Mensos Antarkan 15 Bekas Pemulung Bekerja di Proyek Tol Waskita Karya
Bekas pemulung sebelumnya dibina di Balai Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial. Mereka terikat kontrak kerja satu tahun dengan PT Waskita Karya.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Menteri Sosial Tri Rismaharini mengantarkan 15 tunawisma untuk dipekerjakan sebagai pekerja proyek pembangunan jalan tol milik PT Waskita Karya. Mereka bakal dipekerjakan di tiga proyek pembangunan jalan tol di wilayah Bekasi dan DKI Jakarta.
Saat mengantarkan 15 tunawisma itu, Kamis (21/1/2021), di Kantor Proyek Jalan Tol Becakayu Seksi 2A Ujung di Jalan Mayor M Hasibuan, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, mantan Wali Kota Surabaya itu berpesan kepada para bekas pemulung itu untuk tertib bekerja. Kedisiplinan dan kemampuan beradaptasi merupakan kunci utama untuk lepas dari kebiasaan lama demi mendapat kesempatan dalam memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan layak.
”Jaga kepercayaan ini (diberikan pekerjaan), hanya itu saja. Kalau itu bisa dipegang, saya yakin suatu saat kalau teman-teman rajin, jujur, pasti akan diberikan kesempatan yang lebih baik lagi,” kata Risma.
Kami akan gunakan balai-balai untuk mereka bisa tinggal sebelum bisa mandiri. Ini akan kami lakukan di seluruh Indonesia, bukan hanya di Bekasi atau Jakarta.
Ia menambahkan, 15 tunawisma yang diantar mulai bekerja tersebut sudah menjalani pembinaan dari Kementerian Sosial di balai rehabilitasi sosial. Mereka juga akan diberi kesempatan untuk ke depannya dapat bekerja di berbagai proyek milik Waskita Karya di seluruh Indonesia.
”Sesuai rapat koordinasi dengan Bapak Presiden dan Wakil Presiden bahwa kami akan menggunakan balai-balai untuk sementara mereka bisa tinggal sebelum mereka bisa mandiri. Ini juga akan kami lakukan di seluruh Indonesia, jadi bukan hanya di Bekasi atau Jakarta,” katanya.
Upaya Kementerian Sosial memberdayakan para tunawisma dengan menampung mereka di berbagai balai di daerah bertujuan agar warga yang belum memiliki pekerjaan tak perlu berbondong-bondong mencari kerja ke DKI Jakarta. Mereka akan diberdayakan untuk memiliki keahlian agar dapat bekerja di daerah masing-masing.
”Sehingga beban Ibu Kota menjadi lebih ringan karena tidak dipadati oleh warga yang kami stop di ibu kota provinsi melalui balai-balai kami. Jadi, nanti mungkin ada di Makassar, Medan, Semarang yang bisa menampung warga di sekitar situ. Kemudian kami akan beri akses terutama ke mereka yang memang sangat membutuhkan,” ujar Risma.
Director of Operation II PT Waskita Karya Bambang Rianto mengatakan, bekas pemulung (tunawisma) binaan Kementerian Sosial (Kemensos) akan dipekerjakan mulai Kamis (21/1/2021). Mereka masih harus menjalani masa sosialisasi selama satu hari sebelum mulai bekerja pada Jumat (22/1/2021).
”Hari ini mereka sosialisasi, besok pagi mereka sudah mulai kerja. Mereka kami tempatkan di sekitar Jakarta dan Bekasi di tiga proyek pembangunan tol tersebut,” ujarnya.
Tiga proyek pembangunan jalan tol tersebut adalah Tol Becakayu di Bekasi, Tol Cibitung-Clincing, dan Tol Cimanggis-Cibitung. Mereka bekerja berdasarkan kontrak kerja selama satu tahun.
”Kontraknya per tahun dan akan diperpanjang kalau bagus. Mereka akan dievaluasi supaya bisa bekerja kembali di proyek berikutnya,” ujarnya.
PT Waskita Karya juga bakal memberikan upah kepada para tunawisma itu sesuai peraturan pengupahan yang berlaku. Upah tersebut di antaranya upah pekerja, upah tukang, dan upah tenaga harian.
Agus (43), salah satu bekas pemulung yang bekerja di proyek tol, sudah berada di Jakarta sejak 2002 sebelum dibawa ke balai rehabilitasi sosial. Selama ini ia bekerja serabutan sebagai pemulung, tukang parkir, pengupas bawang, hingga sebagai kuli bongkar muat barang di wilayah Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.
Ia kemudian difasilitasi oleh petugas pasar dan diantar ke balai rehabilitasi sosial sejak dua minggu lalu. ”Alhamdulillah, saya bisa menyenangkan keluarga. Saya senang dan berterima kasih kepada Ibu Risma,” ujarnya. Agus tak keberatan bekerja sebagai pekerja proyek. Sebab, ia dulu juga pernah bekerja sebagai buruh kasar di kampung halamannya di Garut, Jabar.