Mesin Pesawat Sriwijaya Air Masih Hidup sampai Membentur Air
Data dari ”flight data recorder” atau FDR menunjukkan mesin pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih dalam keadaan hidup sampai membentur air.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT telah mengunduh data dari flight data recorder atau FDR Sriwijaya Air SJ-182. Salah satunya menunjukkan bahwa mesin pesawat masih hidup sampai membentur air.
Tim pencarian dan penyelamatan menyerahkan FDR kepada KNKT pada Rabu (13/1/2021). Proses pengunduhan telah selesai dengan data yang terdiri dari 330 parameter dalam kondisi baik. ”Ada 330 parameter dan semua dalam kondisi baik. Saat ini parameter tengah dipelajari,” kata Ketua KNKT Soejanto Tjahjono dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (15/1/2021).
Salah satu temuan KNKT dari data FDR ialah kedua mesin pesawat masih hidup sampai membentur air. Temuan itu sekaligus mengonfirmasi data dari Automatic Dependent Surveillance-Broadcast atau ADS-B dan wreckage engine.
Sebelumnya, KNKT mengumpulkan data radar dari Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau Airnav Indonesia. Data merekam pesawat terbang pukul 14.36 WIB menuju arah barat laut.
Pada pukul 14.40 WIB, pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki. Lalu pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat ada pada ketinggian 250 kaki.
Data lapangan lainnya berasal dari KRI Rigel-933. Teknologi kapal menemukan sebaran wreckage atau reruntuhan memiliki besaran lebar 100 meter dan panjang 300-400 meter. Luas sebaran itu konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak meledak sebelum membentur air.
Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Capt Nurcahyo Utomo menyebutkan, ada proses khusus sebelum pengunduhan data. Salah satunya ialah membersihkan crash survivable memory unit atau CSMU dari kotoran dan sisa-sisa garam dari air laut.
KNKT masih menunggu ditemukannya cockpit voice recorder atau CVR untuk investigasi lebih lanjut. CVR berisi data penerbangan berupa rekaman komunikasi pilot dan kopilot serta suara yang ada di dalam kokpit pesawat.
Nantinya investigator akan mencocokkan hasil transkrip CVR beserta waktunya dengan temuan dari FDR. Pencocokan itu meliputi isi percakapan dan munculnya bunyi pada jam, menit, atau detik untuk dianalisis dan menemukan penyebab terjadinya kecelakaan pesawat.
Setelah proses analisis FDR dan CVR dicocokkan dan selesai, akan dibuat gambaran penerbangan sampai terjadinya kecelakaan. Gambaran penerbangan itu berupa animasi yang dibuat berdasarkan data dari FDR dan CVR.
Jumat ini pencarian dan penyelamatan di perairan Kepulauan Seribu memasuki hari ke-7. Tim penyelam dalam rekaman bawah laut menunjukkan masih banyak puing pesawat yang tersebar di dasar laut. Data terakhir hingga Kamis (14/1/2021) tercatat temuan 239 kantong jenazah berisi bagian tubuh korban, 40 kantong berisi serpihan pesawat, dan 33 potongan badan pesawat.