi pengungsian di 267 wilayah kelurahan di Jakarta. Di Jakarta Pusat, ada 183 bangunan berkapasitas 27.393 orang disiapkan sebagai lokasi pengungsian. Diperkirakan jumlah pengungsi sebanyak 9.593 orang.
Di Jakarta Barat, bangunan yang disiapkan sebagai lokasi pengungsian ada 414
bangunan berkapasitas 64.919 orang. Perkiraan jumlah pengungsi 10.637 orang.
Di Jakarta Selatan, ada 260 bangunan disiapkan sebagai lokasi pengungsian dengan kapasitas 18.175 orang. Perkiraan jumlah pengungsi 10.431 orang.
Di Jakarta Utara, 129 bangunan disiapkan sebagai lokasi pengungsian dengan kapasitas tampung 22.850 orang. Diperkirakan jumlah pengungsi 14.538 orang.
Sementara di Jakarta Timur ada 257 bangunan yang disiapkan sebagai lokasi pengungsian dengan kapasitas 39.599 orang. Perkiraan pengungsi 20.629 orang.